Model Pembelajaran Mobile Learning(M-Learning)
Abstract
(Times New Roman 12, Bold, spasi 1, spacing before 6 pt, after 6 pt)
An abstract is
a brief description of the problem and research objectives, methods used, and
the results of research. Abstracts are written in Indonesian and English and
typed single-spaced with a narrower margin of right and left margins of the
main text (0,5 cm). Abstracts count 100-150 words. Keywords are included to
describe the realm of the issues, and the terms underlying the conduct of
research. Key words can be either single words or combinations of words. The
number of key words is 3-5 words. The key words are required for
computerization. Research and abstract title search are made easy with
these key words.
(Abstracts are written in Times New Roman 12, 1-spaced)
Keywords: content, formatting, article.
Abstrak
(Times
New Roman 12, Bold, spasi 1, spacing before 6 pt, after 10 pt)
Abstrak merupakan uraian singkat mengenai masalah dan tujuan
penelitian, metode yang digunakan, dan hasil penelitian. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris. Pengetikan abstrak dilakukan dengan spasi tunggal dengan margin
yang lebih sempit dari margin kanan dan kiri teks utama (0,5 cm). Abstrak
terdiri dari 100-150 kata. Kata kunci dicantumkan untuk menggambarkan ranah
masalah yang diteliti dan istilah-istilah pokok yang mendasari pelaksanaan
penelitian. Kata-kata kunci dapat berupa kata tunggal atau gabungan kata.
Jumlah kata-kata kunci 3-5 kata.
Kata-kata kunci ini diperlukan untuk komputerisasi. Pencarian judul
penelitian dan abstraknya dipermudah dengan kata-kata kunci tersebut. (Abstrak
ditulis dengan huruf Times New Roman 12, spasi 1)
Kata Kunci: abstrak, bahasa Indonesia, kata kunci
Pendahuluan (Introduction)
Latar belakang
Pada
masa ini kemajuan teknologi berkembang dengan begitu pesat, begitu banyak
tantangan dan tuntutan yang memengaruhi segala aspek di bidang kehidupan, baik
di bidang ekonomi, sosial, budaya, politik, juga di bidang pendidikan,
teknologi yang kian pesat maju, harus diiringi dengan SDM yang unggul dan mutu
pendidikan yang baik , untuk mencapai kemajuan ini, tentunya perlu diadakan
inovasi – inovasi positif di bidang pendidikan, tentunya beberapa negara maju
telah menerapkan inovasi di dalam bidang pendidikannya dalam hal ini kita akan
membahas mengenai M-Learning, yaitu suatu teknologi yang dikembangkan negara –
negara maju berbasis kan mobile teknologi, demi mencapai kefektivitasan dan
juga keefisienan suatu proses pembelajaran, beberapa aktivitas pembelajaran
dapat di selenggarakan secara non konvensional dalam m-learning ini, sehingga
teknologi ini diharapkan dapat menciptakan sumber daya manusia yang memiliki
nilai lebih, yang mampu bersaing di era globalisasi saat ini.
Metode Penelitian/Metode Kajian (Research Methode)
Penulis menggunakan metode kajian pustaka yakni dengan melakukan penelitian
dengan mencari pola-pola masalah dalam karya pustaka berupa buku, skripsi,
jurnal dan berita. Memperkaya dengan perumusan teori dari para ahli dalam
memandang permasalahan dapat menjadikan lebih lebih kaya dalam pembahasan dalam
memecahkan permasalahan tersebut.
Hasil dan Pembahasan (Finding Research)
A.
Pengertian Istilah M-Learning
Mobile learning didefinisikan oleh Clark Quinn [Quinn
2000] sebagai : The intersection of mobile computing and
e-learning: accessible resources wherever you are, strong search capabilities,
rich interaction, powerful support for effective learning, and
performance-based assessment. ELearning independent of location in time or
space. Berdasarkan definisi tersebut maka mobile learning merupakan
model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pada
konsep pembelajaran tersebut mobile learning membawa manfaat ketersediaan
materi ajar yang dapat di akses setiap saat dan visualisasi materi yang
menarik.
Istilah mobile learning
(m-Learning) mengacu kepada penggunaan perangkat/divais teknologi informasi
(TI) genggam dan bergerak, seperti PDA, telepon genggam, Laptop dan tablet PC,
dalam pengajaran dan pembelajaran. Mobile Learning (m-Learning)
merupakan bagian dari electronic learning (e-Learning) sehingga, dengan
sendirinya, juga merupakan bagian dari distance learning (d-Learning).
Beberapa
kemampuan penting yang harus disediakan oleh perangkat pembelajaran m-Learning
adalah adanya kemampuan untuk terkoneksi ke peralatan lain (terutama komputer),
kemampuan menyajikan informasi pembelajaran dan kemampuan untuk merealisasikan
komunikasi bilateral antara pengajar dan pembelajar. M-Learning adalah pembelajaran yang unik karena pembelajar dapat mengakses
materi pembelajaran, arahan dan aplikasi yang berkaitan dengan pembelajaran,
kapan-pun dan dimana-pun. Hal ini akan meningkatkan perhatian pada materi
pembelajaran, membuat pembelajaran menjadi pervasif, dan dapat mendorong
motivasi pembelajar kepada pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning).
Selain itu, dibandingkan pembelajaran konvensional, m-Learning memungkinkan
adanya lebih banyak kesempatan untuk kolaborasi secara ad hoc dan berinteraksi
secara informal diantara pembelajar.
Model pembelajaran ini
muncul untuk merespon perkembangan dunia teknologi informasi dan komunikasi,
khususnya teknologi informasi dan komunikasi bergerak, yang sangat pesat
belakangan ini. Selain itu tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini, divais
komunikasi bergerak adalah salah satu perangkat yang lekat dengan kehidupan
sehari-hari aktor pembelajaran seperti pengajar dan siswa. Aplikasi mobile
lerning saat ini masih berada dalam tahap pengembangan dan dikaji oleh para
pakar.
B. Penerapan mobile learning
Penerapan mobile learning memang sangat cocok untuk
pembelajaran, namun ada juga materi ajar yang tidak cocok mengadopsi konsep
mobile learning antara lain : materi yang bersifat ”hands on”, keterampilan
sebagai mana dokter gigi, seni musik khususnya mencipta lagu, interview skills,
team work seperti marketing maupun materi yang membutuhkan pengungkapan
ekspresi seperti tarian. Mempertimbangkan hal hal tersebut diatas maka
penerapan mobile learning lebih baik pada jenjang pendidikan tinggi.
Konsep Dasar Pembelajaran Mobile
Learning
Mobile
Learning merupakan model pembelajaran yang dilakukan antar tempat atau lingkungan
dengan menggunakan teknologi yang mudah dibawa pada saat pembelajar berada
pada kondisi mobile/ponsel. Dengan berbagai potensi dan kelebihan yang dimilikinya,
Mobile Learning diharapkan akan dapat menjadi sumber belajar
alternatif yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses dan
hasil belajar peserta didik diIndonesia di masa datang. Program mobile learning
yang dimaksud dalam tulisan ini adalah program media pembelajaran berbasis
ponsel/HP/mobile yang terdapat pada situsm-edukasi.net. Penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi di dalam dunia pendidikan terus berkembang dalam
berbagai strategi dan pola, yang pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam
sistem e-Learning sebagai bentuk pembelajaran yang memanfaatkan perangkat elektronik
dan media digital, maupun mobile learning (m-learning) sebagai
bentuk pembelajaran yang khusus memanfaatkan perangkat dan teknologi
komunikasi bergerak. Tingkat penetrasi perangkat bergerak yang sangat tinggi,
tingkat penggunaan yang relatif mudah, dan harga perangkat yang semakin
terjangkau, dibanding perangkat komputer personal, merupakan faktor
pendorong yang semakin memperluas kesempatan penggunaan atau penerapan
mobile learning sebagai sebuah kecenderungan baru dalam belajar, yang
membentuk paradigma pembelajaran yang dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun.
Konsep mobile learning
pada jenjang Pendidikan Tinggi yang diusulkan adalah sebagai berikut:
- konsep mobile
learning di fokuskan untuk menyediakan kelas pembelajaran maya
yang memungkinkan interaksi antara guru dan siswa. Interaksi meliputi
penyediaan materi ajar, ruang diskusi, penyampaian tugas dan pengumuman
penilaian.
- Teknologi yang
diadopsi sebaiknya efektif secara pedagogi dan dinilai sebagai sebuah
sebuahpembaharuan. Selain itu teknologi yang dipilih sebaiknya mudah di
akes dan tersedia dengan distrubusi yang merata di lingkungan siswa
maupun guru.
Guru diharapkan
memiliki kemauan untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Kemauan
untuk menerima teknologi informasi dan komunikasi menjadi pintu awal yang
mempengaruhi faktor kesiapan lain yaitu ICT literacy. Kemauan
menerima teknologi akan mempengaruhi terhadap kemauan untuk menggunakan dan
mempelajari teknologi informasi dan komunikasi untuk diterapkan dalam proses
belajar mengajar. ICT literacy merupakan kemampuan teknis dan
kognitif yang dimiliki guru untuk menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi dalam proses belajar mengajar.
Siswa berperan sama
pentingnya dengan guru dalam proses pembelajaran. Kemauan siswa untuk menerima
teknologi juga merupakan dimensi kesiapan yang perlu diukur. Sedangkan dimensi
kemampuan meliputi ICT literacy, media akses, dan daya beli siswa
dalam mengakses materi pembelajaran. ICT literacy terkait dengan kemampuan
teknis dan kognitif siswa dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.
Keunggulan dan
kekurangan mobile learning.
Mobile leraning
memiliki kenggulan dan kekurangan, diantaranya :
a. Kenggulan mobile
leraning
Perkembangan teknologi
telah menciptakan pengembangan berbagai terobosan dalam pembelajaran. Di tengah
perkembangann ini learner (pembelajar) bersinggungan dengan perangkat-perangkat
teknologi komunikasi bergerak dan teknologi internet telah menjadi gelombang
kecenderungan baru yang memungkinkan pembelajaran secara mobile atau lebih
dikenal sebagai mobile learning (m-learning) memanfaatkan divais bergerak, khususnya
telepon genggam. Kombinasi teknologi telekomunikasi dan internet memungkinkan
pengembangan sistem mobile learning atau m-learning yang pada sisi klien
memanfaatkan divais begerak, berinteraksi dengan sisi server, yaitu web server.
Meskipun saat ini m-learning masih berada pada tahap awal pengembangan serta
relatif belum begitu mapan, namun, m-learning diperkirakan akan menjadi cukup
pesat dalam jangka waktu dekat.
Hal ini didukung oleh
beberapa faktor :
- Sarana makin banyak, murah dan canggih.
- Perkembangan tekhnologi wireless / seluler ( 2G, 2.5G, 3G, 3.5G ).
- Tuntutan kebutuhan.
Sebuah penelitian juga
menunjukan bahwa pembelajar cukup nyaman menatap tampilan layar perangkat yang
relatif kecil dalam waktu dibawah 5 menit.
Beberapa kelebihan m-Learning
dibandingkan dengan pembelajaran lain adalah:
- Dapat digunakan
dimana-pun pada waktu kapan-pun,
- Kebanyakan divais
bergerak memiliki harga yang relatif lebih murah disbanding harga PC
desktop,
- Ukuran perangkat
yang kecil dan ringan daripada PC desktop,
- Diperkirakan dapat
mengikutsertakan lebih banyak pembelajar karena m-Learning memanfaatkan
teknologi yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Kekurangan mobile
learning
Mobile learning
merupakan salah satu alternatif yang potensial untuk memperluas akses
pendidikan. Namun, belum banyak informasi mengenai pemanfaatan divais bergerak,
khususnya telepon seluler, sebagai media pembelajaran. Hal ini patut
disayangkan mengingat tingkat kepemilikan dan tingkat pemakaian yang sudah
cukup tinggi ini kurang dimanfaatkan untuk diarahkan bagi pendidikan.
Selain itu, saat ini
masih sangat sedikit upaya pengembangan konten-konten pembelajaran berbasis
divais bergerak yang dapat diakses secara luas. Kebanyakan konten yang beredar
di pasaran masih didominasi konten hiburan yang memiliki aspek pendidikan yang
kurang serta kebanyakan adalah hasil produksi dari luar negeri yang memiliki
latar budaya yang berbeda dengan negera kita. Kenyataan ini memunculkan
kebutuhan akan adanya pengembangan-pengembangan konten/aplikasi berbasis divais
bergerak yang lebih banyak, beragam, murah dan mudah diakses.
Faktor yang menjadi
keterbatasan pemanfaatan m-learning banyak terkait dengan keterbatasan pada
divais. Saat ini kebanyakan divais bergerak memiliki keterbatasan layar
tampilan, kapasitas penyimpan dan keterbatasan daya. m-learning juga memiliki
lingkungan pembelajaran yang agak berbeda dengan e-learning atau pembelajaran
konvensional. Dalam m-learning pembelajar lebih banyak memanfaatkan m-learning
pada waktu luang (spare time) atau waktu idle (idle time)
sehingga waktu untuk mengakses belajar juga terbatas.
Meski memiliki beberapa
kelebihan, m-Learning tidak akan sepenuhnya menggantikan e-learning
tradisional. Hal ini dikarenakan m-Learning memiliki keterbatasan-keterbatasan
terutama dari sisi perangkat/media belajarnya.
Keterbatasan perangkat
bergerak antara lain sebagai berikut.
- Kemampuan prosesor
- Kapasitas memori
- Layar tampilan
- Perangkat I/O
Kekurangan m-Learning
sendiri sebenarnya lambat laun akan dapat teratasi khususnya dengan
perkembangan teknologi yang semakin maju. Kecepatan prosesor pada divais
semakin lama semakin baik, sedangkan kapasitas memori, terutama memori
eksternal, saat ini semakin besar dan murah. Layar tampilan yang relatif kecil akan
dapat teratasi dengan adanya kemampuan device untuk menampilkan tampilan
keluaran ke TV maupun ke proyektor.
Masalah media
input/output yang terbatas (hanya terdiri beberapa tombol) akan teratasi dengan
adanya teknologi layar sentuh (touchscreen) maupun virtual keyboard.
C. Jenis Konten
Konten pembelajaran dalam m-Learning memiliki
jenis bermacam-macam. Konten sangat terkait dengan kemampuan divais untuk
menampilkan atau menjalankannya. Keragaman jenis konten ini mengharuskan
pengembang untuk membuat konten-konten yang tepat dan sesuai dengan
karakteristik device maupun pengguna.
1.Teks
Kebanyakan divais saat
ini telah mendukung penggunaan teks. Hampir semua telepon seluler yang beredar
saat ini telah mendukung penggunaan SMS. Kebutuhan memori yang relatif kecil
memuat konten berbasis teks lebih mudah diimplementasikan. Namun, keterbatasan
jumlah karakter yang dapat ditampilkan harus menjadi pertimbangan dalam
menampilkan konten pembelajaran sehingga perlu strategi khusus agar konten
pembelajaran dapat disampaikan secara tepat dan efektif meskipun dengan
keterbatasan ini. Salah satu contoh aplikasi pembelajaran berbasis teks/SMS
adalah StudyTXT yang dikembangkan di salah satu Universitas di Selandia baru.
2.Gambar
Divais bergerak yang
ada sekarang telah banyak mendukung pemakaian gambar. Kualitas gambar yang
dapat ditampilkan dapat beragam dari tipe monokrom sampai gambar berwarna
berkualitas tinggi tergantung kemampuan divais. File gambar yang didukung oleh
divais umumnya bertipe PNG, GIF, JPG. Penggunaan gambar sebagai konten
pembelajaran biasanya digabungkan dengan konten lain, misalnya teks.
3.Audio
Banyak perangkat
bergerak saat ini telah mendukung penggunaan audio. Beberapa tipe file yang
biasanya digunakan di lingkungan divais bergerak antara lain rm, mp3, amr dan
lain-lain. Oleh karena file audio biasanya memiliki ukuran yang cukup besar,
menyebabkan file audio tersebut harus diolah terlebih dahulu sehingga dapat
digunakan di lingkungan divais bergerak yang memiliki kapasitas memori yang
relatif kecil.
4.Video
Meski dalam kualitas
dan ukuran yang terbatas, beberapa tipe divais bergerak telah mampu memainkan
file video. Format file yang didukung oleh divais bergerak antara lain adalah
3gp, MPEG, MP4, dan lain-lain. Sama seperti file audio, kebanyakan file video
memiliki ukuran yang cukup besar sehingga harus dikonversi dan disesuaikan
dengan keterbatasan divais.
5.Aplikasi Perangkat
Lunak
Konten yang cukup
menarik adalah aplikasi perangkat lunak yang dipasang pada divais. Perangkat
lunak dapat dikostumisasi sesuai kebutuhan sehingga akan lebih mudah dan
intuitif untuk digunakan. Aplikasi perangkat lunak ini juga mampu menggabungkan
konten-konten lain seperti teks, audio dan video sehingga menjadi lebih
interaktif. Jenis aplikasi yang saat ini banyak digunakan antara lain aplikasi
berbasis WAP/WML, aplikasi Java, aplikasi Symbian, dan lain-lain.
D. Potensi M-Learning
M-Learning akan cukup
tepat jika diterapkan di lingkungan dimana computer aided learning tidak
tersedia. Hal ini dikarenakan pengguna yang telah terbiasa dengan penggunaan PC
sebagai media belajarnya, ternyata lebih suka tetap memakai PC, sedangkan
mereka yang tidak familiar dengan PC merasa penggunaan divais bergerak lebih
atraktif dan lebih dapat diterima. Sistem yang optimal adalah menggabungkan
m-Learning dengan e-Learning, dimana ada alternatif proses pembelajaran
dilakukan dengan perangkat komputer dan/atau divais bergerak atau digabungkan
dengan sistem tradisional.
Hal lain yang perlu
diperhatikan dalam pengembangan m-Learning adalah bahwa tidak semua konten
pembelajaran konvensional maupun konten pembelajaran e-Learning akan dapat
ditransformasikan ke dalam konten m-Learning.
Pengembangan
pembelajaran mobile learning merupakan wacana baru yang masih perlu
dieksplorasi dan dikaji lebih jauh sehingga nantinya dapat dihasilkan model
pembelajaran berbasis mobile yang efektif, murah dan terjangkau.
Kesimpulan
Pengembangan
e-learning di institusi pendidikan melibatkan banyak faktor dalam organisasi,
yaitu infrastruktur teknologi, sumber daya manusia, dan lingkungan yang
mencakup kepemimpinan dan kultur. Model Mobile Learning merupakan manifestasi
dari kesiapan seluruh komponen organisasi untuk mengadopsi e-learning.
Model Mobile
Learning tidak hanya untuk mengukur tingkat kesiapan institusi untuk
mengimplemantasikan e-learning. Tetapi yang lebih penting adalah dapat
mengungkap faktor atau area yang masih lemah dan memerlukan perbaikan dan area
yang sudah dianggap berhasil atau kuat dalam mendukung implementasi e-learning.
Model Mobile Learning pada tahap analisis digunakan untuk menyusun materi kebutuhan yang menjadi base line untuk tahap desain, pengembangan, dan implementasi. Pada tahap evaluasi, model Mobile Learning digunakan untuk mengukur keberhasilan dan menentukan prestasi untuk proses perbaikan pada periode berikutnya.
Daftar Pustaka (Bibliography)
http://fennyfenhesia.blogspot.co.id/2012/11/makalah-m-learning.html
No comments:
Post a Comment