Wednesday, May 27, 2020

HAKIKAT MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Salah satu sumber daya yang penting dalam manajemen adalah sumber daya manusia. Pentingnya sumber daya manusia ini, perlu disadari oleh semua tingkatan manajemen termasuk juga manajemen pendidikan. Seperti apapun majunya teknologi, manusia tetap menjadi faktor penting yang memegang peran bagi keberhasilan suatu organisasi. Bahkan dapat dikatakan bahwasanya manajemen pada hakikatnya adalah manajemen sumber daya manusia karena identik dengan manajemen itu sendiri.

Berhasil atau tidaknya sebuah tujuan di dalam bidng apapun termasuk dalam bidang pendidikan, terkait erat dengan faktor sumber daya manusia yang ada dalam pengelolaan kerja pendidikan. Sumber daya manusia merupakan salah satu parameter sentral di dalam dunia kerja, disamping faktor pendukung lainnya seperti teknologi, organisasi dan lain sebagainya.

Dari latar belakang tersebut, diketahui bagaimana pentingnya manajemen sumber daya manusia. Sehingga sangat perlu untuk mengetahui makna sesungguhnya atau hakikat dari manajemen sumber daya manusia. Oleh sebab itu, dan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah manajemen sarana dan prasarana pendidikan maka makalah ini disusun.

 

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana pengertian dan ruang lingkup manajemen sumber daya manusia?

2.      Bagaimana tantangan manajemen sumber daya manusia?

3.      Bagaimana peran manajemen sumber daya manusia?

4.      Bagaimana pengaruh etika terhadap manajemen sumber daya manusia?



C.    Tujuan Penulisan

1.      Memahami pengertian dan ruang lingkup manajemen sumber daya manusia

2.      Mengetahui dan memahami tantangan manajemen sumber daya manusia

3.      Memahami peran manajemen sumber daya manusia

4.      Mengetahui dan memahami pengaruh etika terhadap manajemen sumber daya manusia

 

D.    Manfaat Penulisan

1.      Memahami sistematika penulisan makalah dengan baik.

2.      Memahami materi dengan baik dan mendalam.

 

E.     Metode Penulisan

Metode penulisan yang dipakai adalah metode pustaka, yaitu metode dengan pengumpulan dan penyusunan data-data yang berhubungan dengan materi dari buku-buku yang telah direferensi oleh dosen maupun buku-buku referensi lainnya.

 

F.     Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam pembacaan makalah ini, makalah dibagi menjadi tiga aspek penting yaitu :

1.      Pendahuluan yang terdiri dari; latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat enulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

2.      Pembahasan dalam makalah ini merujuk pada rumusan masalah dan metode penulisan.

3.     Kesimpulan  dalam makalah ini diambil dari penguasaan materi dan kedalaman bacaan.

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia

1.      DefinisiManajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia telah didefinisikan dalam berbagai cara. Tetapi, hal penting yang muncul dalam hampir semua definisi adalah, bahwa organisasi yang efektif harus mampu menemukan, mendayagunakan, mempertahankan, dan mengembangkan manusia untuk mencapai hasil yang dicita-citakan.

Mondy dan Noe mendefinisikan manajemen sumber daya manusia (human resource management) sebagai “pendayagunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.”

Ivancevich mendefinisikan manajemen sumber daya manusia sebagai sebuah fungsi yang dijalankan dalam organisasi dengan maksud memfasilitasi pendayagunaan manusia (karyawan) secara paling efektif untuk mewujudkan tujuan-tujuan organisasi dan individu.

Jadi, dari sejumlah definisi yang diungkapkan diatas, manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber daya manusia di dalam organisasi, yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangan sumber daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir, pemberian kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja, dan hubungan industrial. Perencanaan dan implementasi fungsi-fungsi ini harus didukung oleh analisis jabatan yang cermat dan penilaian kinerja yang objektif.

 

2.      TujuanManajemen Sumber Daya Manusia

Tujuan umum manajemen sumber daya manusia adalah mengoptimalkan kegunaan (yakni, produktivitas) semua pekerja dalam sebuah organisasi. Dalam konteks ini, produktivitas diartikan sebagai keluaran (output) sebuah perusahaan (barang dan jasa) terhadap


masukannya (manusia, modal, bahan-bahan, energi). Sementaraitu, tujuan khusus manajemen sumber daya manusia adalah membantu para manajer lini, atau manajer-manajer fungsional yang lain, agar dapat mengelola para pekerja itu secara lebih efektif.

Dalam konteks ini, seorang manajer sumber daya manusia adalah seseorang yang lazimnya bertindak dalam kapasitas sebagai staf, yang bekerja sama dengan para manajer lain untuk membantu mereka dalam menangani masalah-masalah sumber daya manusia. Jadi, pada dasarnya, semua manajer bertanggung jawab atas pengelolaan karyawan di unit kerjanya masing-masing. Dalam praktiknya, diperlukan semacam pembagian peran dan tanggung jawab dalam kegiatan-kegiatan operasional pengelolaan sumber daya manusia antara manajer sumber daya manusia yang memiliki kepakaran manajemen sumber daya manusia dan manajer-manajer lain yang sehari-hari mengelola para bawahan atau anggota unit kerja.

 

3.      Cara Pandang terhadap Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Berikut ini adalah sejumlah perspektif tentang manajemen sumber daya manusia.

a.       PendekatanStrategis

Bila dilihat dari sudut pandang strategis, manajemen sumber daya manusia harus memberikan kontribusi kepada keberhasilan jangka panjang (yang bersifat strategis) sebuah organisasi. Jika kegiatan para manajer dan departemen sumber daya manusia tidak membantu organisasi dalam mencapai tujuannya, maka sumber daya yang ada digunakan atau dikelola secara tidak efektif.

 

b.      PendekatanSumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia adalah manajemen (terhadap) manusia. Pendayagunaan manusia tidak boleh mengorbankan atau mengabaikan arti penting dan harga diri (martabat) manusia.


Organisasi hanya dapat tumbuh dan berkembang melalui perhatian yang sungguh-sungguh kepada kebutuhan-kebutuhan para karyawan.

 

c.       Pendekatan Manajemen

Manajemen sumber daya manusia merupakan tanggung jawab setiap manajer. Tugas departemen sumber daya manusia adalah membantu dan melayani para manajer dan karyawan melalui kepakarannya dalam bidang sumber daya manusia. Pada akhirnya, kinerja dan kesejahteraan setiap pekerja menjadi tanggung jawab bersama atasan langsung pekerja dan departemen sumber daya manusia.

 

d.      PendekatanProaktif

Manajemen sumber daya manusia dapat meningkatkan kontribusinya bagi karyawan dan organisasi dengan mengantisipasi tantangan-tantangan yang akan muncul di masa depan. Jika manajemen sumber daya manusia hanya melakukan tindakan yang bersifat reaktif, masalah-masalah akan menumpuk dan makin sulit diselesaikan serta peluang-peluang yang ada bisa hilang begitu saja.

 

4.      Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Dalam manajemen sumber daya manusia, terdapat sejumlah fungsi operasional, yakni: perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangan sumber daya manusia, kompensasi, keselamatan dan kesehatan kerja, hubungan industrial, dan penelitian sumber daya manusia. Berikut ini dijelaskan secara singkat pengertian setiap fungsi operasional tersebut.

a.       PerencanaanSumber Daya Manusia

Perencanaan sumber daya manusia adalah proses yang secara sistematis mengkaji kebutuhan sumber daya manusia untuk menjamin tersedianya tenaga kerja dalam jumlah dan mutu, atau kompetensi, yang sesuai pada saat dibutuhkan. Dengan kata lain, perencanaan


sumber daya manusia adalah proses penentuan jumlah dan mutu atau kualifikasi sumber daya manusia di masa yang akan datang.

 

b.      Rekrutmen dan Seleksi

Rekrutmen atau penarikan adalah proses menarik perhatian sejumlah calon karyawan potensial dan mendorong mereka agar melamar pekerjaan pada sebuah organisasi. Hasil proses rekrutmen adalah sekumpulan pelamar yang memenuhi syarat.

Seleksi adalah proses identifikasi dan pemilihan orang-orang dari sekumpulan pemalar yang paling cocok dengan posisi yang ditawarkan dan dengan organisasi. Hasil proses seleksi adalah para calon karyawan yang paling memenuhi syarat diantara para pelamar.

 

c.       Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pengembangan sumber daya manusia adalah upaya terencana yang dilakukan oleh manajemen untuk meningkatkan kompetensi pekerja dan kinerja organisasi melalui program-program pelatihan, pendidikan, dan pengembangan.

 

d.      Kompensasi

Kompensasi atau balas jasa didefinisikan sebagai semua imbalan yang diterima oleh seseorang sebagai balasan atas kontribusinya terhadap organisais. Imbalan yang diberikan kepada karyawan itu dapat berupa salah satu atau kombinasi dari bentuk-bentuk berikut ini.

1)      Gaji atau upah, yakni uang yang diterima oleh seseorang sebagai imbalan atas pekerjaannya.

 

2)      Insentif dan bagi hasil, yakni uang dan/atau barang yang diberikan kepada karyawan, diluar gaji/upah pokok, berdasarkan kinerja individu atau organisasi.


3)      Tunjangan dan pelayanan, yakni imbalan finansial tambahan selain gaji/upah pokok, misalnya tunjangan jabatan, tunjangan keluarga, cuti, liburan, dan asuransi kesehatan.

 

4)      Imbalan nonfinansial, misalnya pekerjaan yang menyenangkan dan lingkungan kerja yang nyaman.

 

e.       Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan kerja meliputi upaya untuk melindungi para pekerja dari cidera akibat kecelakaan kerja. Kesehatan kerja adalah terbebasnya para pekerja dari penyakit dan terwujudnya kesejahteraan fisik dan mental pekerja.

 

f.       HubunganIndustrial

Hubungan industrial atau hubungan pekerja adalah sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri atas unsur pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah.

 

g.      PenelitianSumber Daya Manusia

Penelitian atau riset sumber daya manusia adalah studi sistematis tentang sumber daya manusia sebuah perusahaan dengan maksud memaksimalkan pencapaian tujuan individu dan tujuan organisasi. Riset sumber daya manusia dapat juga didefinisikan sebagai semua kegiatan yang melibatkan proses perancangan, pengumpulan, analisis, dan pelaporan informasi, dengan tujuan memperbaiki pembuatan keputusan yang berkaitan dengan identifikasi, penyelesaian masalah, dan penentuan peluang dalam manajemen sumber daya manusia.[1]


B.     TantanganManajemen Sumber Daya Manusia

Kesulitan yang dihadapi oleh MSDM di masa depan tentu tidak akan sama lagi dengan kondisi masa lampau. Kesulitannya adalah bagaimana menciptakan organisasi yang semakin beragam dan menuntut pengelolaan yang semakin efisien, efektif, dan produktif.

Pada masa lalu mekanisme organisasi sangat ditentukan oleh manajemen sumber daya non manusia, tetapi pada masa sekarang keberhasilan suatu organisasi sangat ditentukanoleh manajemen sumber daya manusia yang semakin berkualitas.

Menurut Masakki (dalam Kaizen,1986), istilah kualitas sumber daya manusia adalah tingkat kemampuan dan  kemauan yang dapat ditunjukkan oleh sumber daya manusia. Tingkat itu dibandingkan dengan tingkat yang dibutuhkan dari waktu ke waktu oleh organisasi yang memiliki sumber daya manusia tersebut.

Menurut Sugeng (2002), kualitas sumber daya manusia merupakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan seseorang yang dapat digunakan untuk menghasilkan layanan profesional. Abdullah (1990) dan Ancok (1991), sependapat bahwa kualitas sumber daya manusia selalu tidak akan terlepas dari sebuah kerja professional. Sehingga sebuah kualitas kerja, haruslah dilibatkan dalam konteks kerja yang merupakan profesi seseorang. Karenanya tidak mengherankan apabila kualitas sumber daya manusia yang tinggi diharapkan muncul pada kaum professional, hal ini tidak mengherankan karna kaum profesionallah yang memiliki keahlian, organisasi dan kode etik yang memudahkan mereka untuk mengembangkan konsep, tolak ukur, bahkan ukuran yang bisa mereka gunakan untuk menilai dan membentuk citra diri mereka. Oleh sebab itu, perhatian yang lebih besar harus diberikan pada MSDM itu sendiri.[2]

 

C.    PeranManajemen Sumber Daya Manusia

Setidaknya ada tiga peran utama dari Manajemen SDM dalam organisasi.


Tiga peran SDM menurut Mathis dan Jackson (2001:15) :

1.      Peran Administrasi Sumber Daya Manusia

Peran administrasi Sumber Daya Manusia banyak ditekankan pada memproses dan menyimpan catatan. Menyimpan arsip tenaga kerja dan database yang terkait, menjawab pertanyaan mengenai pembayaran uang sekolah, kebijakan perusahaan tentang cuti dan mengumpulkan dan menyerahkan dokumen yang diperlukan oleh pemerintah setempat. Semua aktifitas ini harus dilakukan dengan efisien dan tepat waktu. Akan tetapi, semua aktivitas ini pada beberapa organisasi telah memberikan penegasan bahwa Sumber Daya Manusia hanyalah mengumpulkan kertas dan memberi tahu manajer dan tenaga kerja lainnya apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Di beberapa organisasi fungsi administrative banyak dilakukan oleh teknologi untuk mengotomatisasi pekerjaan yang sifatnya administrative.[3]

 

2.      PeranOperasional Manajemen Sumber Daya Manusia

Aktivitas operasional sifatnya adalah taktis. Kepatuhan terhadap kesetaraan kesempatan bekerja dan hukum lainnya harus dilakukan, lamaran pekerjaan harus diperoses, posisi yang kosong harus diisi melelui proses wawancara, suoervisor harus dilatih, masalah keselamatan harus diperhatikan, upah dan gaji harus disusun,. Singkatnya banyak kegiatan yang harus dikerjakan oleh Sumber Daya Manusia dengan berkoordinasi dengan manajer dan supervisor di semua bagian perusahaan. Secara tipikal, peran operasional mengharuskan praktisi SDM mengidentifikasi dan mengimplementasi program operasional dan kebijakan di organisasi.

 

3.      Peran Strategis Manajemen Sumber Daya Manusia

Peran strategis MSDM menekankan bahwa orang-orang di organisasi adalah sumber daya yang penting dan juga investasi perusahaan yang besar. Agar SDM dapat memainkan peran yang


strategis, dia harus focus pada masalah-masalah dan implikasi SDM janghka panjang. Bagaimana perubahan kependudukan tenaga kerja dan kekurangan tenaga kerja akan mempengaruhi perusahaan dan cara apa yang akan digunakan untuk menyiasati masalah kekurangan ini, adalah sebuah ilustrasi peran strategi SDM. [4]

 

D.    PengaruhEtika Terhadap Manajemen Sumber Daya Manusia

Etika sebagai factor pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan atau penyelesaiaan masalah dan sekaligus memikirkan perpaduan yang terbaik antara pertimbangan-pertimbangan komersial dan pertimbangan etik. Singkatnya, isu-isu etika dalam dunia bisnis adalah suatu yang tak dapat dielakkan.

Etika (ethics) mengandung sejumlah pengertian. Pertama, etika sebagai nilai-nilai dan norma-norma moral yang digunakan oleh seseorang atau sebuah kelompok sebagai pegangan bagi tingkah lakunya, atau singkatnya etika adalah system nilai. Kedua, etika sebagai kumpulan prinsip dan nilai moral yang mengatur perilaku sebuah kelompok, khususnya suatu profesi. Dalam pengertian ini, etika sering disebut sebagai kode etik atau etika profesi (professional ethich). Ketiga, etika sebagai ilmu tentang apa yang baik dan buruk, tentang apa yang harus dilakukan manusia dan apa yang tidak boleh dilakukannya. Disisni, etika adalah filsafat moral.

 

Pertanyaan-pertanyaan etis dapat dikelompokan dalam empat jenjang berikut ini:

1.      Masyarakat. Disini dipersoalkan bentuk kelembagaan atau institusi dasar dalam suatu masyarakat. Mislanya tentang sistem sosial, sistem politik, dan sistem ekonomi.

 

2.      Pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan atau stakeholders adalah kelompok atau individu yang secara langsung atau tidak langsung


3.      dipengaruhi oleh kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan. Mereka adalah karyawan pemasok konsumen, pemegang saham dan lain-lain. Tentang jenjang ini kita mempertanyakan bagaimana seharusnya sebuah organisasi atau perusahaan berhubungan dengan pihak-pihak yang terkena dampak dari keputusan-keputusannya, dan juga bagaimana seharusnya para pemangku kepentingan berhubungan dengan perusahaan. Keputusan untuk memasarkan sebuah produk baru misalnya tidak saja didasarkan atas manfaat yang akan diterima oleh konsumen atau pemakai, tetapi harus mempertimbangkan dampak yang ditimbulkannya terhadap masyarakat luas, terhadap ekosistem, usaha konservasi sumber daya alam, dan sebagainya.

 

4.      Kebijakan internal. Tingkat ketiga dari isu etika atau moral discourse berkaitan dengan kebijakan internal organisasi. Kita mempersoalkan karakteristik hubungan antara sebuah organisasi atau perusahaan dengan para karyawan.

 

5.      Pribadi jenjang terakhir menyangkut isu-isu moral yang bersifat pribadi. Kita mempertanyakan seharusnya orang-orang memperluaskan satu sama lain dalam sebuah organisasi.

 

Persoalan-persoalan etika dengan segala konsekuensinya itu sangat lazim terjadi dalam aktivitas pada semua jenjang. Persoalan-persoalan itu seringkali juga bersifat dilematis bagi pelaku-pelaku aktivitas, yang diharapkan untuk setiap kali memeragakan perilaku etis. Ini tidak mudah dilakukan karena mereka dituntut untuk selalu bersiakap kritis terhadap acuan-acuan normative mereka dan pada saat yang sama, mengembangkan prinsip-prinsip etis yang mereka anut.

Pada tingkat praktik, umumnya etika diimplimentasikan dengan menggunakan dua perangkat, yaitu bahasa etika dan moralitas umum. Dalam perangkat yang pertama, orangbicara mengenai nilai-nilai, hak dan kewajibannya, dan aturan moral. Pada perangkat yang kedua, orang


menggunakan sekumpulan aturan-aturan moral yang umumnya diterima sebagai perangkat untuk menyelesaikan masalah-masalah etika.

Tujuan akhirnya adalah terwujudnya perilaku etik didalam organisasi. Dalam istilah lain terbentuknya akhlak mulia dalam diri karyawan pada semua jenjang. Sementara itu, prakasa-prakas etik melalui pelatihan etika ditujukan untuk menyediakan alat yang diperlukan karyawan untuk mengidentifikasi isu-isu etika dan berusaha untuk menyelesaikannya. Prakasa etik yang efektif berfokus pada peningkatan kesadaran karyawan, yang pada gilirannya akan menumbuhkan sikap yang positif dan proaktif terhadap masalah-masalah etika.[5]

BAB III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:

1.      Manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan sumber daya manusia di dalam organisasi, yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangan sumber daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir, pemberian kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja, dan hubungan industrial. Dan bertujuan untuk mengoptimalkan kegunaan (yakni,produktivitas) semua pekerja dalam sebuah organisasi serta membantu para manajer lini, atau manajer-manajer fungsional yang lain, agar dapat mengelola para pekerja itu secara lebih efektif.

2.      Tantangan manajemen sumber daya manusia adalah bagaimana menciptakan organisasi yang semakin beragam dan menuntut pengelolaan yang semakin efisien, efektif, dan produktif.

3.      Terdapat tiga peran utama dalam manajemen sumber daya manusia yaitu, peran administrasi manajemen sumber daya manusia, peran operasional manajemen sumber daya manusia, dan peran strategis manajemen sumber daya manusia.

4.      Pengaruh etika terhadap sumber daya manusia adalah terwujudnya perilaku etik didalam organisasi. Dalam istilah lain terbentuknya akhlak mulia dalam diri karyawan pada semua jenjang.

 

B.     Saran

Dengan dibuatnya makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam pembahasan materi dari segi bahasa, teori maupun sistematika penulisan makalah, maka dari itu kami meminta saran yang membangun dari para pembaca.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Arum, Wahyu Sri Ambar . 2007.  Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Jakarta : CV. Multi Karya Mulia.

Marwansyah. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Alfabeta.

Sutrisno, Edy.  2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Kencana.

Suwanto dan Donni Juni Priansa. 2013. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Bandung : Alfabeta.

 

 



[1] Marwansyah, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung, Alfabeta, 2016), hlm. 03-10.

[2] Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta, Kencana, 2009), hlm 11-12.

[3]Suwanto, Donni Juni Priansa, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis (Bandung, Alfabeta, 2013), hlm. 19.

[4]Ibid, hlm. 20.

[5] Marwansyah, Op. Cit, hlm. 19-22.


No comments:

Post a Comment