BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
konsep manajemen adalah ilmu dan seni,
artinya sebuah proses atau upaya sadar antar manusia dengan sesama secara
beradab, dimana pihak ke satu secara terarah membimbing perkembangan kemampuan
dan kepribadian pihak kedua secara manusiawi yaitu orang per orang. Atau bisa
diperluas menjadi makro sebagai upaya sadar manusia dimana warga masyarakat
yang lebih dewasa dan berbudaya membantu pihak-pihak yang kurang mampu dan
kurang dewasa agar bersama-sama mancapai taraf kemampuan dan kedewasaan yang
lebih baik. Dalam arti ini juga manajemen akan memerlukan jalinan praktik ilmu
dan seni.[1]
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang, rumusan masalahnya adalah:
1.
Bagaimana
perbedaan manajemen dan administrasi?
2.
Bagaimana
perkembangan teori manajemen?
3.
Apa saja
bidang-bidang dalam manajemen?
4.
Apa saja
mazhab-mazhab manajemen?
C. Tujuan
Makalah
1. Untuk
mengetahui tentang perkembangan pemikiran manajemen
2. Untuk
Mengetahui perbedaan manajemen dan administrasi
3. Untuk
mengetahui perkembangan teori manajemen
4. Untuk
memahami bidang-bidang dalam manajemen
5. Untuk
mengetahui mazhab-mazhab manajemen
BAB II
PEMBAHASAN
Manajemen
dapat diartikan sebagai perbuatan menggerakan sekelompok orang dan menggerakan fasilitas
dalam suatu usaha kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Administrasi dapat
diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang
di dasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.[2]
Perbedaan manajemen dan administrasi:
1. Perbedaan manajemen dan administrasi yang paling inti
terletak pada konsep dasarnya. Manajemen lebih bersifat konsepsi dan
administrasi lebih bersifat aplikasi.
2. Dari pengertian dasar: Manajemen adalah
seni menyelesaikan sesuatu melalui orang lain dengan mengarahkan upaya mereka
ke arah pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan administrasi
berkaitan dengan perumusan tujuan, rencana & kebijakan yang luas.
3. Dari sifat dasar: Manajemen adalah
fungsi pelaksanaan. Sedangkan administrasi ada fungsi pengambilan keputusan.
4. Dari proses: Manajemen memutuskan siapa
yang harus melakukannya dan bagaimana harus melakukannya. Sedangkan
administrasi memutuskan apa yang harus dilakukan dan kapan harus dilakukan.
5. Dari fungsi: Manajemen adalah
pelaksanaan fungsi, setiap manajer menyelesaikan pekerjaan dengan pengawasan.
Sedangkan administrasi adalah fungsi berpikir, rencana dan kebijakan ditentukan
di bawahnya.
6. Dari keterampilan: Manajemen
mengandalkan keterampilan teknis dan sumber daya manusia. Sedangkan
administrasi mengandalkan keterampilan konseptual dan sumber daya manusia.
7. Dari segi level: Manajemen bekerja pada
level bawah hingga level menengah. Sedangkan administrasi bekerja pada level
menengah hingga level atas. Maksudnya adalah pada organisasi level bawah,
manajemen bekerja lebih banyak sedangkan administrasi berfungsi lebih sedikit.
Pada organisasi level menengah,
manajemen dan administrasi bekerja dalam porsi yang kira-kira sama. Sedangkan
pada organisasi level atas, administrasi bekerja lebih banyak dibanding
manajemen. Itu karena pada organisasi level atas fungsi manajemen sudah
berjalan dengan baik sehingga diperlukan fungsi administrasi yang lebih banyak.[3]
Sebelum
abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting yang mempengaruhi perkembangan ilmu
manajemen. Pertama, Adam Smith (1776)
menerbitkan sebuah dokrin ekonomi klasik, The
Wealth Of Nation. Ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh
organisasi dari pembagian kerja Division
Of Labor, yaitu rincian pekerjaan kedalam tugas-tugas yang spesifik dan
berulang. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan
produktivitas dengan cara:
1. Meningkatkan keterampilan dan kecakapan
tiap-tiap pekerja
2. Menghemat waktu yang terbuang dalam
pergantian tugas, dan terakhir menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat
menghemat tenaga kerja.
Kedua,
revolusi industry di inggris ditandai
dimulainya penggunaan mesin yang menggantikan tenaga manusia dengan tenaga
mesin. Perpindahan ini mengakibatkan manager-manager ketika itu membutuhkan
teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan kecukupan
bahan baku, pemberian tugas kepada bawahan dan lain-lain, sehingga ilmu
manajemen mulai dikembangkan oleh para ahli. Sikap ini terjadi untuk mencoba
mencari solusi terhadap permasalahan dan mencari kebenaran.
dalam bahasa
inggris disebut scientific management
dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor (1911), dalam bukunya principles of scientific management.
Evolusi manajemen modern dimulai pada abad ke-19 setelah revolusi yang terjadi
di Eropa dan Amerika. Scientific
Management merupakan studi yang mempelajari secara sistematis hubungan
manusia-tugas dalam proses pekerjaannya untuk meningkatkan efisiensi. Hasil
penelitiannya dimulai adanya pekerjaan yang membutuhkan cara-cara penanganan
yang lebih efisien. Diharapkan pimpinan mampu meningkatkan motivasi para
pekerja yang dikaitkan dengan upah. Taylor merupakan penemu studi prilaku dan
kinerja pegawai di tempat kerja. Ide tentang penggunaan metode ilmiah muncul
ketika Taylor merasa kurang puas dengan ketidakefisienan pekerja di
perusahaannya. Ketidakefisienan tersebut muncul ketika mereka menggunakan
berbagai macam teknik yang berbeda-beda untuk pekerjaan yang sama-nyaris tak ada
standar kerja disana selain itu, para pekerja menganggap gampang pekerjaannya.
Berdasarkan pengalamannya itu, Taylor
membuat pedoman yang jelas tentang cara meningkatkan efisiensi produksi.
Pedoman ini antara lain:
1) Mengembangkan suatu ilmu manajemen bagi
tiap-tiap unsur pekerjaan seseorang, yang akan menggantikan metode lama yang
bersifat untung-untungan.
2) Secara ilmiah, pilihlah dan kemudian
latihlah, ajarilah atau kembangkanlah pekerjaan tersebut.
3) Bekerja samalah dengan sungguh-sungguh
dengan para pekerja untuk menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai
dengan prinsip-prinsip ilmu yang telah dikembangkan tadi.
4) Membagi pekerjaan dan tanggung jawab
secara merata antara manajemen dan pekerja. Manajemen mengambil alih semua
pekerjaan yang lebih sesuai baginya dari pada bagi para pekerja.
Manajemen Ilmiah kemudian dikembangkan oleh pasangan
suami istri, Frank dan Lilian Gilbert. Keduanya tertarik dengan ide Taylor dan
kemudian mereka menciptakan mikronometer yang dapat mencatat setiap gerakan
yang dilakukan setiap pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan
setiap gerakan tersebut.
Administrative
management theory merupakan studi yang
mempelajari bagaimana menciptakan stuktur organisasi dan sistem pengawasan yang
mendasarkan pada efisiensi dan efektivitas yang tinggi. Struktur organisasi
adalah sistem dari hubungan tugas dan wewenang yang pengawasan bahwa karyawan
menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi. Teori ini dikemukakan
oleh Max Weber (1864-1920). Ahli sosiologi Jerman yang menggambarkan suatu tipe
ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi bentuk organisasi yang
dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas,
peraturan dan ketetapan yang perinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal
Behavior
management theory merupakan studi yamg
mempelajari perilaku manajer untuk memotivasi karyawan dan mendorong mereka
berkinerja pada tingkat yang tinggi dan berkomitmen untuk mencapai tujuan
organisasi. Kajian teori ini dimulai dengan Hawthrone yaitu serangkaian kajian
yang dilakukan pada tahun (1920-1930) kajian ini awalnya bertujuan mengajari
pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja
uji coba dilaksanakan dengan membagi karyawan kedalam dua kelompok, yaitu
kelompok kontrol dan ekperimen. Kelompok ekperimen dikenai berbagai macam
intesitas penerangan sementara kelompok kontrol bekerja di bawah intesisitas
penerangan yang tetap. Para peneliti mengharapkan adanya perbedaan jika
intensitas cahaya diubah. Namun mereka mendapatkan hasil yang mengejutkan: baik
tingkat cahaya itu dinaikan maupun diturunkan, output pekerja meningkat dari pada biasanya.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa
moral karyawan, baik secara individual maupun kelompok dapat memengaruhi
produktivitas. Manajer harus menggunakan pendekatan kemanusiaan people oriented dalam tugasnya.
Management
science theory merupakan
studi yang mempelajari teknik kuantitatif untuk membantu manajer dalam
memaksimalkan penggunaan sumber daya organisasi untuk menghasilkan barang dan
jasa. Cabang dari management science secara
khusus berhubungan dengan:
1. Manajemen kuantitatif dengan menggunakan
teknik matematika untuk membantu manajer dalam mengambil keputusan.
2. Manajemen operasi memberikan manajer
dengan kumpulan teknik yang merka dapat gunaka untuk analisis berbagai aspek
disistem produksi untuk meningkatkan efisiensi.
3. Manajemen kualitas (TQM) memfokuskan
pada analisis aktivitas organisasi terhadap input, konversi, dan output untuk
menigkatkan kualitas produk dan jasa.Sistem informasi manajemen membantu
manajer mendisain system yang dapat memberikan informas tentang yang terjadi
pada lingkungan internal dan eksternal organisasi.
Organizational
environment theory merupakan studi yang
mempelajari sekumpulan dorongan dan kondisi-kondisi yang beroperasi dibawah
keterikatan organisasi, tetapi memengaruhi kemampuan manajer untuk mendapatkan
dan menggunakan sumber-sumber daya. Sumber-sumber daya dalam lingkungan
organisasi termasuk bahan baku dan orang-orang terampil yang dibutuhkan untuk
memproduksi barang dan jasa dan memberikan sumber-sumber keuangan bagi
organisasi[4]
Manajemen sumber
daya manusia adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk memperoleh
sumber daya manusia yang terbaik bagi bisnis yang kita jalankan dan bagaimana
sumber daya manusia yang terbaik tersebut dapat dipelihara dan tetap bekerja
bersama kita dengan kualitas yang senantiasa konstan ataupun bertambah.
Misalnya ketika kita berbisnis sablon, maka sumber daya manusia yang terbaik
adalah mereka yang memiliki keahlian dalam menyablon dengan cepat, rapi, namun
ditunjang pula kreativitas dan jiwa seni yang dimiliki.
Manajemen
produksi adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk menghasilkan
produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan
konsumen, dengan teknik produksi yang seefisien mungkin. Kegiatan produksi pada
dasarnya merupakan proses bagaimana sumber daya input dapat diubah menjadi
produk output berupa barang atau jasa. Untuk kasus berbisnis sablon, manajemen
produksi mencakup bagaimana bahan-bahan baku, proses penyablonan, hingga
penyelesaian produk sablon dapat dilakukan secara efisien namun tetap tercapai
kualitas produknya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Manajemen
pemasaran adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada
intinyaberusaha untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh
konsumen, dan bagaimana cara pemenuhannya dapat diwujudkan. Untuk dapat
mengidentifikasi apa yang dibutuhkan konsumen, maka pembisnis perlu melakukan
riset pemasaran, di antaranya berupa survei tentang keinginan konsumen,
sehingga pembisnis bisa mendapatkan informasi mengenai apa yang sesungguhnya
dibutuhkan oleh konsumen. Informasi mengenai kebutuhan konsumen ini kemudian
diteruskan ke bagian produksi untuk dapat diwujudkan. Untuk kasus bisnis
sablon, yang termasuk di dalam kegiatan manajemen pemasaran adalah di antaranya
melakukan identifikasi jenis sablon apa yang saat ini sedang diminati oleh
konsumen, apakah sudah ada pembisnis sablon yang sudah memenuhi minat konsumen
tersebut, berapa kemampuan daya belinya, bagaimana agar perusahaan kita atau
bisnis kita dapat menjawab keinginan dan minat konsumen tersebut, termasuk
dalam proses menjual produk yang telah dihasilkan.
Manajemen keuangan adalah kegiatan
manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk memastikan
bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan mampu mencapai tujuannya secara ekonomis,
yaitu diukur berdasarkan profit. Tugas manajemen keuangan, di antaranya
merencanakan dari mana pembiayaan bisnis diperoleh, dan dengan cara bagaimana
modal yang telah diperoleh dialokasikan secara tepat dalam kegiatan bisnis yang
dijalankan. Termasuk ke dalam kegiatan manajemen keuangan adalah bagaimana agar
dapat dipastikan hasil alokasi modal yang dipergunakan untuk penjualan produk
dapat selalu melebihi dari segala biaya yang telah dikeluarkan, sebagai sebuah
indikator pencapaian profit perusahaan.
Manajemen informasi adalah kegiatan
manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha memastikan bahwa
bisnis yang dijalankan tetap mampu untuk terus bertahan dalam jangka panjang.
Untuk memastikan itu manajemen informasi bertugas untuk menyediakan seluruh
informasi yang terkait dengan kegiatan perusahaan baik informasi internal
maupun eksternal, yang dapat mendorong kegiatan bisnis yang dijalankan tetap
mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di masyarakat.[5]
Ada pihak yang beranggapan bahwa
tugas-tugas manajerial yang berlangsung harus dilaksanakan dengan cara-cara
yang baru saja lampau, yang berdasarkan kebiasaan atau tradisi. Kadang-kadang
mazhab ini dinamakan mazhab empiris oleh karena ia memberikan sumbangan-sumbangan
berupa generalisasi-generalisasi dan keterangan deskriptif tentang manajemen
praktis dalam jumlah banyak. Orang dapat mencapai hal yang baik, apabila
mengikuti mazhab ini. Mazhab ini bersifat simpel, memberikan perasaan kepastian
dan memberikan keterangan-keterangan kepada seseorang manager tentang
aktivitas-aktivitas yang terjadi diluar perusahaan.
Mazhab ini menggunakan metode ilmiah
yang memverifikasi atau menolak asumsi-asumsi dengan jalan melaksanakan
eksperimen secara terkendali. Hubungan kausal berarti bahwa adanya hal-hal
tertentu atau terjadinya hal-hal tersebut disertai secara kausal oleh hal-hal
lain yang ada atau yang akan terjadi. Haltersebut hendaknya jangan dikacaukan
dengan apa yang merupakan sebab dan apa efeknya. Langkah-langkah pada metode
ilmiah adalah:
1. Identifikasi proposisi
Hal tersebut menetapkan sasaran dan
mengarahkan seluruh penelitian kearah tujuan tertentu.
2. Lakukanlah observasi pendahuluan tentang
proposisi
Bersifat eksploratoris, menyediakan
keterangan yang ada dan bahan latar belakang yang berguna.
3. Kemukakanlah pemecahan tentatif terhadap
proposisi
Hipotesa yang dikemukakan akan
dibenarkan atau ditolak melalui eksperimen-eksperimen yang dikendalikan.
4. Selidikilah proposisi secara cermat,
dengan menggunakan pengetahuan yang berlaku dan eksperimeneksperimen yang
dikendalikan.
5. Klisifikasilah data yang diperoleh
Mengklasifikasi banyak
membantu kita dalam hal meneliti data.
6. Nyatakanlah jawaban tentatif terhadap
terhadap proposisi
Melalui penafsiran data yang
diklasifikasi secara cermat. Untuk tujuan itu, orang menggunakan dua macam cara
penguraian yaitu: penguraian secara induktif dan penguraian secara deduktif
7. Sesuaikanlah dan kemukakanlah jawaban
terhadap proposisi
Memastikan adanya validitas dan
kelengkapan maka jawaban tentatif tersebut ”dicoba” dengan kondisi-kondisi yang
ditetapkan dan kemudian hasil-hasilnya dicatat.
Azas manajemen ilmiah: pelaksanaan
penelitian secara mendalam, eksperimen-eksperimen yang dikendalikan dan
penafsiran data yang diperoleh secara hati-hati merupakan landasan yang
dapatndipercaya bagi determinasi dan evaluasi fakta-fakta baru yang
dipergunakan oleh para manager.
Azas analisa dan sintesa: memecah-mecah
sebuah problem ke dalam komponen-komponennya dan sebaliknya mengkombinasikan
aneka macam entitas yang sedang dipersoalkan sangat membantu dalam hal
mengindentifikasi dan menentukan pentingnya relatif masing-masing faktor
problem tersebut.
Titik vokal penting daripada tidakan
manajerial adalah kelakuan manusia apa yang dicapai, bagaimana hal tersebut
dicapai dan mengapa hal tersebut dicapai dipandang sehubungan dengan impaknya
dan pengaruhnya atas manusia yang dianggap sebagai entitas penting daripada
manajemen. Topik-topik yang dipersoalkan antara lain: hubungan manusia,
motivasi, kepemimpinan, latihan serta komunikasi. Mazhab ini merupakan
perkembangan daripada penerapan ilmu-ilmu tentang kelakuan, khususnya ilmu jiwa
dan ilmu jiwa sosial terhadap ilmu manajemen. Mazhab ini menekankan pula
pengaruh vital daripada lingkungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
kelakuan.
Hasilnya berupa penemuan-penemuan
penting mengenai persoalan kebutuhan dan motivasi manusia yang sedang bekerja,
penggunaan otoritas, pengaruh irasional pada kelakuan manusia dan
hubungan-hubungan informal yang timbul dalam sesuatu lingkungan kerja.
Manajemen sebagai sebuah sistem sosial
atau secara lebih spesifik, sebagai suatu sistem antar hubungan kulturil.
Mazhab ini berorientasi pada ilmu sosiologi dan mempersoalkan
pengindentifikasian berbagai kelompok sosial maupun maupun hubungan-hubungan
kulturil mereka di samping itu, kelompok-kelompok tersebut diintegrasi dalam
sebuah sistem sosial lengkap.
Hal yang mendasari keyakinan mazhab
sosial ini adalah kebutuhan untuk memecahkan berbagai macam pembatasan yang
dihadapi oleh manusia dan lingkungan mereka. Biasanya digunakan sebuah kesatuan
social yang ideal, dimana manusia berkomunikasi secara efektif satu sama lain,
dan dimana mereka dengan sukarela membantu kearah dicapainya tujuan umum.
Kadang-kadang kesauan yangn dipersoalkan
adalah seluruh entitas social. Apabila hal itu dilakukan maka mazhab terrsebut
dipengaruhi secara ekologis dan mempersoalkan hubungan-hubungan antara:
organisasi, lingkungan intern dan ekstern, kekuatan-kekuatan yang menimbulkan
perubahan-perubahan dan penyesuaian-penyesuaian.
Pada dasarnya dapat dikatakan bahwa
mazhab sosial menentukan interaksi serta kerjasama manusia yang bersama-sama
membentuk sebuah entitas sosial. Ia melakukan kelakuan organisasi maupun
rasional dan pengembangan pengertian yang didasarkan atas penelitian-penelitian
empiris.
Sebuah system dapat dianggap sebagai
suatu keseluruhan yang terorganisasi yang terdiri dari bagian-bagian yang
berhubungan dengan cara tertentu dan yang ditujukan kearah tujuan tertentu.
System-sistem merupakan dasar bagi kebanyakan aktivitas. Analisa mengungkapkan
bahwa sebuah aktivitas sebenarnya merupakan hasil banyak sub-aktivitas lain dan
sebaliknya, sub-aktivitas tersebut merupakan hasil banyak sub-sub aktivitas
lainnya.
Sebuah perusahaan dianggap sebagai
sebuah system buatan, dimana bagian-bagian internnya bekerjasama untuk mencapai
tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan, sedangkan bagian-bagian ekstern
berhubungan dengan lingkungannya, inklusif para pembelinya, public secara umum,
para leveransir dan pihak pemerintah.
Pada mazhab ini titik berat diletakkan
pada keputusan-keputusan manajerial. Pengambilan keputusan-keputusan merupakan
tugas sebenarnya daripada pihak manager. Pembuat keputusan adalah manager.
Memang harus diakui bahwa pembuatan keputusan adalah vital pada setiap mazhab
manajemen. Akan tetapi, konseptualisasi keputusan kontemporer bukanlah terbatas
hingga sesuatu bidang yang terbatas, atau dideterminasi pleh latihan sederhana
dalam bidang akal sehat. Banyak pihak beranggapan bahwa sesuatu keputusan
manajerial bukan saja mencakup hal apa yang harus dilakukan tetapi juga
bagaimana dan bila harus melakukannya.
Pada mazhab ini, para penganutnya
memandang manajemen sebagai salah satu
entitas logis, yang tindakan-tidakannyadalam bentuk symbol-simbol matematis,
hubungan-hubungan matematis dan data yang dapat diukur. Adapun dua hal yng
mencirikan mazhab kwantitatif ini:
1.
Mengoptimalkan atau meminimalkan input-output
2.
Penggunaan model-model matematis
Mengoptimalkan atau mengoptimalisasi
berarti bahwa apa yang paling baik bagi sebuah factor yang terseleksi dipilih
daripada sebuah keseluruhan seperti misalnya sebuah organisasi secara
keseluruhan, departemen atau kelompok kerja dan setiap alternative lain adalah
adalah kurang baik. Mengoptimalisasi biasanya berhubungan dengan penjualan,
laba bruto, penggunaan mesin-mesin, service atau produktivitas. Sebaliknya
tindakan meminimalisasi bersifat typis bagi biaya dan waktu yang dipergunakan.
Perlu diingat pula bahwa penggunaan
approach ini tidaklah mengurai resiko, tetapi sekalipun demikian, pihak manager
banyak mendapatkan bantuannya dalam rangka mengambil resiko yang tepat.
Para penganut mazhab ini manganggap
manajemen sebagai sebuah aktivitas yang terdiri daripada sub-aktivitas tertentu
atau fungsi-fungsi dasar manajemen yang merupakan sebuah proses yang unik yakni
proses manajemen. Proses ini dianggap sebagai proses essensial daripada
manajemen dan umumnya dianggap sebagai format efektif untuk studi bagi orang
yang baru mulai mempelajari ilmu manajemen. Secara singkat dapat dikatakan
bahwa:
1.
Perencanaan berarti tindakan mendeterminasi sasaran dan arah tindakan
yang akan diikuti.
2.
Pengorganisasian adalah tindakan mendistribusi pekerjaan antara kelompok
yang ada dan menetapkan dan memerici hubungan yang diperlukan.
3.
Menggerakan berarti merangsang anggota kelompok untuk melaksanakan tugas
mereka dengan kemauan baik dan secara antusias.
4.
Mengawasi berarti mengawasi aktivitas agar sesuai dengan rencana.
Salah satu mazhab relative baru yang
muncul adalah mazhab manajemen menurut keadaan. Pada pengikutnya menekankan
relavansi tindakan manajerial dengan cirri-ciri khusus situasi dimana terjadi
kejadian tersebut. Dinyatakan bahwa manajemen harus sesuai dengan
lingkungannya. Hal tersebut berarti kondisi-kondisi atau lingkungan didalam
msns msnsjemen terjadi. Istilah tersebut lazim digunakan oleh dunia militer,
yang menyusun rencana untuk berbagai kondisi yang diasumsi akan terjadi
Konsepsi
tersebut telah ditekankan pada apa yang dikenal sebagai “situational
management” dan dalam sebuah piper tahun 1919, Mary Parker Follet, menggunakan istilah law of the situation. Sebenarnya
kebanyakan manajer mempertimbangkan situasi individual dalam hal melaksanakan
tugas manajerial mereka, tetapi mungkin mereka melupakan factor situasional
tertentu sewaktu makin banyak pengetahuan diperoleh mengenai factor apa perlu
diperhatikan dalam situasi macam apa, maka caliber manajemen akan bertambah
baik dan manajer tersebut akan dapat menjalankan manajemen dengan kepastian
yang lebih besar.[6]
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Mengenai
materi yang kami bahas bahwa perkembangan teori dalam manajemen sangatlah luas,
banyak bidang-bidang yang terdapat dalam manajemen, serta terdapat pula
mazhab-mazhab dalam manajemen yang pastinya saling mempunyai keterkaitan.
Selain
itu kita dapat membedakan manajemen dengan administasi dimana keduanya mempunyai
hubungan yang sama dan saling berkaitan, dalam Manajemen dapat diartikan
sebagai perbuatan menggerakan sekelompok orang dan menggerakan fasilitas dalam
suatu usaha kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Administrasi dapat
diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang
di dasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan
DAFTAR
PUSTAKA
Noor,
Juliansyah. Penelitian Ilmu Manajemen:
Tinjauan Filosofis dan Praktis .Jakarta: Prenada media group. 2013.
Fadli,
Ahmad. Organisasi Dan Administrasi .Jakarta:
manhalun nasyi-in press. 2011.
Ernie
Tisnawati & Kurniawan Saefullah. Pengantar
Manajemen . Jakarta: Penada media group.2005.
[1] Dr. Juliansyah Noor, S.E.,M.M., Penelitian
Ilmu Manajemen: Tinjauan Filosofis dan Praktis (Prenada media group,
Jakarta: 2013) hlm. 29
[2] Ahmad Fadli HS, Organisasi
Dan Administrasi (manhalun nasyi-in press, Jakarta: 2011) hlm. 29
[4] Dr.Juliansyah Noor , S.E.,M.M., Penelitian
Ilmu Manajemen: Tinjauan Filosofis dan Praktis (Prenada media group, Jakarta: 2013) hlm.30-38
[5] Ernie Tisnawati & Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen (Penada media group, Jakarta: 2005) hlm. 13
No comments:
Post a Comment