Friday, November 13, 2020

PARAGRAF EFEKTIF

 

PARAGRAF EFEKTIF

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

Bahasa mengenal beberapa  istilah dan satuan – satuannya, dalam ilmu bahasa dikenal dengan satuan yang bermakna. Satuan bahasa dimulai dari bunyi (fonem), kata (morfem), frasa, klausa dan kalimat, paragraf, dan wacana. Berdasarkan urutan tersebut, penulisan paragraf dan wacana merupakan urutan terakhir yang membentuk suatu pembicaraan dan tulisan yang kompleks sehingga menjadi satuan terbesar dari ilmu bahasa. Membuat sebuah tulisan memerlukan paragraf, kita mengenal paragraf yaitu tulisan yang menjorok kedalam. Dalam pembuatan paragraf memerlukan beberapa hal, karena harus terdapat kepaduan dan kesepadanan isi paragraf

 

1.2  Rumusan Masalah

Pada makalah ini kami dapat merumuskan masalah sebagai berikut :

1.      Apa  pengertian paragraf ?

2.      Apa saja syarat – syarat pembentukan paragraf ?

3.      Apa saja jenis – jenis paragraf ?

4.      Apa saja ciri – ciri sebuah paragraf ?

5.      Bagaimana cara pengembangan paragraf  ?

6.      Bagaimana pola pengembangan paragraf ?

 

1.3  Tujuan Penulisan

1.      Dapat mengetahui cara membuat paragraf dengan benar

2.      Mengetahui ciri, syarat, jenis, cara dan pola pengembangan paragraf 

  

1.4  Manfaat Penulisan

1.      Agar kita dapat lebih baik lagi dalam membuat paragraf

2.      Agar lebih mengetahui apa saja yang ada di dalam sebuah paragraf

3.      Agar menambah wawasan kita tentang pola pengembangan paragraf

BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

 

A.   Paragraf

Definisi paragraf yaitu bagian yang berasal dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat, yang isinya mengungkapkan satuan informasi/kalimat dengan pikiran utama sebagai pengendaliannya dan juga pikiran penjelas sebagai pendukungnya. Paragraf dapat terdiri dari satu kalimat/kumpulan kalimat, akan tetapi kalimat yang berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk suatu kalimat, dan dapat disebut juga dengan penuangan ide dari penulis melalui kalimat/kumpulan kalimat yang satu dengan yang lainnya, yang berkaitan dan juga memiliki satu tema. Paragraf juga dapat disebut sebagai karangan yang singkat.

Sebuah paragraf ( dalam Bahasa yunani paragraphos,”menulis disamping” atau tertulis disamping ) adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya kegaris baru. Terkadang baris pertama dimasukkan ; kadang – kadang dimasukkan tanpa memulai garis baru. [1]

B.     Syarat–syarat Pembentukan Paragraf

Suatu paragraf yang baik yang disebut juga paragraf efektif harus memenuhi 3 syarat , yakni  kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan.

1.      Kesatuan ( unity )

Satu paragraf hanya mengandung 1 pokok pikiran. Paragraph dikatakan memiliki kesatuan bila seluruh kalimat yang ‘membangun’ paragraph itu membicarakan hal yang sama, satu pokok pikiran. Bila dalam satu paragraf terdapat 2 atau lebih ide pokok , maka paragraph tersebut harus dijabarkan menjadi 2 atau lebih paragraf. Jadi paragraf memiliki kesatuan bila paragraf itu memiliki 1 pokok pikiran.

2.      Kepaduan ( kohesi )

Kalimat – kalimat yang membangun suatu paragraph harus padu, adanya kekompakan hubungan antar kalimat yang satu dengan yang lain. Beberapa penanda kebahasaan yang dapat digunakan untuk membangun paragraph, sebagai berikut:

1.      Penunjukan, yaitu penggunaan kata untuk menunjukan /mengacu atau suatu acuan yang sudah disebutkan. Misalnya : kata itu, tersebut, demikian, ini.

2.      Penggantian, yaitu penanda hubungan kalimat yang menggunakan kata lain yang sudah disebutkan sebelumnya. Misalnya: menggunakan kata ganti orang ( dia, mereka ), hal itu, begitu, begini, sana , sini, itulah .

3.      Pelesapan, yaitu melesapkan atau menghilangkan unsur suatu kalimat pada kalimat berikutnya karena kehadiran unsur itu dapat diperkirakan dan untuk penghematan atau efektifitas.[2]

4.      Perangkaian, yaitu penggunaan kata – kata kerangkai / transisi untuk menghubungkan antar kalimat dalam paragraf. 

C.   Ciri-ciri Paragraf

 

a)      Peletakan kata dalam kalimat pertama ke dalam sebanyak 5 spasi bagi jenis karangan yang biasa. Menggunakan pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat utama atau kalimat topik.

b)     Setiap paragraf menggunakan suatu kalimat topik dan selebihnya adalah sebuah kalimat pengembang yang memiliki fungsi untuk menjelaskan, mendeskripsikan, atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat utama.

c)      Menggunakan pikiran penjelas yang dituangkan dalam kalimat penjelas. Kalimat penjelas tersebut mempunyai isi tentang detail-detail dari kalimat utama. Paragraf bukanlah sekumpulan dari kalimat topik.

d)     Paragraf hanya berisikan satu kalimat topik dan terdapat beberapa kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas tersebut berisi tentang detail yang spesifik dan tidak mengulang pikiran penjelas yang lainnya[3].

D.   Jenis-jenis Paragraf

·         Paragraf Pembuka
Dalam sebuah karangan (kecuali karangan ilmiah). Paragraf pembuka umumnya ditulis untuk memancing rasa keingintahuan pembaca terhadap isi artikel secara keseluruhan.

·         Paragraf Isi (Paragraf Pengembang)
Paragraf ini berisi bagian-bagian pokok dalam suatu karangan.

·         Paragraf Penutup
Paragraf ini biasanya berisi kesimpulan, saran, harapan, ringkasan dan penekanan kembali hal-hal penting yang terdapat dalam setiap karangan.

·         Paragraf Penghubung
Paragraf ini fungsinya adalah untuk mengubungkan antara paragraf satu ke paragraf lainnya atau karangan satu ke karangan lainnya.[4]

1.  Berdasarkan Letak Gagasan Utama

a. Paragraf Deduktif

Paragraf Deduktif adalah paragraf yang memiliki gagasan pokok atau gagasan utama di awal paragraf. Selanjutnya diikuti dengan kalimat penjelas setelah kalimat utama di awal, paragraf ini menggunakan pola pengembangan umum – khusus.

Contoh 1:

Sepak bola adalah olah raga yang digemari oleh semua kalangan. Hal tersebut tentu benar adanya. Setiap ada kompetisi sepak bola dari tingkat manapun dapat dipastikan akan dipenuhi oleh banyak penonton. Baik dari kalangan anak-anak, remaja, ibu-ibu, dan lainnya. Banyak dari kalangan profesional, akademisi, politisi, dan dari latarbelakang apa saja telah memiliki komunitasnya sendiri dalam bermain sepak bola. Bahkan pertandingan sepak bola untuk ibu-ibu pun marak diselenggarakan dewasa ini. Di sekolah-sekolah pertandingan sepak bola antar kelas juga seringkali dilakukan. Hal ini tentu membuktikan bahwa olah raga ini menjadi kegemaran dari berbagai kalangan di masyarakat.

b. Paragraf Induktif

Paragraf induktif adalah paragraf yang gagasan utama atau gagasan pokoknya terletak dalam kalimat utama di akhir paragraf. kalimat-kalimat penjelas berada di awal sebelum kalimat utama. Paragraf ini berpola khusus – umum.

Contoh 2 :

Tak seperti dahulu sewaktu zaman para orang tua bersekolah yang sangat minim dalam membawa uang saku. Bahkan seringkali tak membawa uang untuk ke sekolah karena sebab kondisi orang tua dan memang aneka jajanan anak tak sebanyak saat ini. Dahulu hanya ada jajanan tradisional dan itu pun dapat dipastikan hampir di setiap rumah memilikinya. Sehingga jajanan dulu tak begitu menarik untuk dibeli. Berbeda halnya dengan saat ini, berbagai varian jajanan sekolah tersedia. Mulai dari yang digoreng, direbus, dipanggang, dan lainnya semua ada. Rasa dari jajanan tersebut juga gurih dan unik sehingga menarik minat anak-anak untuk terus jajan di sekolah. Dampak buruknya anak menjadi semakin kuat jajan dan tidak menyukai makanan yang ada di rumah. Satu hal lagi yang teramat penting. Aneka makanan jajanan anak di sekolah hampir semuanya tidak baik untuk kesehatan dan tak layak konsumsi. Perlu adanya kewaspaan bagi para orang tua tentang kegemarana anak yang terlalu berlebih atas jajanan di sekolah.

c. Paragraf Campuran

Paragraf campuran adalah paragraf yang memiliki dua gagasan utama yakni di awal paragraf dan juga di akhir paragraf. kalimat utama di awal menyampaikan inti permasalahan selanjutnya dijelaskan oleh kalimat-kalimat penjelas dan terakhir ditekankan kembali oleh kalimat utama di akhir paragraf

Contoh 3 :

Pelestarian lingkungan hidup adalah suatu keterbutuhan yang tak lagi bisa ditunda dan menjadi tanggung jawab kita bersama. Setiap warga negara berkewajiban untuk menjaga, merawat, dan melestarikan lingkungan hidup di sekitar kita. Lingkungan hidup adalah hal-hal yang bersinggungan dan sangat erat kaitannya baik secara langsung maupun tidak dalam hidup kita. Jika lingkungan rusak tentu akan berdampak buruk pada kehidupan kita dan sebaliknya. Maka dari itu penting bagi kita untuk senantiasa menjaganya untuk kehidupan masa depan yang lebih baik.

2.  Berdasarkan Sifat dan Isinya

a. Paragraf Narasi

Paragraf Narasi adalah paragraf yang di dalamnya menceritakan runut kejadian secara kronologis berdasarkan keterangan waktu yang jelas.

Contoh 4:

Pagi-pagi sekali aku sudah bergulat dengan laptop dan sejumlah buku referensi kuliah lainnya. Aku bergegas menyelesaikan tuga-tugas kuliahku yang akan dikumpulkan pada dosen pukul 08.00 wib. Semenjak subuh aku telah bergulat dengan ini semua. Perasaan lelah dan penat tak kurasa lagi.

b. Paragraf Eksposisi

Paragraf eksposisi adalah suatu paragraf yang di dalamnya memaparkan tentang suatu hal secara rinci dan sejelas-jelasnya.

Contoh 5:

“Acara bakti sosial yang diselenggarakan oleh sejumlah aktivis sosial dan mahasiswa ini diselenggarakan di kampung kami. Mereka membagi-bagikan secara gratis buku-buku pelajaran sekolah, buku tulis, alat tulis, dan juga tas sekolah kepada anak-anak.”

c. Paragraf Deskripsi

Paragraf Deskripsi adalah jenis paragraf yang di dalamnya menggambarkan tentang keadaan suatu objek sedetai-detailnya. Paragraf ini pada redaksinya seolah mengajak pembaca untuk mengimajinasikan tentang suatu objek yang sedang dibahas pada paragraf.

Contoh 6:

“Pemandangan dari atas gunung dempo sungguh menakjubkan. Terlihat dari atas hamparan petak sawah bak permadani hijau memanjang. Aliran sungai terlingat seperti saluran air yang kecil sekali. Para petani terlihat seperti semut-semut kecil yang sedang berbaris.”

d. Paragraf Argumentasi

Paragraf Argumentasi adalah paragraf yang menjelaskan berkenaan dengan suatu permasalahan tertentu dengan menyajikan data-data yang otentik untuk mempertahankan pendapat penulis.

Contoh 7:

“Al Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang memilik kotentikan yang luar biasa terhadap segala sesuatu yang terjadi di dunia ini. Beberapa hal mengenai peryataan tersebut telah terbukti kebenarannya. Sebagai contoh ditemukannya jasad Firaun yang dahulu pernah mengejar Nabi Musa disebutkan dalam Al Quran sejak 1400 tahun yang lalu. Belum lagi fakta-fakta ilmiah yang telah dibuktikan oleh para ilmuan masa sekarang, sebelumnya telah dikabarkan oleh Al Quran.”

e. Paragraf Persuasi

Paragraf persuasi adalah paragraf yang bersifat mempengaruhi pembaca agar mempercayai dan mengikuti apa yang menjadi inti permasalahan dari paragraf tersebut.

Contoh 8:

Jika anda ingin lulus dan sukses dalam menempuh ujian Nasional maka perlu untuk memilih dan memilah hal-hal yang menjadi prioritas. Misalnya kurangi bermain dan fokuslah dalam belajar. Ikuti pelajaran tambahan di lembaga yang anda percaya dan aktiflah bertanya kepada guru maupun teman anda. Berusahalah dengan maksimal karena usaha yang keras tak akan pernah menghianati hasilnya

3.     Berdasarkan pola pengembangannya

1.     Perbandingan dan Pertentangan

Perbandingan adalah upaya mengamati persamaan yang dimiliki oleh dua benda atau lebih, sedangkan pertentangan lebih banyak menonjolkan perbedaan yang ada pada dua benda atau lebih.

Contoh :

Pemerintah telah menyediakan gas epigi 3 kg dan 12 kg. Sama halnya dengan minyak tanah, gas elpigi juga dapat digunakan untuk kegunaan rumah tangga dengan harga yang murah. Pemerintah memandang perlu untuk mengonversikan keterbutuhan minyak tanah ke gas elpigi karena produksi minyak tanah saat ini sangat mahal. Disamping itu, penggunaan gas elpigi dianggap lebih praktis dan ekonomis.

2.      Analogi

Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan.

Contoh :

Dalam hal belajar manusia perlu mencontoh ilmu padi. Semakin berisi maka ia akan semakin merunduk. Begitulah seharusnya, semakin kita berilmu hendaknya diikuti dengan kerendahan hati. Tidak sepatutnya manusia sombong atas kepintaran yang dimilikinya. Ilmu yang sebenarnya pada hakikatnya ialah ilmu yang dapat berguna bagi banyak orang. Kecerdasan yang sebenarnya adalah ketika kecerdasan itu dapat memberikan manfaat bagi orang lain.

3.      Paragraf Contoh

Sebuah gagasan dalam paragraf menjadi terang benderang ketika diperkuat dengan beberapa contoh atau ilustrasi. Contoh dapat diuraikan dalam bentuk narasi atau deskripsi.

Contoh :

Sudah sepuluh hari setelah bantuan terakhir datang. Warga konban banjir di pinggiran kali Code membutuhkan bahan makanan dan pakaian. Mereka bertahan hidup dengan mengandalkan daun-daunan yang direbus, jika beruntung mereka makan dengan umbi-umbian dan ikan hasil tangkapan sungai. Pakaian mereka hanya sebatas yang mereka pakai saat ini. Banyak diantara mereka yang menderita penyaki kulit karena tidak pernah mencuci dan mengganti pakaian.

4.       Pola Klausalitas

Dalam pola ini sebab bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai rincian pengembangannya. Namun demikian, susunan tersebut biasanya juga terbalik. Akibat dapat berperan sebagai gagasan utama, sedangkan sebab menjadi rincian pengembangannya.

5.       Pola Sebab–Akibat

Paragraf yang mengungkapkan fakta yang menjadi sebab dan diikuti oleh kesimpulan yang menjadi akibat

Contoh :

Batu akik saat ini sedang menjadi primadona. Bukan hanya dikalangan bapak-bapak saja, bahkan ibu-ibu dan anak-anak pun juga menyukai batu permata ini. Tak heran harga batu akik untuk jenis tertentu sangat mahal dan pedagang batu akik mendapatkan untung yang tinggi.

6.       Pola Akibat-Sebab

Paragraf yang berisi fakta yang menjadi akibat , kemudian dari fakta tersebut dicari sebabnya.

Contoh :

Banyak pedagang batu akik yang meraup keuntungan yang luar biasa. Hal ini dikarenakan kepopuleran batu akik setahun terakhir ini. Batu akik saat ini sedang menjadi primadona. Bukan hanya dikalangan orang tua saja, bahkan ibu-ibu dan anak-anak pun juga menyukai batu permata ini.

7.       Generalisasi

Generalisasi adalah menarik kesimpulan dengan cara penalaran secara umum berdasarkan referensi data, atau peristiwa khusus secara representatif.

a. Umum-Khusus

Contoh :

Dalam melakukan sesuatu hal butuh perencanaan yang matang. Seperti menulis agenda pada buku catatan kecil. Selanjutnya membuat daftar agenda dari yang paling mendesak untuk dilakukan. Berikutnya memulai dari yang paling mudah ke agenda yang tersulit. Konsisiten terhadap agenda yang dibuat. Insya Allah agenda yang sudah terencana dapat dilakukan dengan baik.

b. Khusus-Umum

Contoh :

Ikan cupang terkenal dengan kegesitannya dalam bertarung dan bentuknya yang mungil dan indah. Ikan Lohan terkenal dengan motif menyerupai huruf mandari di tubuhnya. Ikan Mas KJoki identik dengan corak keemasannya yang indah. Memelihara ikan hias sungguh merupakan keasyikan tersendiri bagi para pencintanya.

8.      Klasifikasi

Klasifikasi adalah usaha mengelompokkan berbagai hal yang dianggap memiliki kesamaan ke dalam satu kategori. Dengan demikian hubungan di antara berbagai hal itu menjadi satu kesatuan yang utuh.

Contoh :

Fi’il (kata kerja) dalam bahasa arab terbagi menjadi tiga. Yakni fi’il madhi (lampau), fi’il mudharek (sekarang dan yang akan datang), dan fi’il amar (kata kerja perintah). Masing-masing kata kerja dari ketiganya memiliki bentuk dasar yang sama dan akan berubah mengikuti kaidah yang berlaku dalam bahasa arab.[5]

E.    Cara Pengembangan Paragraf

Paragraf harus di uraikan dan dikembangkan oleh para penulis atau pengarang dengan model pengembangan yang variatif. Berikut ini setiap model pengembangan paragraf itu akan dipaparkan maksudnya :

1.      Pola Pengembangan Ruang dan Waktu

Pola ini biasanya digunakan untuk menggambarkan suatu kejadian / peristiwa atau cara membuat sesutau, selangkah demi selangkah digambarkan menurut perurutan ruang dan waktu.

 

2.      Pola Pengembangan Sebab-Akibat

Pola ini biasanya digunakan dalam karangan – karangan ilmiah untuk mengemukakan alasan tertentu berikut justifikasinya, menerangkan alasan terjadinya sesuatu, menjelaskan suatu proses yang berpautan dengan sebab dan akibat dan terjadinya hal – hal tertentu.

 

3.      Pola Pengembangan Susunan Pembanding

Pola pengembangan ini digunakan untuk memperbandingkan 2 hal atau 2 perkara , bahkan bias juga lebih, yang di satu sisi memiliki kesamaan sedangkan pada sisi yang lain mengandung perbedaan.

 

4.      Pola Pengembangan Ibarat

Pola ini digunakan untuk menjelaskan sesuatu hal yang memiliki keserupaan atau kemiripan akan hal tertentu.di dalam jenis paragraph ini orang sering menggunakan bentuk – bentuk peribaratan, personifikasi, metafora, dan lain – lain.

5.      Pola Pengembangan Susunan daftar

Pola ini lazimnya digunakan dalam karya – karya ilmiah dan keteknikan yang sering kali harus mengemukakan informasi dalam bentuk – bentuk daftar, table, grafik, dan semacamnya.[6]

 F. Pola Pengembangan Paragraf

1.    Pola Pengembangan Susunan Contoh

Dalam susunan paragraf ini, kalimat rinciannya lazim menggunakan contoh – contoh tentang apa yang dimaksudkan dalam kalimat topik atau kalimat utama.

2.      Pola Pengembangan Susunan Bergambar

Gambar atau ilustrasi tertentu dimaksudkan untuk memperjelas apa yang telah atau akan dituliskan di dalam sebuah paragraf. [7]

BAB IV

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari  makalah ini adalah terdapat pengertian paragraf yaitu bagian yang berasal dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat, yang isinya mengungkapkan satuan informasi/kalimat dengan pikiran utama sebagai pengendaliannya dan juga pikiran penjelas sebagai pendukungnya. Ciri-ciri paragraf adalah peletakan kata dalam kalimat pertama ke dalam sebanyak 5 spasi bagi jenis karangan yang biasa. Menggunakan pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat utama atau kalimat topik, dan setiap paragraf menggunakan suatu kalimat topik dan selebihnya adalah sebuah kalimat pengembang yang memiliki fungsi untuk menjelaskan, mendeskripsikan, atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat utama serta lain sebagainya. Kemudian terdapat  syarat-syarat pembentukan paragraf yaitu kesatuan ( Unity ) dan kepaduan ( Kohesi ). Selanjutnya terdapat jenis – jenis paragraf, cara pengembangan paragraf dan pola pengembangan paragraf.

3.2  Saran

 

Dalam membuat makalah ini masih banyak kekeliruan dan kekurangannya terutama dalam pengetikan dan isi materi . Maka dari itu harus lebih teliti dalam beberapa hal :

1.              Lebih teliti dalam memilih materi yang ingin dibuat

2.              Lebih berhati-hati dalam pengetikan makalah

Penulis menyarankan agar para pembaca dapat membuat paragraf lebih baik lagi dengan memperhatikan berbagai aspek dalam paragraf yang sudah di paparkan di atas . Sedikit pesan dari kami dalam pembuatan paragraf harus lebih menekankan pada syarat pembentukan paragraf karena di dalamnya sudah terdapat unsur-unsur membuat paragraf dengan baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?q=membuat+paragraf+dengan+benar&oq=membuat+paragraf+dengan+benar&aqs=chrome..69i57j0l5.16026j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8 diakses pada tanggal 01 November 2019

https://ruangseni.com/syarat-3-contoh-paragraf-yang-baik-dan-benar/ diakses pada tanggal 01 november 2019

https://bahasa.foresteract.com/paragraf/ diakses pada tanggal 01 November 2019

https://www.gurupendidikan.co.id/paragraf/ diakses pada tanggal 01 November 2019

Bahtiar, Ahmad, M.Hum dkk. Memaknai Bahasa Indonesia dengan Baik dan Benar. Bogor: IN MEDIA, 2019.

Dra. Mulyati, Mpd. Terampil Berbahasa Indonesia. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP, 2015.

Fitriani, Yuanita, Anbiya, Fatya Permata. EYD dan Kaidah Bahasa Indonesia. Jakarta Selatan: Transmedia ,2015.

Dr. Hikmat, Ade, M.Pd dan Dr. Solihati, Nani, M.Pd. Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Grasindo, 2013.

Wijayanti, Sri Hapsari dkk. Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah. Jakarta: PT RajaGrafindo, 2013.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



[1] Wijayanti, Sri Hapsari dkk. Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah. Hal. 105

[4] Bahtiar, Ahmad, M.Hum dkk. Memaknai Bahasa Indonesia dengan Baik dan Benar. Hal. 94

[5] Fitriani, Yuanita, Anbiya, Fatya Permata. EYD dan Kaidah Bahasa Indonesia. Hal. 262-268

[6] Bahtiar, Ahmad, M.Hum dkk. Memaknai Bahasa Indonesia dengan Baik dan Benar. Hal.95

[7] Bahtiar, Ahmad, M.Hum dkk. Memaknai Bahasa Indonesia dengan Baik dan Benar. Hal 96

No comments:

Post a Comment