BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam suatu
organisasi pasti ada suatu perencanaan, pengorganisasian dan pengarahan. Hal-
hal tersebut sangatlah penting dan saling berkesinambungan antara yang satu
dengan yang lain, demi tercapainya suatu tujuan yang ditentukan.Seorang menejer
merupakan seoarang pimpinan dalam organisasi tersebut haruslah selalu
mengretahui kondisi anggota, namun kebanyakan dari mereka melupakan hal itu.
Mereka hanya sibuk dan selalu dipusingkan dengan tuhgasnya sendiri. Alhasil,
hasil yang dicapai kurang dapat maksomal sesuai dengan rencana.
Anggota juga
perli diperhatikan dalam pelaksanaan tugasnya, supaya mereka mempunyai semangat
kerja. Oleh karena itu seorang manajer yang baik haruslah slalu mengarahkan
anggotanya, entah itu dengan cara memotivasi dan lain sebagainya.Fungsi
pengarahan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen yang akan kami bahas,
adalah fungsi dimana proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh
seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak
tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan
produktifitas yang tinggi. Pengarahan memberi arahan kepada semua pihak agar
semua program-program dapat dijalankan dengan baik dan benar sesuai dengan
tanggungjawabnya masing-masing.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang dipaparkan di atas, maka penyusun dapat merumuskan
pembahasan sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud dengan Pengarahan?
2.
Bagaimana fungsi pengarahan itu?
3. Apa tujuan
dari adanya pengarahan itu?
C. Tujuan penulisan
1.
Untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah pengantar manajemen
2.
Untuk mengetahui pengertian pengarahan menurut para ahli
3. Untuk
mengetahui apa sajakah fungsi dan tujuan pengarahan dalam manajeme
BAB II
PEMBAHASAN
Fungsi
pengarahan (directing = actuating = leading = penggerakan) adalah fungsi
manajemen yang terpenting dan paling dominan dalam proses manajemen. Fungsi ini
baru dapat diterapkan setelah rencana, organisasi, dan karyawan ada. Jika
fungsi ini diterapkan maka proses manajemen dalam merealisasi tujuan dimulai.
Penerapan fungsi ini sangat sulit, rumit, dan kompleks, karna karyawan tidak
dapat dikuasai sepenuhnya. Hal ini disebabkan karyawan adalah mahluk hidup yang
punya pikiran, perasaan, harga diri, cita-cita dan lain-lainnya.
Pelaksanaan
pekerjaan dan pemanfaatan alat-alat bagaimana pun canggih atau andalnya, baru
dapat dilakukan jika karyawan (manusia) ikut berperan aktif melaksanakannya.
Fungsi
pengarahan ini adalah ibarat kunci strater mobil, artinya mobil baru dapat
berjalan jika kunci starternya telah melaksanakan fungsinya. Demikian juga
proses manajemen, baru terlaksana setelah fungsi pengarahan diterapkan.
Defini fungsi
pengarahan ini dikemukakan para penulis sebagai berikut.
Pengarahan
adalah mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dengan bekerja efektif
dalam mencapai tujuan perusahaan.[1]
Pengarahan (Direction) adalah
keinginan untuk membuat orang lain mengikuti keinginanya dengan menggunakan
kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi
kepentingan jangka panjang perusahaan.
Menurut KAMUS KOMPETISI
“Pengarahan adalah keinginan untuk membuat orang lain untuk mengikuti
keinginanya” sedangkan menurut DASAR-DASAR MANAJEMEN “pengarahan adalah suatu
fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan kualitas”
Menurut Saure dan Dislainer dalam
Wanadiana (2010), pengerahan merupakan petunjuk untuk melaksanakan sesuatu atau
perintah resmi seseorang pimpinan kepada bawahanya berupa petunjuk untuk
melaksanakan sesuatu.
Pengarahan adalah fungsi
Managemen yang berhubungan dengan kegiatan mengarahkan semua karyawan agar mau
bekerjasama dan bekerja efektif secara efisien, agar terwujudnya tujuan dan
perusahaan, karyawan bahkan masyarakat.
Pengarahan
adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemimpin untuk menggerakan, membimbing,
mengatur segala kegiatan yang telah diberi tugas dalam melaksanakan suatu
kegiatan usaha. Pengarahan ini dapat dilakukan secara persuasif atau bujukan
dan instrufi, tergantung cara mana yang paling baik.
Pengarahan (Perintah) adalah suatu instruksi resmi
dari seseorang atasan kepada karyawannya untuk mengerjakan atau untuk tidak
melakukan sesuatu, guna merealisasikan tujuan dari sebuah perusahaan [2]
Pengarahan
(Perintah) adalah suatu instruksi resmi dari seseorang atasan kepada
karyawannya untuk mengerjakan atau untuk tidak melakukan sesuatu, guna
merealisasikan tujuan dari sebuah perusahaan.Pengarahan ini dapat dilakukan
dengan cara peruasif atau bujukan dean instruktif, tergantung cara mana yang
paling efektif.
Pengarahan
dimaksud efektif, jika dipersiapkan dan dikerjakan dengan baik serta benar oleh
karyawan yang ditugasi untuk itu .
Pokok-pokok
masalah yang dipelajari pada fungsi pengarahan atau directing adalah:
1. Tingkah
laku manusia (human behavior)
2.
Hubungan manusiawi (human relation)
3.
Komunikasi (communition)
4. Kepemimpinan
(leadership)
Keempat pokok
maslah diatas satu persatu dijelaskan dibawah ini.
G.R.Terry
Artinya:
Pengarahan adalah membuat semua anggota kelompok agar mau bekerja sama dan
bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan
perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian. [3]
Koontz dan
O’Donnel
Artinya:
pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individu yang ditimbulkan oleh
adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat dipahami dan pembagian
pekerjaan yang efektif untuk tujuan perusahaan yang nyata
Jadi pengarahan
adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk membimbing, menggerakan,
mengatur segala kegiatan yang telah diberi tugas dalam melaksanakan sesuatu
kegiatan usaha. [4]
Keempat pokok
masalah tersebut satu persatu dijelaskan dibawah ini.
Manajemen adalah
mencapai tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain. Ini berarti pimpinan
menyuruh para bawahanya untuk mengerjakan sebagian dari tugas-tugasnya dalam
mencapai tujuan perusahaan pimpinanan dalam membina kerjasama, mengarahkan dan
mendorong gairah kerja para bawahanya, perlu memahami tingkah laku manusia.
Tingkah laku
manusia dapat kita ketahui dengan mempelajari psikologi, sosiologi,
antropologi, psikologi sosial, dan psikologi manajemen.
Manusia dalam
berkelompok mempunyai latar belakang yang heterogen seperti jenis kelamin,
umur, pendidikan, agama, kebudayaan, kepentingan, dsb. Tetapi disamping
perbedaan ini juga terdapat persamaan, seperti kebutahan (needs) untuk makan,
minum, keamanan, keturunan atau biologis. Persamaan kebutuhan inilah yang
membentuk kerjasama dan hidup yang berkelompok.
Needs
(kebutuhan) adalah yang diperlukan oleh setiap orang, sedang wants (keinginan)
adalah yang ditentukan oleh cita-cita seseorang. Para penulis yang mengemukakan
tingkah laku manusia, yaitu :
•
Elton Mayo dan Fritz Roethlisberger dengan teorinya Human Science Theory
•
Douglas McGregor dengan teori XY
• D.
Yung dengan teori Introvert Extrovert dan Ambivertnya
•
Robert Own dan Andrew dan Uro, dengan Heredity dan Enviroment
•
Clare W. Graves, dengan tipe-tipe tingkah laku manusia
• Dr. Thoshitaka
Nomi, dengan teori golongan darah
Hubungan
manusiawi adalah hubungan antara orang orang yang di lakukan dalam suatu organisasi.
Jadi bukan hubungan dalam arti kekeluargaan.
Dalam kehidupan
berkelompok atau organisasi ini harus di dasarkan atas kebutuhan, kepentingn,
hormat menghormati, saling membutuhkan dan kerja sama di antara semu pihak
untuk mencapai tujuan. Kerja sama ini akan terbentuk dan terjalin dengan baik,
jika ada pengetahuan tentang kebersamaan, saling menuntungkan dan adanya
kesediaan mengorbankan diri dari kepentinganya masing-masing. Jadi hubungan
manusiawi atau social ini tercipta dan terbina dengan baik, jika dilakukan
secara manusiawi, saling membutuhkan, saling menguntungkan, hormat menghormati,
cinta mencintai dan bekerja sama untuk mencapai tujuan.
Komunikasi
merupakan hal yang paling terpenting dalam manajemen, karna proses manajemen
baru terlaksana jika komunikasi berlangsung atau di lakukan. Di berikannya
perintah, laporan, informasi, berita, saran dan menjalin hubungan hubungan
hanya dapat di lakukan dengan komunikasi saja, tanpa komunikasi oroses
manajemen tidak terlaksana.
Ini penting.
Bahkan sangat penting. Untuk dipelajari oleh manajemen. Khususnya manajemen
puncak. Atau pihak yang punya bawahan. Sukses tidaknya pengarahan: terserah
pemimpinnya. Terserah kepemimpinnya.
Pemimpin adalah
orangnya. Kepemimpinan: gaya memimpinnya. Gaya mengarahkannya, gaya
koordinasinya, gaya membina anak buahnya. Agar mereka mau melakukan apa yang
diinginaknnya.
Harus tahu:
kapan tegas, kapan santun. Harus mengerti: kapan instruksi, kapan motivasi.
Pengalaman
sangat berpengaruh terhadap sifat kepemimpinan seseorang.
B. Motivasi
Motivasi adalah
aktifitas perilaku yang bekerja dalam usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang
diinginkan. Untuk memahami lebih dalam definisi motivasi ada baiknya kita
melihat beberapa pen dapat para ahli berikut ini:
§ Chung
dan Meggison menyatakan bahwa “motivation is definate as atau goal – directed
behavior, it concerns the level of effort one exerts in persuing a goal... it’s
cosely performance (motivasi dirumuskan sebagai perilaku yang ditunjukan pada
sasaran. Motivasi berkaitan dengan tingkah usaha yang dilakukan oleh seseorang
dalam mengejar suatu tujuan... motivasi berkaitan erat dengan kepuasan dan
performasi pekerjaan)
§ Disisi
lain menurut Santoso Suroso ”motivasi adalah suatu set atau kumpulan perilaku
yang memberikan landasan bagi seseorang untuk bertindak dalam suatu cara yang
diarahkan kepada tujuan spesifik tertentu (spesific goal directed way)
Pada dasarnya motivasi itu hanya
dua, yaitu untuk meraih kenikmatan atau menghindari dari rasa sakit atau
kesulitan. Uang bisa menjadi motivasi kenikmatan maupun motivasi menghindari
rasa sakit. Jika kita memikirkan uang supaya kita tidak hidup sengsara, maka
disini alasan seseorang mencari uang untuk menghindari rasa sakit. Sebaliknya
ada orangyang mengejar uang karena ingin menikmati hidup, maka uang
sebagai alasan seseorang untuk meraih kenikmatan.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi
adalah suatu alasan atau dorongan yang bisa berupa kata-kata, motivation
training, keyakinan dari dalam diri sendiri, pengaturan mindset, dan
atau keadaan yang mendesak untuk dapat melakukan atau menghasilkan sesuatu, dan
untuk memperoleh semangat untuk tetap terus bekerja.
Dalam mewujudkan alasan untuk beraksi
(motivasi), maka diperlukan stimulus (pendorong). Stimulus (pendorong) itu
sendiri ada dua macam, yaitu:
1.
High Class
yang berupa tarikan (pull).
2.
Low Class
yang berupa dorongan (push).
Jika kedua-duanya digabungkan, maka
akan diperoleh suatu energy yang besar dan akan membangkitkan rasa semangat
dalam diri seseorang. Sebagai contoh: sebuah mobil yang mogok, jika didorong
saja hanya akan bergerak lambat. Lain halnya jika ditambah dengan tarikan.
Mobil itu akan terasa lebih ringan dan bergeraknya akan lebih cepat.
Begitu juga dengan diri manusia,
manusia akan memiliki semangat juang yang tinggi jika mendapat dorongan dan
kesadaran dari dalam dirinya sendiri. Tetapi semangat juang itu akan bertambah
tinggi jika mendapat tarikan dari luar, seperti dorongan semangat dari
keluarga, teman, atau yang lainnya.
Ada beberapa
level (tingkatan) dalam motivasi, yaitu:
1.
Level paling
rendah, level Spirit. Yaitu menghadiri AMT (Achievement Motivation
Training). Kenapa level ini dikatakan paling rendah, karena pembakaran
semangat dan motivasi di level ini hanya akan mempengaruhi peserta saat duduk
dan menyimak motivasi yang diberikan oleh trainer (pemberi motivasi), setelah
itu pengaruhnya tidak akan sekuat dan seberpengaruh saat disampaikan oleh
trainer.
2.
Level Mindset.
Pengaturan pada pikiran. Ini dilakukan oleh diri sendiri untuk menciptakan
semangat dan motivasi untuk diri sendiri. Level ini lebih tinggi daripada
sebelumnya, karena pada level ini kita sudah mampu mengatur apa-apa saja yang
menjadi bahan bakar semangat dan alasan untuk melakukan sesuatu.
3.
Level
Skill dan Job. Kemampuan dan pekerjaan. Saat kita sudah mengetahui
apa yang mampu kita lakukan dan pengaplikasiannya dalam pekerjaan, maka kita
akan secara otomatis mendapat semangat dan alasan untuk menghasilkan yang
terbaik dalam sasaran kita (job).
4.
Dan level
yang tertinggi adalah Level Power (Energi). Kenapa disebut level
tertinggi, karena pada level ini, seseorang yang telah mengatur mindset-nya,
mampu melaksanakan job (pekerjaan)nya dengan baik, ia akan menjadi energy untuk
yang lainnya. Artinya, disaat energinya habis, ia tahu kapan dan bagaimana
seharusnya ia mengisi ulang energinya. Sedangkan disaat energinya sudah terisi
penuh, ia mampu menyalurkan energy untuk orang lain.
Tujuan
motivasi menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:146) adalah sebagai berikut:
·
Meningkatkan
moral dan kepuasan kerja karyawan.
·
Meningkatkan
produktivitas kerja karyawan.
·
Mempertahankan
kestabilan karyawan perusahaan.
·
Meningkatkan
kedisiplinan karyawan.
·
Mengefektifkan
pengadaan karyawan.
·
Menciptakan
suasana dan hubungan kerja yang baik.
·
Meningkatkan
loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan.
·
Meningkatkan
kesejahteraan karyawan.
·
Mempertinggi
rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
·
Meningkatkan
efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku
Bahwa ada dua metode motivasi adalah sebagai berikut:
Motivasi langsung adalah motivasi (materiil dan Non Materiil) yang
diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi
kebutuhan serta kepuasannya, jadi sifatnya khusus, seperti pujian, penghargaan,
tunjangan hari raya, bonus dan bintang jasa.
Motivasi Tidak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan
fasilitas-fasilitas yang men dukung
serta menunjang gairah kerja atau kelancaran tugas sehingga para karyawan betah
dan bersemangat melakukan pekerjaannya. Misalnya ruangan kerja yang nyaman, suasana pekerjaan yang serasi
dan sejenisnya.[5]
Bahwa proses motivasi adalah sebagai berikut :
1.
Tujuan
Dalam proses
motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi. Baru kemudian para
karyawan dimotivasi kearah tujuan.
2.
Mengetahui kepentingan
Hal yang
penting dalam proses motivasi adalah mengetahui keinginan karyawan dan tidak
hanya melihat dari sudut kepentingan pimpinan atau perusahaan saja.
3.
Komunikasi efektif
Dalam proses
motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dengan bawahan. Bawahan harus
mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat apa saja yang harus
dipenuhinya supaya insentif tersebut diperolehnya.
4.
Integrasi tujuan
Proses
motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan kepentingan
karyawan. Tujuan organisasi adalah needscomplex yaitu untuk memperoleh
laba serta perluasan perusahaan. Sedangkan tujuan individu karyawan ialah
pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Jadi, tujuan organisasi dan tujuan karyawan
harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.
5.
Fasilitas
Manajer
penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi dan individu
karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Seperti
memberikan bantuan kendaraan kepada salesman.
6.
Team Work
Manajer
harus membentuk Team work yang terkoordinasi baik yang bisa mencapai
tujuan perusahaan. Team Work penting karena dalam suatu perusahaan
biasanya terdapat banyak bagian.[6]
1. Teori Insentif: Yaitu teori yang mengatakan bahwa seseorang akan
bergerak atau mengambil tindakan karena ada insentif yang akan dia dapatkan.
Misalnya, Anda mau bekerja dari pada sampai sore karena Anda tahu bahwa Anda
akan mendapatkan intensif berupa gaji. Jika Anda tahu akan mendapatkan
penghargaan, maka Anda pun akan bekerja lebih giat lagi. Yang dimaksud insentif
bisa tangible atau intangible. Seringkali sebuah pengakuan dan penghargaan,
menjadi sebuah motivasi yang besar.
2. Dorongan Bilogis: Dalam hal ini yang dimaksud bukan hanya masalah
seksual saja. Termasuk di dalamnya dorongan makan dan minum. Saat ada sebuah
pemicu atau rangsangan, tubuh kita akan bereaksi. Sebagai contoh, saat kita
sedang haus, kita akan lebih haus lagi saat melihat segelas sirup dingin kesukaan
Anda. Perut kita akan menjadi lapar saat mencipum bau masakan favorit Anda.
Bisa dikatakan ini adalah dorongan fitrah atau bawaan kita sejak lahir untuk
mempertahankan hidup dan keberlangsungan hidup.
3. Teori Hirarki Kebutuhan: Teori ini dikenalkan oleh Maslow
sehingga kita mengenal hirarki kebutuhan Maslow. Teori ini menyajikan alasan
lebih lengkap dan bertingkat. Mulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan
kemanan, kebutuhan akan pengakuan sosial, kebutuhan penghargaan, sampai
kebutuhan akan aktualisasi diri.
4. Takut Kehilangan vs Kepuasan: Teori ini mengatakan bahwa apda
dasarnya ada dua faktor yang memotivasi manusia, yaitu takut kehilangan dan
demi kempuasan (terpenuhinya kebutuhan). Takut kehilangan adalah adalah ketakutan
akan kehilangan yang sudah dimiliki. Misalnya seseorang yang termotivasi
berangkat kerja karena takut kehilangan gaji. Ada juga orang yang
giat bekerja demi menjawab sebuah tantangan, dan ini termasuk faktor kepuasan.
Konon, faktor takut kehilangan lebih kuat dibanding meraih kepuasan, meskipun
pada sebagian orang terjadi sebaliknya.
5. Kejelasan Tujuan: Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika
kita memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa
seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi jika dia memiliki tujuan yang
jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut dengan Goal Setting (penetapan
tujuan)
Model
tradisional ini digunakan untuk memberikan dorongan kepada karyawan agar melakukan
tugas mereka dengan berhasil, para menajer menggunakan sistem upah insentif,
semakin banyak mereka menghasilkan atau mencapai hasil kerja yang sempurna,
semakin besar penghasilan mereka.
Model
hubungan tradisional yaitu para manajer dianjurkan untuk bisa memotivasi para
karyawan dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan dengan membuat mereka
merasa penting dan berguna, sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerjanya. Para
karyawan diberi lebih banyak waktu kebebasan untuk mengambil keputusan
dalam menjalankan pekerjaannya.
Model Sumber Daya Manusia yaitu karyawan mempunyai motivasi yang sangat
beraneka ragam, bukan hanya motivasi karena uang ataupn keinginan akan
kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan mempunyai arti dalam
bekerja. Tugas manajer dalam model ini, bukanlah menyuap para karyawan dengan
upah atau uang saja tetapi juga untuk mengembangkan rasa tanggung jawab bersama
dalam mencapai tujuan organisasi dan anggotanya, dimana setiap karyawan
menyumbangkan sesuai dengan kepentingan dan kemampuannya masing-masing.
Bagi setiap
individu sebenernya memiliki motivasi yang mampu menjadi spirit dalam memacu
dan menumbuhkan semangat kerja dalam bekerja.
Spirit yang
dimiliki oleh seseorang tersebut dapat bersumber dari dirinya maupun dari luar,
dimana kedua bentuk tersebut akan lebih baik jika dua-duanya bersama-sama ikut
menjadi pendorong motivasi seseorang.
Motivasi muncul
dalam dua bentuk dasar, yaitu
Motivasi
ekstrinsik muncul dari luar diri seseorang, kemudian selanjutnya mendorong orang
tersebut untuk membangun dan menumbuhkan semangat motivasi pada diri orang
tersebut untuk merubah seluruh sikap yang dimiliki olehnya saat ini ke arah
yang lebih baik.
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi
aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri
setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh
seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya,
ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari
segi tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang
dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang
terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri.
Sebagai contoh konkrit, seorang siswa itu melakukan belajar, karena
betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat
berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain.
“intrinsik motivations are inherent in the learning situations and meet
pupil-needs and purposes”. Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga
dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai
dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait
dengan aktivitas belajarnya. Seperti tadi dicontohkan bahwa seorang belajar,
memang benar-benar ingin mengetahui segala sesuatunya, bukan karena ingin
pujian atau ganjaran.
Intrinsik adalah motivasi yang muncul dan tumbuh serta
berkembang dalam diri orang tersebut, yang selanjutnya kemudian mempengaruhi
dia dalam melakukan sesuatu secara bernilai dan berarti.
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena
adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh itu seseorang itu belajar,karena
tahu besok paginya akan ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik,
sehingga akan dipuji oleh pacarnya,atau temannya.
Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi
ingin mendapatkan nilai yang baik,atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat
dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut
dengan esensi apa yang dilakukannyn itu. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik
dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar.
Pemimpin di
suatu organisasi memiliki peran kuat dalam membangun dan menumbuhkan semangat
motivasi dikalangan karyawan. Seorang pemimpin yang bijaksana tidak akan
melakukan pemaksaan konsep motivasi kepada para karyawanya yang bersangkutan.
Karena dasar dari pemahaman motivasi adalah menghargai proses tercapainya
tujuan-tujuan yang diharapkan pada kata proses tersebut pemimpin dituntut untuk
dapat melihat bahwa goal yang diperoleh dengan proses. Seorang
pemimpin yang tidak menghargai proses artinya pemimpin tersebut belum layak
untuk disebut sebagai seorang pemimpin atau pemimpin tersebut tidak menempatkan
diri sebagai pemimpin aspiratif. Pemimpin menyadari aspiratif. Namun lebih
sebagai pemimpin yang menerapkan konsep paksaan (coercive power) dalam memerintahkan
karyawanya. Dalam memerintah para karyawanya. Pemimpin menyadari dengan
memiliki karyawan yang berkualitas tersebut sering
meninggalkan
tempat kerja. Maka persoalan akan timbul bagi pimpinan adalah jika ia
mengeluarkan karyawan tersebut. Maka artinya jika itu dilakukan dibutuhkan
biaya (cost) dan waktu (time) untuk merekrut kembali karyawan baru yang
memiliki kualitas kerja seperti karyawan tersebut, plus ditambah biaya
pelatihan (training) yang harus diberikan kepada karyawan baru tersebut sebelum
ia mulai bertugas.
Oleh karena itu,
dalam mewujudkan suatu pekerjaan terlaksana dengan baik, dan orang-orang yang
berkualitas masih tepat bekerja dengan motivasi tinggi seseorang pemimpin
dengan kepemilikan gaya kepemimpinan yang ada mampu mewujudkan semua itu tetap
berjalan sempurna dalam konteks ini sebaiknya seorang pemimpin menerapkan suatu
gaya kepemimpinan yang merupakan penggabungan dari dua gaya kepemimpinan
tersebut adalah
a.
Middle of the road management: Penyelesaian pekerjaan yang cukup dan moral yang
memuaskan adalah sasaran gaya ini.
b. Team
management: yaitu pemimpin memberikan saran produksi dan moral dengan
mengkoordinasikan dan memadukan kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan.
Adalah suatu
bagian yang saling berkaitan yang saling terkait satu sama lain. Peningkatan
motivasi kerja akan mempengaruhi peningkatan produktivitas, dan begitu juga
sebaliknya.
Produktivitas
dalam kohler’s Dictionary for Accountant 1983 (dikutip Mulyono,1993)
didefinisikan sebagai hasil yang didapat dari proses produksi dengan
menggunakan satu atau lebih faktor produksi. Secara umum pengertian
produktifitas dikemukakan orang dengan menunjukan kepada rasio output terhadap
input sedangkan output bisa terdiri dari penjualan ( sale), earnings
(pendapatan), market shaer dan kerusakan (deftes).
Ada banyak
penelitian dan analisis yang dikemukakan oleh banyak pihak bahwa utang bias
mempengaruhi seseorang untuk memiliki motivasi tinggi dalam bekerja. Dan begitu
pula sebaliknya. Kondisi ini timbulya disebabkan oleh tekanan. Ketika orang
bekerja dibawah tekanan (underpresure) maka ia harus berjuang dengan
kuat untuk melunaskan pinjaman tersebut, termasuk tentunya membayar angsuran
ulang tersebut setiap bulannya, dan jika ia tidak bias membayarnya maka aka
nada sangsi yang akan diterima, termasuk reputasinya sebagai pebisnis akan
turun karena bermaslah dengan utang.
Beberapa
pebisnis menganggap salah satu cara untuk menambah modal adalah dengan mencari
dari sumber luar (eksternal), sumber eksternal tersebut meliputi:
a.
Pinjaman dari perbankan
b. Penerbitan
obligasi
c.
Pinjaman dan leasing
d. Pinjaman
dari para mitra bisnis
e.
Dan sumber lainnya.
Namun setiap
sumber pinjaman tersebut dianggap memiliki konsekuensinya masing-masing, atau
yang biasa disebut denga risiko (risk).
Secara umum ada
beberapa solusi yang layak diterapkan untuk mengatasi masalah dibidang
motivasi, yaitu:
a.
Pimpinan menciptakan suasana yang mendukung ke arah pembentukan situasi dan
kondisi kerja yang nyaman, saling menghargai, dan menempatkan rasa simpati pada
mereka-mereka yang menjalankan pekerjaan secara baik. Termasuk pimpinan harus
menghargai para karyawan yang telah berusaha bekerja namun belum berhasil
menunjukkan kualitas kerjanya.
b.
Seorang pimpinan yang bijaksana menghindari bahasa-bahasa dan perintah yang
bersifat atau memungkinkan untuk timbulnya konflik kalua tujuan dari konflik
untuk membangun produktivitas kerja mungkin tidak ada masalah, namun kalua
konflik hanya akan membuat timbulnya maslah baru ini akan membawa persoalan
yang jauh lebih parah. Termasuk memungkinkan lambatnya hasil kerja yang akan dihasilkan.
c.
Para pimpinan dan karyawan selalu menepatkan berfikir secara positif. Artinya
jika ada pimpinan yang menegur bawahan secara keras anggaplah itu sebagai
masukan yang berarti dalam memotivasi para bawahan agar semakin baik di
kemudian hari. Begitu juga pimpinan jika ada bawahan yang memberi saran, maka
sebaiknya jangan tersinggung namun jadikan itu sebagai motivasi bagi pimpinan
untuk melakukan perbaikan secara lebih baik, dan biasanya karyawan yang memberi
masukan tentunya artinya karyawan tersebut memiliki rasa cinta yang tinggi
kepada perusahaan. Namun ada baiknya juga memfilter setiap masukan itu jangan
menerima mentah-mentah begitu saja, harus bisa membedakan yang mana masukan dan
yang mana fitnah.
d. Jika pimpinan
atau karyawan memiliki prestasi, maka sebaiknya barikan ucapan atau juga hadiah
karena itu akan membangkitkan semangat dan menempatkan dirinya sebagai orang
yang dihargai atas kerja keras yang telah dilakukan. Memberi hadiah kadang kala
tidak perlu mahal namun yang terpenting adalah menunjukakan perhatian.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Jadi, pegertian
pengarahan itu adalah suatu proses pembimbingan, pemberi petunjuk, dan intruksi
kepada bawahan agar mereka bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Pengarahan (Direction) adalah keinginan untuk membuat orang lain mengikuti keinginannya
dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara efektif dan
pada tempatnya demi kepentingan jangka panjang perusahaan. Fungsi pengarahan
juga dapat diartikan adalah fungsi manajemen yang terpenting dan paling dominan
dalam proses manajemen. Fungsi ini baru dapat diterapkan setelah rencana,
organisasi, dan karyawan ada. Jika fungsi ini diterapkan maka proses manajemen
dalam merealisasi tujuan dimulai.
Pokok-pokok
masalah yang dipelajari pada fungsi pengarahan atau directing adalah:
1.
Tingkah laku manusia (human behavior)
2.
Hubungan manusiawi (human relation)
3.
Komunikasi (communition)
4. Kepemimpinan
(leadership)
SARAN
Manusia tidak
luput dari kesalahan dan kekhilafan. Barang kali makalah yang kami buat ada
kesalahannya pembaca boleh memberi kita saran atau kritik. Barangkali hanya ini
yang dapat penulis ungkapkan.jika ada kesalahan materi maupun merugikan
pihak-pihak tertentu penulis meminta kritik dan sarannya, kritik maupun
sarannyan sangatlah penting untuk pengintrospesikan diri melengkapi makalah
ini.
Setelah membaca
dan mempelajari bab ini diharapkan para pembaca dan peneliti mampu memahami
dengan baik tentang :
1.
Pengertian motivasi
2.
Hubungan motivasi dan kerja
3.
Teori motivasi dan aplikasi teori tersebut pada pengelola perusahaan.
4.
Motivasi dan kepemimpinan
5.
Pengaruh motivasi bagi peningkatan kinerja perusahaan
6. Mampu
menjawab soal-soal dan kasus yang diberikan secara baik dan benar, serta
memberikan solusi yang bersifat konstruktif.
Dalam ilmu
manajemen pembahasan tentang motivasi memiliki kedudukan yang penting. Ini
disebabkan karena konsep motivasi mampu memberi pengaruh besar bagi kemajuan
serta pergerakan suatu perusahaan dimasa depan. Karena motivasi adalah sebuah
spirit pada bab ini kita akan membahas secara dalam tentang motivasi dan
berbagai keterkaitannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Usman,Husaini.2008. Manajemen :
Teori Praktik & Riset Pendidikan Jakarta : Bumi Aksara Hal. 211-233
Hasibuan, Malayu S.P. 2011 Manajemen
Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta : Bumi Aksara. Hal 183-216
M. Manullang,
“Dasar-Dasar Manajemen”. Gadjah Mada University Press P.O.BOX.14 : Bulaksumur,
Yogyakarta, 2008, hlm. 159
Fahmi, Irham 2011. Manajemen : Teori, Kasus dan Solusi. Bandung :
Alfabeta. Hal 142-157
Maman Ukas. 2004 Manajemen : Konsep, Prinsip dan Aplikasi. Bandung :
Agnini.
Robbins, Stephen P., Coulter,Mary. 2002. Management, Prentice Hall
International Inc
Cullen John B. 2002. Multinational Management, South, Western, Ohio
Pidarta, Made. 2004 Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta : Rineka
Cipta
Fatah, Nanang. 2001. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : Remaja
Dr. T. Hani Handoko,
M.B.A. MANAJEMEN. Yogyakarta: BPFE
[1] Usman,Husaini.2008. Manajemen :
Teori Praktik & Riset Pendidikan Jakarta : Bumi Aksara Hal. 211-233
[2] M. Manullang, “Dasar-Dasar
Manajemen”. Gadjah Mada University Press P.O.BOX.14 : Bulaksumur, Yogyakarta,
2008, hlm. 159
[3] Hasibuan, Malayu S.P. 2011 Manajemen
Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta : Bumi Aksara. Hal 183-216
[5] Malayu S.P. Hasibuan (2005:149)
[6] Malayu S.P. Hasibuan (2005:151)
No comments:
Post a Comment