Thursday, May 21, 2020

PERBEDAAN MANAJEMAN DAN ADMINISTRASI



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
konsep manajemen adalah ilmu dan seni, artinya sebuah proses atau upaya sadar antar manusia dengan sesama secara beradab, dimana pihak ke satu secara terarah membimbing perkembangan kemampuan dan kepribadian pihak kedua secara manusiawi yaitu orang per orang. Atau bisa diperluas menjadi makro sebagai upaya sadar manusia dimana warga masyarakat yang lebih dewasa dan berbudaya membantu pihak-pihak yang kurang mampu dan kurang dewasa agar bersama-sama mancapai taraf kemampuan dan kedewasaan yang lebih baik. Dalam arti ini juga manajemen akan memerlukan jalinan praktik ilmu dan seni.[1]

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalahnya adalah:
1.      Bagaimana perbedaan manajemen dan administrasi?
2.      Bagaimana perkembangan teori manajemen?
3.      Apa saja bidang-bidang dalam manajemen?
4.      Apa saja mazhab-mazhab manajemen?

C.    Tujuan Makalah
1.     Untuk mengetahui tentang perkembangan pemikiran manajemen
2.     Untuk Mengetahui perbedaan manajemen dan administrasi
3.     Untuk mengetahui perkembangan teori manajemen
4.     Untuk memahami bidang-bidang dalam manajemen
5.     Untuk mengetahui mazhab-mazhab manajemen
BAB II
PEMBAHASAN
Manajemen dapat diartikan sebagai perbuatan menggerakan sekelompok orang dan menggerakan fasilitas dalam suatu usaha kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Administrasi dapat diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang di dasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.[2]
Perbedaan manajemen dan administrasi:
1.      Perbedaan manajemen dan administrasi yang paling inti terletak pada konsep dasarnya. Manajemen lebih bersifat konsepsi dan administrasi lebih bersifat aplikasi.
2.      Dari pengertian dasar: Manajemen adalah seni menyelesaikan sesuatu melalui orang lain dengan mengarahkan upaya mereka ke arah pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan administrasi berkaitan dengan perumusan tujuan, rencana & kebijakan yang luas.
3.      Dari sifat dasar: Manajemen adalah fungsi pelaksanaan. Sedangkan administrasi ada fungsi pengambilan keputusan.
4.      Dari proses: Manajemen memutuskan siapa yang harus melakukannya dan bagaimana harus melakukannya. Sedangkan administrasi memutuskan apa yang harus dilakukan dan kapan harus dilakukan.
5.      Dari fungsi: Manajemen adalah pelaksanaan fungsi, setiap manajer menyelesaikan pekerjaan dengan pengawasan. Sedangkan administrasi adalah fungsi berpikir, rencana dan kebijakan ditentukan di bawahnya.
6.      Dari keterampilan: Manajemen mengandalkan keterampilan teknis dan sumber daya manusia. Sedangkan administrasi mengandalkan keterampilan konseptual dan sumber daya manusia.
7.      Dari segi level: Manajemen bekerja pada level bawah hingga level menengah. Sedangkan administrasi bekerja pada level menengah hingga level atas. Maksudnya adalah pada organisasi level bawah, manajemen bekerja lebih banyak sedangkan administrasi berfungsi lebih sedikit.
Pada organisasi level menengah, manajemen dan administrasi bekerja dalam porsi yang kira-kira sama. Sedangkan pada organisasi level atas, administrasi bekerja lebih banyak dibanding manajemen. Itu karena pada organisasi level atas fungsi manajemen sudah berjalan dengan baik sehingga diperlukan fungsi administrasi yang lebih banyak.[3]
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting yang mempengaruhi perkembangan ilmu manajemen. Pertama, Adam Smith (1776) menerbitkan sebuah dokrin ekonomi klasik, The Wealth Of Nation. Ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja Division Of Labor, yaitu rincian pekerjaan kedalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan cara:
1.     Meningkatkan keterampilan dan kecakapan tiap-tiap pekerja
2.     Menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan terakhir menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Kedua, revolusi industry di inggris ditandai dimulainya penggunaan mesin yang menggantikan tenaga manusia dengan tenaga mesin. Perpindahan ini mengakibatkan manager-manager ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan kecukupan bahan baku, pemberian tugas kepada bawahan dan lain-lain, sehingga ilmu manajemen mulai dikembangkan oleh para ahli. Sikap ini terjadi untuk mencoba mencari solusi terhadap permasalahan dan mencari kebenaran.
a.       Manajemen Ilmiah
dalam bahasa inggris disebut scientific management dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor (1911), dalam bukunya principles of scientific management. Evolusi manajemen modern dimulai pada abad ke-19 setelah revolusi yang terjadi di Eropa dan Amerika. Scientific Management merupakan studi yang mempelajari secara sistematis hubungan manusia-tugas dalam proses pekerjaannya untuk meningkatkan efisiensi. Hasil penelitiannya dimulai adanya pekerjaan yang membutuhkan cara-cara penanganan yang lebih efisien. Diharapkan pimpinan mampu meningkatkan motivasi para pekerja yang dikaitkan dengan upah. Taylor merupakan penemu studi prilaku dan kinerja pegawai di tempat kerja. Ide tentang penggunaan metode ilmiah muncul ketika Taylor merasa kurang puas dengan ketidakefisienan pekerja di perusahaannya. Ketidakefisienan tersebut muncul ketika mereka menggunakan berbagai macam teknik yang berbeda-beda untuk pekerjaan yang sama-nyaris tak ada standar kerja disana selain itu, para pekerja menganggap gampang pekerjaannya.
      Berdasarkan pengalamannya itu, Taylor membuat pedoman yang jelas tentang cara meningkatkan efisiensi produksi. Pedoman ini antara lain:
1)      Mengembangkan suatu ilmu manajemen bagi tiap-tiap unsur pekerjaan seseorang, yang akan menggantikan metode lama yang bersifat untung-untungan.
2)      Secara ilmiah, pilihlah dan kemudian latihlah, ajarilah atau kembangkanlah pekerjaan tersebut.
3)      Bekerja samalah dengan sungguh-sungguh dengan para pekerja untuk menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu yang telah dikembangkan tadi.
4)      Membagi pekerjaan dan tanggung jawab secara merata antara manajemen dan pekerja. Manajemen mengambil alih semua pekerjaan yang lebih sesuai baginya dari pada bagi para pekerja.
Manajemen Ilmiah kemudian dikembangkan oleh pasangan suami istri, Frank dan Lilian Gilbert. Keduanya tertarik dengan ide Taylor dan kemudian mereka menciptakan mikronometer yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan setiap pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut.
Administrative management theory merupakan studi yang mempelajari bagaimana menciptakan stuktur organisasi dan sistem pengawasan yang mendasarkan pada efisiensi dan efektivitas yang tinggi. Struktur organisasi adalah sistem dari hubungan tugas dan wewenang yang pengawasan bahwa karyawan menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi. Teori ini dikemukakan oleh Max Weber (1864-1920). Ahli sosiologi Jerman yang menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang perinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal

Behavior management theory merupakan studi yamg mempelajari perilaku manajer untuk memotivasi karyawan dan mendorong mereka berkinerja pada tingkat yang tinggi dan berkomitmen untuk mencapai tujuan organisasi. Kajian teori ini dimulai dengan Hawthrone yaitu serangkaian kajian yang dilakukan pada tahun (1920-1930) kajian ini awalnya bertujuan mengajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja uji coba dilaksanakan dengan membagi karyawan kedalam dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan ekperimen. Kelompok ekperimen dikenai berbagai macam intesitas penerangan sementara kelompok kontrol bekerja di bawah intesisitas penerangan yang tetap. Para peneliti mengharapkan adanya perbedaan jika intensitas cahaya diubah. Namun mereka mendapatkan hasil yang mengejutkan: baik tingkat cahaya itu dinaikan maupun diturunkan, output pekerja meningkat dari pada biasanya.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa moral karyawan, baik secara individual maupun kelompok dapat memengaruhi produktivitas. Manajer harus menggunakan pendekatan kemanusiaan people oriented dalam tugasnya.

Management science theory merupakan studi yang mempelajari teknik kuantitatif untuk membantu manajer dalam memaksimalkan penggunaan sumber daya organisasi untuk menghasilkan barang dan jasa. Cabang dari management science secara khusus berhubungan dengan:
1.      Manajemen kuantitatif dengan menggunakan teknik matematika untuk membantu manajer dalam mengambil keputusan.
2.      Manajemen operasi memberikan manajer dengan kumpulan teknik yang merka dapat gunaka untuk analisis berbagai aspek disistem produksi untuk meningkatkan efisiensi.
3.      Manajemen kualitas (TQM) memfokuskan pada analisis aktivitas organisasi terhadap input, konversi, dan output untuk menigkatkan kualitas produk dan jasa.Sistem informasi manajemen membantu manajer mendisain system yang dapat memberikan informas tentang yang terjadi pada lingkungan internal dan eksternal organisasi.

Organizational environment theory merupakan studi yang mempelajari sekumpulan dorongan dan kondisi-kondisi yang beroperasi dibawah keterikatan organisasi, tetapi memengaruhi kemampuan manajer untuk mendapatkan dan menggunakan sumber-sumber daya. Sumber-sumber daya dalam lingkungan organisasi termasuk bahan baku dan orang-orang terampil yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa dan memberikan sumber-sumber keuangan bagi organisasi[4]

Manajemen sumber daya manusia adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk memperoleh sumber daya manusia yang terbaik bagi bisnis yang kita jalankan dan bagaimana sumber daya manusia yang terbaik tersebut dapat dipelihara dan tetap bekerja bersama kita dengan kualitas yang senantiasa konstan ataupun bertambah. Misalnya ketika kita berbisnis sablon, maka sumber daya manusia yang terbaik adalah mereka yang memiliki keahlian dalam menyablon dengan cepat, rapi, namun ditunjang pula kreativitas dan jiwa seni yang dimiliki.

b.      Manajemen Produksi
Manajemen produksi adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen, dengan teknik produksi yang seefisien mungkin. Kegiatan produksi pada dasarnya merupakan proses bagaimana sumber daya input dapat diubah menjadi produk output berupa barang atau jasa. Untuk kasus berbisnis sablon, manajemen produksi mencakup bagaimana bahan-bahan baku, proses penyablonan, hingga penyelesaian produk sablon dapat dilakukan secara efisien namun tetap tercapai kualitas produknya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

c.       Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinyaberusaha untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh konsumen, dan bagaimana cara pemenuhannya dapat diwujudkan. Untuk dapat mengidentifikasi apa yang dibutuhkan konsumen, maka pembisnis perlu melakukan riset pemasaran, di antaranya berupa survei tentang keinginan konsumen, sehingga pembisnis bisa mendapatkan informasi mengenai apa yang sesungguhnya dibutuhkan oleh konsumen. Informasi mengenai kebutuhan konsumen ini kemudian diteruskan ke bagian produksi untuk dapat diwujudkan. Untuk kasus bisnis sablon, yang termasuk di dalam kegiatan manajemen pemasaran adalah di antaranya melakukan identifikasi jenis sablon apa yang saat ini sedang diminati oleh konsumen, apakah sudah ada pembisnis sablon yang sudah memenuhi minat konsumen tersebut, berapa kemampuan daya belinya, bagaimana agar perusahaan kita atau bisnis kita dapat menjawab keinginan dan minat konsumen tersebut, termasuk dalam proses menjual produk yang telah dihasilkan.

d.      Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan mampu mencapai tujuannya secara ekonomis, yaitu diukur berdasarkan profit. Tugas manajemen keuangan, di antaranya merencanakan dari mana pembiayaan bisnis diperoleh, dan dengan cara bagaimana modal yang telah diperoleh dialokasikan secara tepat dalam kegiatan bisnis yang dijalankan. Termasuk ke dalam kegiatan manajemen keuangan adalah bagaimana agar dapat dipastikan hasil alokasi modal yang dipergunakan untuk penjualan produk dapat selalu melebihi dari segala biaya yang telah dikeluarkan, sebagai sebuah indikator pencapaian profit perusahaan.

e.       Manajemen Informasi
Manajemen informasi adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha memastikan bahwa bisnis yang dijalankan tetap mampu untuk terus bertahan dalam jangka panjang. Untuk memastikan itu manajemen informasi bertugas untuk menyediakan seluruh informasi yang terkait dengan kegiatan perusahaan baik informasi internal maupun eksternal, yang dapat mendorong kegiatan bisnis yang dijalankan tetap mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di masyarakat.[5]

Ada pihak yang beranggapan bahwa tugas-tugas manajerial yang berlangsung harus dilaksanakan dengan cara-cara yang baru saja lampau, yang berdasarkan kebiasaan atau tradisi. Kadang-kadang mazhab ini dinamakan mazhab empiris oleh karena ia memberikan sumbangan-sumbangan berupa generalisasi-generalisasi dan keterangan deskriptif tentang manajemen praktis dalam jumlah banyak. Orang dapat mencapai hal yang baik, apabila mengikuti mazhab ini. Mazhab ini bersifat simpel, memberikan perasaan kepastian dan memberikan keterangan-keterangan kepada seseorang manager tentang aktivitas-aktivitas yang terjadi diluar perusahaan.

Mazhab ini menggunakan metode ilmiah yang memverifikasi atau menolak asumsi-asumsi dengan jalan melaksanakan eksperimen secara terkendali. Hubungan kausal berarti bahwa adanya hal-hal tertentu atau terjadinya hal-hal tersebut disertai secara kausal oleh hal-hal lain yang ada atau yang akan terjadi. Haltersebut hendaknya jangan dikacaukan dengan apa yang merupakan sebab dan apa efeknya. Langkah-langkah pada metode ilmiah adalah:
1.      Identifikasi proposisi
Hal tersebut menetapkan sasaran dan mengarahkan seluruh penelitian kearah tujuan tertentu.
2.      Lakukanlah observasi pendahuluan tentang proposisi
Bersifat eksploratoris, menyediakan keterangan yang ada dan bahan latar belakang yang berguna.
3.      Kemukakanlah pemecahan tentatif terhadap proposisi
Hipotesa yang dikemukakan akan dibenarkan atau ditolak melalui eksperimen-eksperimen yang dikendalikan.
4.      Selidikilah proposisi secara cermat, dengan menggunakan pengetahuan yang berlaku dan eksperimeneksperimen yang dikendalikan.
5.      Klisifikasilah data yang diperoleh
Mengklasifikasi banyak membantu kita dalam hal meneliti data.
6.      Nyatakanlah jawaban tentatif terhadap terhadap proposisi
Melalui penafsiran data yang diklasifikasi secara cermat. Untuk tujuan itu, orang menggunakan dua macam cara penguraian yaitu: penguraian secara induktif dan penguraian secara deduktif
7.      Sesuaikanlah dan kemukakanlah jawaban terhadap proposisi
Memastikan adanya validitas dan kelengkapan maka jawaban tentatif tersebut ”dicoba” dengan kondisi-kondisi yang ditetapkan dan kemudian hasil-hasilnya dicatat.
Azas manajemen ilmiah: pelaksanaan penelitian secara mendalam, eksperimen-eksperimen yang dikendalikan dan penafsiran data yang diperoleh secara hati-hati merupakan landasan yang dapatndipercaya bagi determinasi dan evaluasi fakta-fakta baru yang dipergunakan oleh para manager.
Azas analisa dan sintesa: memecah-mecah sebuah problem ke dalam komponen-komponennya dan sebaliknya mengkombinasikan aneka macam entitas yang sedang dipersoalkan sangat membantu dalam hal mengindentifikasi dan menentukan pentingnya relatif masing-masing faktor problem tersebut.

c.       Mazhab Kelakuan
Titik vokal penting daripada tidakan manajerial adalah kelakuan manusia apa yang dicapai, bagaimana hal tersebut dicapai dan mengapa hal tersebut dicapai dipandang sehubungan dengan impaknya dan pengaruhnya atas manusia yang dianggap sebagai entitas penting daripada manajemen. Topik-topik yang dipersoalkan antara lain: hubungan manusia, motivasi, kepemimpinan, latihan serta komunikasi. Mazhab ini merupakan perkembangan daripada penerapan ilmu-ilmu tentang kelakuan, khususnya ilmu jiwa dan ilmu jiwa sosial terhadap ilmu manajemen. Mazhab ini menekankan pula pengaruh vital daripada lingkungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kelakuan.
Hasilnya berupa penemuan-penemuan penting mengenai persoalan kebutuhan dan motivasi manusia yang sedang bekerja, penggunaan otoritas, pengaruh irasional pada kelakuan manusia dan hubungan-hubungan informal yang timbul dalam sesuatu lingkungan kerja.

d.      Mazhab Sosial
Manajemen sebagai sebuah sistem sosial atau secara lebih spesifik, sebagai suatu sistem antar hubungan kulturil. Mazhab ini berorientasi pada ilmu sosiologi dan mempersoalkan pengindentifikasian berbagai kelompok sosial maupun maupun hubungan-hubungan kulturil mereka di samping itu, kelompok-kelompok tersebut diintegrasi dalam sebuah sistem sosial lengkap.
Hal yang mendasari keyakinan mazhab sosial ini adalah kebutuhan untuk memecahkan berbagai macam pembatasan yang dihadapi oleh manusia dan lingkungan mereka. Biasanya digunakan sebuah kesatuan social yang ideal, dimana manusia berkomunikasi secara efektif satu sama lain, dan dimana mereka dengan sukarela membantu kearah dicapainya tujuan umum.
Kadang-kadang kesauan yangn dipersoalkan adalah seluruh entitas social. Apabila hal itu dilakukan maka mazhab terrsebut dipengaruhi secara ekologis dan mempersoalkan hubungan-hubungan antara: organisasi, lingkungan intern dan ekstern, kekuatan-kekuatan yang menimbulkan perubahan-perubahan dan penyesuaian-penyesuaian.
Pada dasarnya dapat dikatakan bahwa mazhab sosial menentukan interaksi serta kerjasama manusia yang bersama-sama membentuk sebuah entitas sosial. Ia melakukan kelakuan organisasi maupun rasional dan pengembangan pengertian yang didasarkan atas penelitian-penelitian empiris.

e.       Mazhab Manajemen Sistem
Sebuah system dapat dianggap sebagai suatu keseluruhan yang terorganisasi yang terdiri dari bagian-bagian yang berhubungan dengan cara tertentu dan yang ditujukan kearah tujuan tertentu. System-sistem merupakan dasar bagi kebanyakan aktivitas. Analisa mengungkapkan bahwa sebuah aktivitas sebenarnya merupakan hasil banyak sub-aktivitas lain dan sebaliknya, sub-aktivitas tersebut merupakan hasil banyak sub-sub aktivitas lainnya.
Sebuah perusahaan dianggap sebagai sebuah system buatan, dimana bagian-bagian internnya bekerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan, sedangkan bagian-bagian ekstern berhubungan dengan lingkungannya, inklusif para pembelinya, public secara umum, para leveransir dan pihak pemerintah.

Pada mazhab ini titik berat diletakkan pada keputusan-keputusan manajerial. Pengambilan keputusan-keputusan merupakan tugas sebenarnya daripada pihak manager. Pembuat keputusan adalah manager. Memang harus diakui bahwa pembuatan keputusan adalah vital pada setiap mazhab manajemen. Akan tetapi, konseptualisasi keputusan kontemporer bukanlah terbatas hingga sesuatu bidang yang terbatas, atau dideterminasi pleh latihan sederhana dalam bidang akal sehat. Banyak pihak beranggapan bahwa sesuatu keputusan manajerial bukan saja mencakup hal apa yang harus dilakukan tetapi juga bagaimana dan bila harus melakukannya.

Pada mazhab ini, para penganutnya memandang  manajemen sebagai salah satu entitas logis, yang tindakan-tidakannyadalam bentuk symbol-simbol matematis, hubungan-hubungan matematis dan data yang dapat diukur. Adapun dua hal yng mencirikan mazhab kwantitatif ini:
1.   Mengoptimalkan atau meminimalkan input-output
2.   Penggunaan model-model matematis

Mengoptimalkan atau mengoptimalisasi berarti bahwa apa yang paling baik bagi sebuah factor yang terseleksi dipilih daripada sebuah keseluruhan seperti misalnya sebuah organisasi secara keseluruhan, departemen atau kelompok kerja dan setiap alternative lain adalah adalah kurang baik. Mengoptimalisasi biasanya berhubungan dengan penjualan, laba bruto, penggunaan mesin-mesin, service atau produktivitas. Sebaliknya tindakan meminimalisasi bersifat typis bagi biaya dan waktu yang dipergunakan.
Perlu diingat pula bahwa penggunaan approach ini tidaklah mengurai resiko, tetapi sekalipun demikian, pihak manager banyak mendapatkan bantuannya dalam rangka mengambil resiko yang tepat.

Para penganut mazhab ini manganggap manajemen sebagai sebuah aktivitas yang terdiri daripada sub-aktivitas tertentu atau fungsi-fungsi dasar manajemen yang merupakan sebuah proses yang unik yakni proses manajemen. Proses ini dianggap sebagai proses essensial daripada manajemen dan umumnya dianggap sebagai format efektif untuk studi bagi orang yang baru mulai mempelajari ilmu manajemen. Secara singkat dapat dikatakan bahwa:
1.   Perencanaan berarti tindakan mendeterminasi sasaran dan arah tindakan yang akan diikuti.
2.   Pengorganisasian adalah tindakan mendistribusi pekerjaan antara kelompok yang ada dan menetapkan dan memerici hubungan yang diperlukan.
3.   Menggerakan berarti merangsang anggota kelompok untuk melaksanakan tugas mereka dengan kemauan baik dan secara antusias.
4.   Mengawasi berarti mengawasi aktivitas agar sesuai dengan rencana.

Salah satu mazhab relative baru yang muncul adalah mazhab manajemen menurut keadaan. Pada pengikutnya menekankan relavansi tindakan manajerial dengan cirri-ciri khusus situasi dimana terjadi kejadian tersebut. Dinyatakan bahwa manajemen harus sesuai dengan lingkungannya. Hal tersebut berarti kondisi-kondisi atau lingkungan didalam msns msnsjemen terjadi. Istilah tersebut lazim digunakan oleh dunia militer, yang menyusun rencana untuk berbagai kondisi yang diasumsi akan terjadi
Konsepsi tersebut telah ditekankan pada apa yang dikenal sebagai “situational management” dan dalam sebuah piper tahun 1919, Mary Parker  Follet, menggunakan istilah law of the situation. Sebenarnya kebanyakan manajer mempertimbangkan situasi individual dalam hal melaksanakan tugas manajerial mereka, tetapi mungkin mereka melupakan factor situasional tertentu sewaktu makin banyak pengetahuan diperoleh mengenai factor apa perlu diperhatikan dalam situasi macam apa, maka caliber manajemen akan bertambah baik dan manajer tersebut akan dapat menjalankan manajemen dengan kepastian yang lebih besar.[6]
BAB III
                                                   PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Mengenai materi yang kami bahas bahwa perkembangan teori dalam manajemen sangatlah luas, banyak bidang-bidang yang terdapat dalam manajemen, serta terdapat pula mazhab-mazhab dalam manajemen yang pastinya saling mempunyai keterkaitan.
Selain itu kita dapat membedakan manajemen dengan administasi dimana keduanya mempunyai hubungan yang sama dan saling berkaitan, dalam Manajemen dapat diartikan sebagai perbuatan menggerakan sekelompok orang dan menggerakan fasilitas dalam suatu usaha kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Administrasi dapat diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang di dasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
DAFTAR PUSTAKA

Noor, Juliansyah. Penelitian Ilmu Manajemen: Tinjauan Filosofis dan Praktis .Jakarta: Prenada media group. 2013.

Fadli, Ahmad. Organisasi Dan Administrasi .Jakarta: manhalun nasyi-in press. 2011.

Ernie Tisnawati & Kurniawan Saefullah. Pengantar Manajemen . Jakarta: Penada media group.2005.









[1] Dr. Juliansyah Noor, S.E.,M.M., Penelitian Ilmu Manajemen: Tinjauan Filosofis dan Praktis (Prenada media group, Jakarta: 2013) hlm. 29
[2] Ahmad Fadli HS, Organisasi Dan Administrasi (manhalun nasyi-in press, Jakarta: 2011) hlm. 29
[4] Dr.Juliansyah Noor , S.E.,M.M., Penelitian Ilmu Manajemen: Tinjauan Filosofis dan Praktis (Prenada media   group, Jakarta: 2013) hlm.30-38
[5] Ernie Tisnawati & Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen (Penada media group, Jakarta: 2005) hlm. 13

No comments:

Post a Comment