Saturday, November 14, 2020

DIKSI EFEKTIF

 

 DIKSI EFEKTIF

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

                   Diksi merupakan pilihan kata. Pilihan kata yang dimaksud mencakup pengertian kata untuk menyampaikan ide atau gagasan. Kata yang digunakan harus dipahami orang lain. Semakin banyak kata yang dikuasai, maka semakin lancar pula menyampaikan ide atau gagasan yang disampaikan.

                   Pengarang tidak asal menggunakan kata ketika akan menuliskan ide atau gagasannya. Hal tersebut menyangkut kapan, dimana, dan tujuan penggunaan kata tersebut. Semua itu dimaksudkan untuk memberi tulisan yang menarik perhatian pembaca dengan tujuan agar pesan yang ditulis oleh pengarang dapat disampaikan kepada pembaca

B.   Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka ada tiga rumusan masalah yang dikaji , antara lain :

1)      Pengertian Diksi

2)      Jenis dan makna

3)     Definisi atau batasan

C.   Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan menulis makalah ini :

a.      Untuk mengetahui pengertian dari diksi

b.      Untuk mengetahui Jenis dan makna

c.      Untuk mengetahui definisi atau batasan

BAB II

PEMBAHASAN

A.   Pengertian Diksi

                   Diksi atau pilihan kata . maksudnya memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang- mengarang maupun dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata setepat- tepatnya untuk menyatakan suatu maksud kita tidak dapat lari dari kamus. Kamus memberikan suatu ketepatan kepada kita tentang pemakaian kata-kata. Dalam hal ini makna kata yang tepatlah yang diperlukan.

                   Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikan, baik lisan maupun tulisan. Disamping itu,pemilihan kata itu harus sesuai situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu.

                   Diksi adalah pilihan kata. Maksudnya, memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Dalam memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu maksud. Kita tidak dapat lari dari kamus . kamus memberikan suatu ketepatan kepada kita tentang pemakaian kata-kata. Dan makna kata yang tepatlah yang diperlukan. Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang akan disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Pemilihan kata harus sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu.

Fungsi dari diksi :

1) Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah  paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis

2) Untuk mencapai target komunikasi yang efektif

3) Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal

4) Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi,resmi ,dan tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca

5) Serangkaian kalimat harus jelas dan efektif sehingga sesuai dengan gagasan utama

6) Cara dari mengimplementasikan suatu kedalam sebuah situasi

7) Sejumlah kosakata yang didengar oleh masyarakat harus benar-benar dikuasai

B.   Jenis – jenis diksi

Secara umum jenis diksi dibagi menjadi 2 jenis yaitu diksi berdasarkan maknanya dan berdasarkan leksikal

 

        I.            Diksi berdasarkan maknanya :

a.      Makna denotatif

   Makna denotatif adalah Adalah makna yang sebenernya dari suatu kata atau kalimat. Berikut ini contoh diksi bermakna denotatif:

-          Rian sering “kerja keras” untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik

-          Robi adalah seorang yang “gemar membantu”, dia disukai banyak orang

-          Karla berinvestasi sejak dulu, sekarang ia mendapatkan “keuntungan melimpah”

 

b.      Makna konotatif

  Makna konotatif adalah kata atau kalimat yang memiliki arti bukan sebenarnya.

-          Rio harus “membanting tulang” untuk menghidupi keluarganya

-          Hani adalah seorang “kutu buku”,itu sebabnhya ia banyak tahu tentang berbagai hal.

-          Romeo suka berinvestasi sejak dulu, tahun ini ia mendapatkan “durian runtuh”

 

     II.            Diksi berdasarkan leksikal

a.      Sinonim

Sinonim adalah kata yang mempunyai arti yang sama dengan kata lain. Berikut ini contoh sinonim:

- Bahagia =  senang

- Matahari =  mentari

 

b.      Antonim

Antonim adalah kata yang memiliki kata yang berlawanan dengan kata lain. Contoh antonim:

- Naik x turun

- Besar x kecil

- Banyak x sedikit

 

c.      Homonim

Homonim adalah kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama namun artinya berbeda antara satu sama lain. Berikut contoh homonym:

- Bulan itu terlihat bulat penuh mala mini

- Semua karyawan mendapat gaji setiap bulan

Kata bulan pada kedua kalimat tersebut memiliki arti yang berbeda walaupun ejaan dan lafalnya sama.

 

d.      Homofon

Homofon adalah kata yang memiliki ejaan dan makna yang berbeda, namun lafal sama. Berikut contoh homofon:

-  Anton menabung di bank secara rutin

- Bang anton bekerja di perusahaan pembiayaan

 

Kata “Bank” dan “Bang” pada kalimat diatas memiliki lafal yang sama namun ejaan dan maknanya berbeda

 

e.      Homograf

Homograf Adalah kata yang memiliki lafal dan arti yang berbeda,namun ejaannya sama. Berikut contoh homograf:

- Makanan favorit wanita itu adalah tahu goreng

- Wanita itu tidak tahu kalau hari ini libur

 

Kata “Tahu” pada kalimat diatas ejaannya sama, tapi memiliki arti yang berbeda.

 

f.       Polisemi

Polisemi adalah kata yang memiliki lebih dari satu arti.

Berikut contoh polisemi :

- Para nasabah yang menabung di bank akan mendapat bunga setiap bulan

- Syarifah adalah salah satu bunga desa yang paling cantik

 

Kata “Bunga” pada kalimat diatas memiliki arti yang berbeda, walaupun menggunakan kata yang sama.

 

g.      Hipernim dan hiponim

Hipernim adalah kata yang dapat mewakili banyak kata lain. Sedangkan Hiponim adalah kata yang dapat terwakili oleh kata hipernim . berikut contoh Hipernim dan Hiponim :

- Dikebun binatang itu terdapat banyak binatang liar, misalnya gajah,singa,buaya, rusa, kuda dan lain-lain.

 

Pada kalimat diatas, “binatang liar” merupakan Hipernim. Sedangkan kata hiponim adalah “gajah, buaya, singa, rusa, kuda dan lain-lain.” 

Persyaratan dalam ketepatan diksi

Menurut gorys keraf, ada beberapa syarat dalam ketepatan diksi, diantaranya:

-Penggunaan kata konotasi dan denotasi secara cermat.

-Penggunaan kata sinonim atau hampir sama maknanya secara cermat.

-Dapat membedakan kata-kata yang memiliki ejaan yang mirip

-Penggunaan kata kerja pada kata depan harus secara idiomatis .

-Harus dapat membedakan kata khusus dan umum dalam tulisan atau pidato agar     ketepat diksi terjamin.

-Memperhatikan pemilihan kata yang tepat secara berkelanjutan dalam suatu tulisan atau pun pidato.

 

C.   Makna Kata

1.     Makna Denotatif dan Konotatif

Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata asecara objektif. Makna denotatif sering juga disebut makna konseptual. Misalnya kata makan, bermakna memasukkan kedalam mulut, dan ditelan. Makna kata makan seperti itu adalah makna denotatif.

Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai dari sikap social, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada suatu makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau pukul.

Makna konotatif tidak tetap,berbeda dari zaman ke zaman. Kata kamar kecil mengacu kepada kamar yang kecil (donotatif) tetapi kamar kecil juga berarti jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah makna denotative atau konotatif

Makna-makna konotatif sifatnya lebih profesional dan operasional daripada makna denotatif. Makna denotatif makna yang umum. Dengan kata lain, makna kototatif adalah makna yang dikaitkan dengan suatu kondisi dan situasi tertentu.

Misalnya :

            Rumah                                    gedung,wisma,graha

            Penonton                              pemirsa,pemerhati

            Dibuat                                    dirakit,disulap

            Sesuai                                     harmonis

Makna denotatif ialah arti harfiah kebutuhan pemakaian bahasa. Makna denotatif ialah arti harfiah suatu kata tanpa ada suatu makna yang menyertainya, sedangkan makna konotatif adalah makna kata yang mempunyai tautan pikiran,peranan,dan lain-lain yang menimbulkan nilai rasa tertentu. Dengan kata lain, makna denotatif adalah makna yang bersifat umum, sedangkan makna konotatif lebih bersifat pribadi atau khusus.

Contoh :

1.      Dia adalah wanita cantik (denotatif)

2.      Dia adalah wanita manis (konotatif)

            Kata cantik lebih umum daripada kata manis. Kata cantik akan memberikan gambaran umum tentang seorang wanita. Akan tetapi, dalam kata manis terkandung suatu maksud yanglebih bersifat memukau perasaan kita.

            Dipihak lain kata-kata itu dapat pula mengandung arti kiasan yang terjadi dari makna denotatif referen lain. Makna yang dikenakan kepada kata itu dengan sendirinya akan ganda sehingga kontekslah yang lebih banyak berperan dalam hal ini.

Contoh :

Sejak dua tahun yang lalu ia membanting tulang untuk memperoleh kepercayaan masyarakat.

            Kata membanting tulang (yang mengambil suatu denotatif kata pekerjaan membanting sebuah tulang) mengandung makna “bekerja keras” yang merupakan sebuah kata hiasan. Kata membanting tulang dapat kita masukkan kedalam golongan kata yang bermakna konotatif.

            Kata-kata yang dipakai secara kiasan pada suatu kesempatan penyampaian seperti ini disebut idiom atau ungkapan. Semua bentuk idiom atau ungkapan dalam kata yang bermakna konotatif. Kata-kata ungkapan adalah sebagai berikut :

-          Keras kepala

-          Panjang tangan

2.      Makna Umum dan Makna Khusus

Kata umum adalah kata yang cangkupannya lebih luas. Kata khusus adalah kata yang memiliki cangkupan yang lebih sempit atau khusus. Misalnya bunga termasuk kata umum, sedangkan kata khusus dari bunga adalah mawar,melati,anggrek

3.      Makna Leksikal dan Makna Gramatikal

Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan hasil observasi alat indera atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan.                                                                                                 

Contoh : kata nyamuk, makna leksikalnya adalah binatang yang menyebabkan penyakit                                                                                                                    Makna gramatikal adalah untuk menyatakan makna jamak bahasa Indonesia, menggunakan pengulangan kata seperti kata: meja yang bermakna “sebuah buku”, menjadi meja-meja yang bermakna “banyak meja”.

4.      Makna Peribahasa

Makna peribahasa adalah makna yang bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan, maka lazim juga disebut dengan nama perumpamaan.

Contoh : bagai, bak,laksana dan umpama lazim digunakan dalam peribahasa

5.      Makna Kias dan Lugas

Makna kias adalah kata ataupun kalimat yang tidak mengandung arti yang sebenernya.

Contoh : raja siang, bermakna matahari.

6.      Kata Konkret dan Kata Abstrak

Kata konkret adalah kata yang dapat diserap oleh panca indera. Misalnya meja,air,dan suara. Sedangkan kata abstrak adalah kata yang sulit diserap oleh panca indera. Misalnya kemerdekaan,kebebasan.

7.      Majas atau Gaya Bahasa

Dalam karangan, kadang-kadang perlu digunakan kata-kata berbentuk ungkapan agar lebih hidup dan terlihat konkret. Makna yang dikandung oleh ungkapan-ungkapan itu disebut majas. Makna majasi diperoleh bila sebuah makna denotasi kata dipakai untuk menyatakan makna denotasi yang lain. Kata-kata yang mengandung majasi disebut majas. Berberapa majas atau gaya bahasa yang perlu diketahui :

8.      Majas Persamaan atau Simile

Majas persamaan yaitu, persamaan dua hal. Kedua hal itu dapat disela oleh kata seperti,ibarat dan bagai.Contohnya : ia manis bagai putri dari kayangan

9.      Majas Perumpamaan

Hamper sama dengan simile, tetapi persamaan tidak mempunayai unsur disamakan. Contohnya : bagai air di daun talas 

10. Majas Metafora

Metafora adalah majas yang mengimplitasikan persamaan. Metafora menyatakan secara langsung dua benda yang sama. Kalau simile mengungkapkan : gadis itu seperti bunga melati, metafora mengungkapkan dengan cara lain,yaitu :  aku bertemu dengan bunga melati kampung kami. Contohnya : ia sampah masyarakat

11. Majas Metonimi

Metonimi adalah majas yang beriontasi pada bagian kecil suatu benda. Melati adalah metonimi dari bunga. Untuk menyebutkan sesuatu, cukup disebutkan bagian metoniminya saja agar makna kalimat itu lebih jelas. Contohnya : ia dating dengan corolla

12. Majas Personifikasi

Majas ini adalah majas pemanusian alam. Alam adianggap manusia, dapat berbicara,bertindak, dan bergerak.Contohnya : pembangunan kini membelah desa dan kota

 

13. Majas Ligotes

ligotes adalah majas yang merendahkan diri secara berlebih-lebihan.Contohnya : engkau menganggap ceritaku hanya angin lalu

14. Majas Hiperbola

hiperbola adalah majas yang melebih-lebihkan sesuatu dengan cara meninggikan hal-hal yang tidak semestinya.Contohnya : harga-harga sekarang mencekik leher

15. Klimaks

gaya bahasa klimaks diturunkan dari kalimat yang bersifat periodic

16. Antiklimaks

antiklimaks dihasilkan oleh kalimat yang berstruktur mengendur. Antiklimaks sebagai gaya bahasa merupakan suatu acuan yang gagasannya diurutkan dari yang terpenting berturut-turut ke gagasan yang kurang penting. Antiklimaks sering kurang efektif karena gagasan yang penting ditempatkan pada awal kalimat,sehingga pembaca atau pendengar tidak lagi memberi perhatian pada bagian-bagian berikutnya dalam kalimat itu.

17. Antitheis

Adalah sebuah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang pertentangan, dengan mempergunakan kata-kata atau kelompok kata yang berlawanan

18. Repetisi

Adalah pengulangan bunyi,suku kata,kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai

19. Erotesis atau Pernyataan Retoris

Adalah semacam pernyataan yang dipergunakan dalam pidato atau tulisan dengan tujuan untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan penekenan yang wajar, dan sama sekali tidak menghendaki adanya suatu jawaban.

20. Sinekdoke

Adalah suatu istilah yang diturunkan dari kata yunani synekdechesthai yang berarti menerima bersama-sama. Sinekdoke adalah semacam bahsa figuratip, yang mempergunakan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan (pars pro toto) atau mempergunakan keseluruhanutnuk menyatakan sebagian (totum pro parte).

21. Eufimisme

Eufimisme adalah ungkapan yang halus untuk mengantikan kata-kata yang dirasakan menghina ataupun menyinggung perasaan.Contohnya :Anak anda memang tidak terlalu cepat mengikuti pelajaran seperti anak-anak lainnya (=bodoh)

22. Sarkasme

Sindiran langsung dan kasar, kata-kata pedas untuk menyakkiti hati orang lain;cemoohan atau orang kasar

23. Pleonasme

Disebut pleonasme apabila kata yang berlebihan yang jika dihilangkan, artinya tetap utuh.Contohnya : saya telah mendengar hal itu dengan telinga saya sendiri. ungkapan diatas adalah pleonasme karena semua kata tersebut memiliki makna yang sama, walaupun dihilangkan kata-kata : dengan telinga saya.[1]

D.   Peranti-peranti diksi

1.      Peranti kata berdenotasi dan berkonotasi

Dalam studi liguistik ditegaskan bahwa kata yang tidak mengandung makna tambahan atau perasaan tambahan makna tertentu disebut denotasi. Adapun maknanya disebut makna denotatif, makna denotatif, makna denotasional, makna kognitif, makna konseptual,makna ideasional ,makna referensial, atau makna proposional. Jadi makna yang ditunjuk oleh sesuatu yang disimbolkan itu.

Sebuah peranti duduk dalam perkantoran, misalnya saja, namanya “kursi” dalam hal ini memiliki makna apa adanya, sesuai dengan yang disimbolkan, tidak ada nuansa makna lain diluar makna sesungguhnya. Jadi, makna demikian itulah yang dimaksud makna denotatif. Karya-karya jurnalistik harus mengutamaka kata-kata denotatif demikian ini dibandingkan kata-kata konotatif.  

Lazimnya diketahui karya-karya jurnalistik adalah karya konotatif incidental yang usianya hanya usia menit, jam atau mungkiin hari. Karena usianya yang tidak panjang itulah, karya-karya jurnalistik harus disampaikan dengan bahasa yang jelas, ringkas,padat,singkat,lugas dan langsung pada sasaran. Jadi, makna yang harus ditunjukaan haruslah makna denotative,makna yang sesuai dengan makna yang sesungguhnya.

2.      Peranti kata bersinonim dan berantonim

Kata “bersinonim” berarti kata sejenis,sepadan, sejajar, serumpun, dan memiliki arti sama. Secara lebih gampang dapat dikatakan bahwa sinonim sesungguhnya  adalah persamaan makna kata. Adapun yang dimaksud adalah dua kata atau lebih yang berbeda bentuknya, pengucapannya atau lafalnya tetapi memiliki makna sama atau hampir sama.

3.      Peranti kata bernilai rasa

Diksi atau pemilihan kata juga mengajarkanuntuk senantiasa menggunakan kata-kata yang bernilai rasa dengan cermat. Memang sering ada kontoroversi antara kata-kata yang bernilai rasa dan kata-kata baku. Kadang ditemukan kata baku tertentu tidak memiliki nilai rasa sama sekali.

Sebaliknya, dapat ditemukan kata bernilai rasa jauh dari dimensi-dimensi kebakuan. Jika menghadapi kasus demikian ini, anda harus cermat mempertimbangkan laras bahasanya. Bila laras bahasannya laras ilmiah, seperti halnya bahasa yang digunakan dalam penuliasan karya ilmiah, aka tidak bisa preferensi anda haruslah pada kata-kata baku tersebut

Sebaliknya dalam laras pemakaian bahasa lebih santai, seperti dalam surat menyurat personal, maka pertimbanagan nilai rasa bisa masuk disitu. Jadi, harus saya tegaskan bahwa pemakain bahasa tidak dapat dilakukan serampangan saja. Harus ada pertimbangan-pertimbangan yang bijaksana menyangkut segala hal yang berkaitan dengan konteksnya. Kelalaian seseorang terhadap pertimbangan konteks pemakaian entitas kebahsaan menjadi bahasa yang digunakan amburadul.

4.      Peranti kata konkret dan abstrak

Kata-kata konkret adalah kata-kata yang menunjuk pada objek yang dapat dipilih, didengar, dirasakan,diraba, atau dicium. Kata-kata konkret lebih mudah dipahami dibandingka dengan abstrak. Kata-kata konkret akan lebih efektif jika dipakai dalam deskripsi sebab kata-kata demikian itu akan dapat merangsang panca indera. Jadi, sesungguhnya kata-kata konkret menunjk pad akata-kata yang didapat diindera. Lazimnya, kata-kata konkret dalam ilmu bahasa merupakan kata yang bukan kata jadian atau bentukan.Dengan kata lain, kata-kata yang sifatnya koonkret itu melambangkan atau menyimbolkan sesuatu. 

Kata abstrak menunjukan pada konsep atau gagasan itu. Kata-kata abstrak sering dipakai untuk mengungkapkan gagasan yang cenderung rumit. Kalau kata-kata konkret lazim digunakan untuk membuat deskripsi, berberpa juga buat narasi, maka kata-kata abstrak lazim digunakan untuk membuat persuasi dan/ atau argumentasi. Bentuk-bentuk kebahasaan yang merupakan konsep tentu saja lebih tepat digunakan untuk menyampaikan gagasan, argumentasi, persuasi, bukan untuk mendeskripsikan barang atau benda.

5.      Peranti keumuman dan kekhususan kata

Kata-kata umum adalah kata-kata yang perlu dijabarkan lebih lanjut dengan kata-kata yang sifatnya khusus untuk mendapatkan perincian lebih baik. Kata-kata umum tidak tepat untuk mendeskripsikan sesuatu karena memiliki kadar akurasi yang rendah.

Kata-kata umum demikian ini lebih tepat digunakan untuk argumentasi atau persuasi , karna dalam pemakaian yang disebutkan terakhir ituakan dibuka kemungkinan-kemungkinan penafsiran yang lebih luas, yang lebih umum, yang lebih komperehensif. Maka, jika anda hendak berhasil berargumentasi dalam diskusi-diskusi misalnya, kuasailah bentuk-bentuk kebahasaan yang sifatnya umum demikian ini.

Dengan pemakaian bentuk-bentuk kebahasaan umum, pematahan argumen cenderung lebih sulit dilakukan. Lebih lanjut, dapat dipahmi bahwa kata-kata umum ialah kata-kata yang lebih luas ruang lingkupnya. Makin umum, makin kabur gambarannya terhadap angan-angan. Maka dapat dikatakan sesungguhnya pemakaian kata-kata umum bertentangan dengan prinsip akurasi.

6.      Peranti kelugasan kata

Ada juga yang menyebutbahwa kata-kata lugas itu tembak langsung (to the point), tegak,  lurus, apa adanya , kata kata yang bersahaja . kata-kata yang lugas adalah kata-kata yang sekaligus juga ringkas, tidak merupakan frasa panjang, tidak mendayu-dayu dan sama sekali tidak terbelit-belit. Lazimnya kata-kata lugas itu juga bukan merupakan bentuk-bentuk kebahasaan kompleks.[2]

E.   Ihwal peristilahan

Istilah dapat didefinisikan sebagai kata atau gabungan kata yang dapat dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dibidang kehidupan dan cabang ilmu pengetahuan tertentu. Istilah itu sendiri dibedakan kedalam dua jenis, yaitu istilah yang bersifat khusus dan istilah bersifat umum.

Bentuk-bentuk kebahasaan yang hanya lazim digunakan dalam bidang tertentu dapat dikatakan sebagai bentuk-bentuk yang sifatnya khusus. Bidang ekonomi misalnya, memiliki banyak istilah yang khusus dank has yang lazimnya tidak ditemukan didalam bidang-bidang yang lain.

F.    Penjelasan Tentang Definisi Atau Batasan[3]

Definisi atau Batasan dianggap sama saja. Menurut Widjono Hs (2005:106) mengartikan definisi sebagai :

1.     Kata, frase, atau kalimat yang mengungkapkan makna, keterangan, atau ciri utama dari orang, benda, proses atau aktivitas.

2.     Batasan arti

3.     Rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep yang menjadi pokok pembicaraan atau studi

4.     Uraian pengertian yang berfungsi membatasi objek, konsep, dan keadaan berdasarkan waktu dan tempat suatu kajian.

Dalam menulis, seorang tidak akan terlepas dari suatu konsep dan istilah. Konsep dan istilah perlu dijelaskan dengan definisi. Konsep ialah pengertian yang disimpulkan secara umum (abstraksi)dengan mengamati/memperhatikan persamaan yang terdapat di antara sejumlah gejala (fenomena), sedangkan istilah ialah kata atau gabungan kata yang mengungkapkan konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu, misalnya : istilah “morfologi” dalam ilmu tumbuhan (botani)berbeda dengan morfologi dalam bidang ilmu bahasa (linguistik).

     Syarat Definisi, seperti :

1.     Adanya kata, istilah, atau konsep yang didefinisikan. Ini disebut definiendum

BAB III

PENUTUP

I.                  Kesimpulan

Diksi merupakan pilihan kata. Maksudnya, memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Dalam memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyakatakan suatu maksud, kita tidak dapat lari dari kamus . kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan mengungkapkan dengan tepat apa yang akan disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Pemilihan kata harus ssesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata itu.

Fungsi dari diksi :

1) Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah  paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis

2) Untuk mencapai target komunikasi yang efektif

3) Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal

4) Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi,resmi ,dan tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca

5) Serangkaian kalimat harus jelas dan efektif sehingga sesuai dengan gagasan uta          

Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata asecara objektif. Makna denotatif sering juga disebut makna konseptual. Misalnya kata makan, bermakna memasukkan kedalam mulut, dan ditelan. Makna kata makan seperti itu adalah makna denotatif.

Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai dari sikap social, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada suatu makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau pukul.

Ihwal Peristilahan adalah Istilah dapat didefinisikan sebagai kata atau gabungan kata yang dapat dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dibidang kehidupan dan cabang ilmu pengetahuan tertentu. Istilah itu sendiri dibedakan kedalam dua jenis, yaitu istilah yang bersifat khusus dan istilah bersifat umum.

II.               Saran

Semoga makalah yang penulis buat dapat memberikan manfaat pengetahuan tantang diksi kepada pembaca. Semoga makalah ini dapat membantu para pembaca untuk pembuatan makalah tentang diksi. penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam makalah ini ,oleh karena itu penulis meminta saran dan kritik dari para pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

 

                         DAFTAR PUSTAKA

 

Bachtiar, Achmad. 2013. Buku bahasa indonesia untuk perguruan tinggi .Bogor: IN-MEDIA

Rahardi, Kurjana. 2009. Buku bahasa indonesia untuk perguruan tinggi. Jakarta : Erlangga

Bachtiar, Achmad , Huda Syihabul, Nuryani. 2019. Khazanah Bahasa Memaknai Bahasa Indonesia Dengan Baik Dan Benar.Bogor.IN-MEDIA

Arifin, Zaenal E, dan S. Amran Tasai. 2008 .Cermat berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika presindo.

Fitriah, Mahmudah, dan Ramlan Abdul Ghani. Pembinaan Bahasa Indonesia . UIN Jakarta Press.



[1] E Zaenal Arifin, dan S. Amran Tasai.Cermat berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Akademika presindo, Jakarta, 2008, hlm.28

[2] Kurjana Rahardi, Buku bahasa indonesia untuk perguruan tinggi. Erlangga, Jakarta, 2009, hlm. 31.

 

[3] Mahmudah Fitriah, dan Ramlan Abdul Ghani. Pembinaan Bahasa Indonesia . UIN Jakarta Press, hlm. 97.