BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Diksi merupakan pilihan kata. Pilihan kata yang dimaksud mencakup
pengertian kata untuk menyampaikan ide atau gagasan. Kata yang digunakan harus
dipahami orang lain. Semakin
banyak kata yang dikuasai, maka semakin lancar pula menyampaikan ide atau
gagasan yang disampaikan.
Pengarang
tidak asal menggunakan kata ketika akan menuliskan ide atau gagasannya. Hal
tersebut menyangkut kapan, dimana, dan tujuan penggunaan kata tersebut. Semua
itu dimaksudkan untuk memberi tulisan yang menarik perhatian pembaca dengan
tujuan agar pesan yang ditulis oleh pengarang dapat disampaikan kepada pembaca
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka ada tiga rumusan masalah yang dikaji , antara lain
:
1)
Pengertian Diksi
2)
Jenis dan makna
3)
Definisi atau batasan
C.
Tujuan Pembahasan
Adapun
tujuan menulis makalah ini :
a.
Untuk mengetahui pengertian dari diksi
b.
Untuk mengetahui Jenis dan makna
c.
Untuk mengetahui definisi atau batasan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Diksi
Diksi atau pilihan kata . maksudnya memilih kata yang tepat untuk
menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik
dalam dunia karang- mengarang maupun dunia tutur setiap hari. Dalam memilih
kata setepat- tepatnya untuk menyatakan suatu maksud kita tidak dapat lari dari
kamus. Kamus memberikan suatu ketepatan kepada kita tentang pemakaian
kata-kata. Dalam hal ini makna kata yang tepatlah yang diperlukan.
Kata yang
tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin
disampaikan, baik lisan maupun tulisan. Disamping itu,pemilihan kata itu harus
sesuai situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu.
Diksi
adalah pilihan kata. Maksudnya, memilih kata yang tepat untuk menyatakan
sesuatu. Dalam memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu
maksud. Kita tidak dapat lari dari kamus . kamus memberikan suatu ketepatan
kepada kita tentang pemakaian kata-kata. Dan makna kata yang tepatlah yang
diperlukan. Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat
apa yang akan disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Pemilihan kata harus
sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu.
Fungsi dari diksi :
1) Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak
salah paham terhadap apa yang
disampaikan oleh pembicara atau penulis
2) Untuk mencapai target komunikasi yang efektif
3) Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal
4) Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi,resmi
,dan tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca
5) Serangkaian kalimat harus jelas dan efektif sehingga sesuai
dengan gagasan utama
6) Cara dari mengimplementasikan suatu kedalam sebuah situasi
7) Sejumlah kosakata yang didengar oleh masyarakat harus
benar-benar dikuasai
B.
Jenis – jenis diksi
Secara umum jenis diksi dibagi
menjadi 2 jenis yaitu diksi berdasarkan maknanya dan berdasarkan leksikal
I.
Diksi berdasarkan maknanya :
a.
Makna denotatif
Makna denotatif
adalah Adalah makna yang sebenernya dari suatu kata atau kalimat. Berikut ini contoh
diksi bermakna denotatif:
-
Rian sering “kerja keras” untuk mendapatkan penghasilan yang lebih
baik
-
Robi adalah seorang yang “gemar membantu”, dia
disukai banyak orang
-
Karla berinvestasi sejak dulu, sekarang
ia mendapatkan “keuntungan melimpah”
b.
Makna konotatif
Makna konotatif adalah kata atau kalimat yang
memiliki arti bukan sebenarnya.
-
Rio harus “membanting tulang” untuk menghidupi keluarganya
-
Hani adalah seorang “kutu buku”,itu sebabnhya ia banyak tahu
tentang berbagai hal.
-
Romeo suka berinvestasi sejak dulu, tahun ini ia mendapatkan
“durian runtuh”
II.
Diksi berdasarkan leksikal
a.
Sinonim
Sinonim adalah
kata yang mempunyai arti yang sama dengan kata lain. Berikut
ini contoh sinonim:
- Bahagia =
senang
- Matahari =
mentari
b.
Antonim
Antonim adalah
kata yang memiliki kata yang berlawanan dengan kata lain. Contoh antonim:
- Naik x turun
- Besar x kecil
- Banyak x sedikit
c.
Homonim
Homonim adalah
kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama namun artinya berbeda antara satu
sama lain. Berikut contoh homonym:
- Bulan itu terlihat bulat penuh mala mini
- Semua karyawan mendapat gaji setiap bulan
Kata bulan pada
kedua kalimat tersebut memiliki arti yang berbeda walaupun ejaan dan lafalnya
sama.
d.
Homofon
Homofon adalah
kata yang memiliki ejaan dan makna yang berbeda, namun lafal sama. Berikut
contoh homofon:
- Anton menabung di bank secara rutin
- Bang anton bekerja di perusahaan pembiayaan
Kata
“Bank” dan “Bang” pada kalimat diatas memiliki lafal yang sama namun ejaan dan
maknanya berbeda
e.
Homograf
Homograf Adalah
kata yang memiliki lafal dan arti yang berbeda,namun ejaannya sama. Berikut
contoh homograf:
-
Makanan favorit wanita itu adalah tahu goreng
-
Wanita itu tidak tahu kalau hari ini libur
Kata
“Tahu” pada kalimat diatas ejaannya sama, tapi memiliki arti yang berbeda.
f.
Polisemi
Polisemi adalah
kata yang memiliki lebih dari satu arti.
Berikut
contoh polisemi :
- Para nasabah yang menabung di bank akan
mendapat bunga setiap bulan
- Syarifah adalah salah satu bunga desa yang
paling cantik
Kata
“Bunga” pada kalimat diatas memiliki arti yang berbeda, walaupun menggunakan
kata yang sama.
g.
Hipernim dan hiponim
Hipernim adalah
kata yang dapat mewakili banyak kata lain. Sedangkan Hiponim adalah kata yang
dapat terwakili oleh kata hipernim . berikut contoh Hipernim dan Hiponim :
- Dikebun binatang itu terdapat banyak binatang
liar, misalnya gajah,singa,buaya, rusa, kuda dan lain-lain.
Pada
kalimat diatas, “binatang liar” merupakan Hipernim. Sedangkan kata hiponim
adalah “gajah, buaya, singa, rusa, kuda dan lain-lain.”
Persyaratan dalam ketepatan diksi
Menurut gorys keraf, ada beberapa
syarat dalam ketepatan diksi, diantaranya:
-Penggunaan kata konotasi dan denotasi secara cermat.
-Penggunaan kata sinonim atau hampir sama maknanya secara cermat.
-Dapat membedakan kata-kata yang memiliki ejaan yang mirip
-Penggunaan kata kerja pada kata depan harus secara idiomatis .
-Harus dapat membedakan kata khusus dan umum dalam tulisan atau
pidato agar ketepat diksi terjamin.
-Memperhatikan pemilihan kata yang tepat secara berkelanjutan dalam
suatu tulisan atau pun pidato.
C. Makna Kata
1. Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar
secara eksplisit. Makna wajar adalah makna yang sesuai dengan apa adanya.
Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata asecara objektif.
Makna denotatif sering juga disebut makna konseptual. Misalnya kata makan,
bermakna memasukkan kedalam mulut, dan ditelan. Makna kata makan seperti itu
adalah makna denotatif.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna
yang timbul sebagai dari sikap social, sikap pribadi, dan kriteria tambahan
yang dikenakan pada suatu makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif
dapat berarti untung atau pukul.
Makna konotatif tidak tetap,berbeda dari zaman
ke zaman. Kata kamar kecil mengacu kepada kamar yang kecil (donotatif) tetapi
kamar kecil juga berarti jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita kadang-kadang
lupa apakah makna denotative atau konotatif
Makna-makna konotatif sifatnya lebih profesional
dan operasional daripada makna denotatif. Makna denotatif makna yang umum.
Dengan kata lain, makna kototatif adalah makna yang dikaitkan dengan suatu
kondisi dan situasi tertentu.
Misalnya :
Rumah
gedung,wisma,graha
Penonton pemirsa,pemerhati
Dibuat
dirakit,disulap
Sesuai
harmonis
Makna denotatif ialah arti harfiah kebutuhan
pemakaian bahasa. Makna denotatif ialah arti harfiah suatu kata tanpa ada suatu
makna yang menyertainya, sedangkan makna konotatif adalah makna kata yang
mempunyai tautan pikiran,peranan,dan lain-lain yang menimbulkan nilai rasa
tertentu. Dengan kata lain, makna denotatif adalah makna yang bersifat umum,
sedangkan makna konotatif lebih bersifat pribadi atau khusus.
Contoh :
1. Dia adalah wanita cantik (denotatif)
2. Dia adalah wanita manis (konotatif)
Kata
cantik lebih umum daripada kata manis. Kata cantik akan memberikan gambaran
umum tentang seorang wanita. Akan tetapi, dalam kata manis terkandung suatu
maksud yanglebih bersifat memukau perasaan kita.
Dipihak
lain kata-kata itu dapat pula mengandung arti kiasan yang terjadi dari makna
denotatif referen lain. Makna yang dikenakan kepada kata itu dengan sendirinya
akan ganda sehingga kontekslah yang lebih banyak berperan dalam hal ini.
Contoh :
Sejak dua tahun yang lalu ia membanting tulang
untuk memperoleh kepercayaan masyarakat.
Kata
membanting tulang (yang mengambil suatu denotatif kata pekerjaan membanting
sebuah tulang) mengandung makna “bekerja keras” yang merupakan sebuah kata
hiasan. Kata membanting tulang dapat kita masukkan kedalam golongan kata yang
bermakna konotatif.
Kata-kata
yang dipakai secara kiasan pada suatu kesempatan penyampaian seperti ini
disebut idiom atau ungkapan. Semua bentuk idiom atau ungkapan dalam kata yang
bermakna konotatif. Kata-kata ungkapan adalah sebagai berikut :
-
Keras kepala
-
Panjang tangan
2. Makna Umum dan Makna Khusus
Kata umum adalah kata yang cangkupannya lebih
luas. Kata khusus adalah kata yang memiliki cangkupan yang lebih sempit atau
khusus. Misalnya bunga termasuk kata umum, sedangkan kata khusus dari bunga
adalah mawar,melati,anggrek
3. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan
hasil observasi alat indera atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam
kehidupan.
Contoh : kata nyamuk, makna leksikalnya adalah
binatang yang menyebabkan penyakit
Makna gramatikal adalah untuk menyatakan makna jamak bahasa Indonesia,
menggunakan pengulangan kata seperti kata: meja yang bermakna “sebuah buku”,
menjadi meja-meja yang bermakna “banyak meja”.
4. Makna Peribahasa
Makna peribahasa adalah makna yang bersifat
memperbandingkan atau mengumpamakan, maka lazim juga disebut dengan nama
perumpamaan.
Contoh : bagai, bak,laksana dan umpama lazim
digunakan dalam peribahasa
5. Makna Kias dan Lugas
Makna kias adalah kata ataupun kalimat yang
tidak mengandung arti yang sebenernya.
Contoh : raja siang, bermakna matahari.
6. Kata Konkret dan Kata Abstrak
Kata konkret adalah kata yang dapat diserap
oleh panca indera. Misalnya meja,air,dan suara. Sedangkan kata abstrak adalah
kata yang sulit diserap oleh panca indera. Misalnya kemerdekaan,kebebasan.
7. Majas atau Gaya Bahasa
Dalam karangan, kadang-kadang perlu digunakan
kata-kata berbentuk ungkapan agar lebih hidup dan terlihat konkret. Makna yang
dikandung oleh ungkapan-ungkapan itu disebut majas. Makna majasi diperoleh bila
sebuah makna denotasi kata dipakai untuk menyatakan makna denotasi yang lain.
Kata-kata yang mengandung majasi disebut majas. Berberapa majas atau gaya
bahasa yang perlu diketahui :
8. Majas Persamaan atau Simile
Majas persamaan yaitu, persamaan dua hal.
Kedua hal itu dapat disela oleh kata seperti,ibarat dan bagai.Contohnya : ia
manis bagai putri dari kayangan
9. Majas Perumpamaan
Hamper sama dengan simile, tetapi persamaan
tidak mempunayai unsur disamakan. Contohnya : bagai air di daun talas
10. Majas Metafora
Metafora adalah majas yang mengimplitasikan
persamaan. Metafora menyatakan secara langsung dua benda yang sama. Kalau
simile mengungkapkan : gadis itu seperti bunga melati, metafora mengungkapkan
dengan cara lain,yaitu : aku bertemu
dengan bunga melati kampung kami. Contohnya : ia sampah masyarakat
11. Majas Metonimi
Metonimi adalah majas yang beriontasi pada
bagian kecil suatu benda. Melati adalah metonimi dari bunga. Untuk menyebutkan
sesuatu, cukup disebutkan bagian metoniminya saja agar makna kalimat itu lebih
jelas. Contohnya : ia dating dengan corolla
12. Majas Personifikasi
Majas ini adalah majas pemanusian alam. Alam
adianggap manusia, dapat berbicara,bertindak, dan bergerak.Contohnya :
pembangunan kini membelah desa dan kota
13. Majas Ligotes
ligotes adalah majas yang merendahkan diri
secara berlebih-lebihan.Contohnya : engkau menganggap ceritaku hanya angin lalu
14. Majas Hiperbola
hiperbola adalah majas yang melebih-lebihkan
sesuatu dengan cara meninggikan hal-hal yang tidak semestinya.Contohnya :
harga-harga sekarang mencekik leher
15. Klimaks
gaya bahasa klimaks diturunkan dari kalimat
yang bersifat periodic
16. Antiklimaks
antiklimaks dihasilkan oleh kalimat yang
berstruktur mengendur. Antiklimaks sebagai gaya bahasa merupakan suatu acuan
yang gagasannya diurutkan dari yang terpenting berturut-turut ke gagasan yang
kurang penting. Antiklimaks sering kurang efektif karena gagasan yang penting
ditempatkan pada awal kalimat,sehingga pembaca atau pendengar tidak lagi
memberi perhatian pada bagian-bagian berikutnya dalam kalimat itu.
17. Antitheis
Adalah sebuah gaya bahasa yang mengandung
gagasan-gagasan yang pertentangan, dengan mempergunakan kata-kata atau kelompok
kata yang berlawanan
18. Repetisi
Adalah pengulangan bunyi,suku kata,kata atau
bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks
yang sesuai
19. Erotesis atau Pernyataan Retoris
Adalah semacam pernyataan yang dipergunakan
dalam pidato atau tulisan dengan tujuan untuk mencapai efek yang lebih mendalam
dan penekenan yang wajar, dan sama sekali tidak menghendaki adanya suatu
jawaban.
20. Sinekdoke
Adalah suatu istilah yang diturunkan dari kata
yunani synekdechesthai yang berarti menerima bersama-sama. Sinekdoke adalah
semacam bahsa figuratip, yang mempergunakan sebagian dari sesuatu hal untuk
menyatakan keseluruhan (pars pro toto) atau mempergunakan keseluruhanutnuk
menyatakan sebagian (totum pro parte).
21. Eufimisme
Eufimisme adalah ungkapan yang halus untuk
mengantikan kata-kata yang dirasakan menghina ataupun menyinggung
perasaan.Contohnya :Anak anda memang tidak terlalu cepat mengikuti pelajaran
seperti anak-anak lainnya (=bodoh)
22. Sarkasme
Sindiran langsung dan kasar, kata-kata pedas
untuk menyakkiti hati orang lain;cemoohan atau orang kasar
23. Pleonasme
Disebut pleonasme apabila kata yang berlebihan
yang jika dihilangkan, artinya tetap utuh.Contohnya : saya telah mendengar hal
itu dengan telinga saya sendiri. ungkapan diatas adalah pleonasme karena semua
kata tersebut memiliki makna yang sama, walaupun dihilangkan kata-kata : dengan
telinga saya.[1]
D. Peranti-peranti
diksi
1. Peranti kata berdenotasi dan berkonotasi
Dalam studi liguistik ditegaskan bahwa kata
yang tidak mengandung makna tambahan atau perasaan tambahan makna tertentu
disebut denotasi. Adapun maknanya disebut makna denotatif, makna denotatif,
makna denotasional, makna kognitif, makna konseptual,makna ideasional ,makna
referensial, atau makna proposional. Jadi makna yang ditunjuk oleh sesuatu yang
disimbolkan itu.
Sebuah peranti duduk dalam perkantoran,
misalnya saja, namanya “kursi” dalam hal ini memiliki makna apa adanya, sesuai
dengan yang disimbolkan, tidak ada nuansa makna lain diluar makna sesungguhnya.
Jadi, makna demikian itulah yang dimaksud makna denotatif. Karya-karya
jurnalistik harus mengutamaka kata-kata denotatif demikian ini dibandingkan
kata-kata konotatif.
Lazimnya diketahui karya-karya jurnalistik
adalah karya konotatif incidental yang usianya hanya usia menit, jam atau
mungkiin hari. Karena usianya yang tidak panjang itulah, karya-karya
jurnalistik harus disampaikan dengan bahasa yang jelas,
ringkas,padat,singkat,lugas dan langsung pada sasaran. Jadi, makna yang harus
ditunjukaan haruslah makna denotative,makna yang sesuai dengan makna yang
sesungguhnya.
2. Peranti kata bersinonim dan berantonim
Kata “bersinonim” berarti kata
sejenis,sepadan, sejajar, serumpun, dan memiliki arti sama. Secara lebih
gampang dapat dikatakan bahwa sinonim sesungguhnya adalah persamaan makna kata. Adapun yang
dimaksud adalah dua kata atau lebih yang berbeda bentuknya, pengucapannya atau
lafalnya tetapi memiliki makna sama atau hampir sama.
3. Peranti kata bernilai rasa
Diksi atau pemilihan kata juga
mengajarkanuntuk senantiasa menggunakan kata-kata yang bernilai rasa dengan
cermat. Memang sering ada kontoroversi antara kata-kata yang bernilai rasa dan
kata-kata baku. Kadang ditemukan kata baku tertentu tidak memiliki nilai rasa
sama sekali.
Sebaliknya, dapat ditemukan kata bernilai rasa
jauh dari dimensi-dimensi kebakuan. Jika menghadapi kasus demikian ini, anda
harus cermat mempertimbangkan laras bahasanya. Bila laras bahasannya laras
ilmiah, seperti halnya bahasa yang digunakan dalam penuliasan karya ilmiah, aka
tidak bisa preferensi anda haruslah pada kata-kata baku tersebut
Sebaliknya dalam laras pemakaian bahasa lebih
santai, seperti dalam surat menyurat personal, maka pertimbanagan nilai rasa
bisa masuk disitu. Jadi, harus saya tegaskan bahwa pemakain bahasa tidak dapat
dilakukan serampangan saja. Harus ada pertimbangan-pertimbangan yang bijaksana
menyangkut segala hal yang berkaitan dengan konteksnya. Kelalaian seseorang
terhadap pertimbangan konteks pemakaian entitas kebahsaan menjadi bahasa yang
digunakan amburadul.
4. Peranti kata konkret dan abstrak
Kata-kata konkret adalah kata-kata yang
menunjuk pada objek yang dapat dipilih, didengar, dirasakan,diraba, atau
dicium. Kata-kata konkret lebih mudah dipahami dibandingka dengan abstrak.
Kata-kata konkret akan lebih efektif jika dipakai dalam deskripsi sebab
kata-kata demikian itu akan dapat merangsang panca indera. Jadi, sesungguhnya
kata-kata konkret menunjk pad akata-kata yang didapat diindera. Lazimnya, kata-kata
konkret dalam ilmu bahasa merupakan kata yang bukan kata jadian atau
bentukan.Dengan kata lain, kata-kata yang sifatnya koonkret itu melambangkan
atau menyimbolkan sesuatu.
Kata abstrak menunjukan pada konsep atau
gagasan itu. Kata-kata abstrak sering dipakai untuk mengungkapkan gagasan yang
cenderung rumit. Kalau kata-kata konkret lazim digunakan untuk membuat
deskripsi, berberpa juga buat narasi, maka kata-kata abstrak lazim digunakan
untuk membuat persuasi dan/ atau argumentasi. Bentuk-bentuk kebahasaan yang
merupakan konsep tentu saja lebih tepat digunakan untuk menyampaikan gagasan,
argumentasi, persuasi, bukan untuk mendeskripsikan barang atau benda.
5. Peranti keumuman dan kekhususan kata
Kata-kata umum adalah kata-kata yang perlu
dijabarkan lebih lanjut dengan kata-kata yang sifatnya khusus untuk mendapatkan
perincian lebih baik. Kata-kata umum tidak tepat untuk mendeskripsikan sesuatu
karena memiliki kadar akurasi yang rendah.
Kata-kata umum demikian ini lebih tepat
digunakan untuk argumentasi atau persuasi , karna dalam pemakaian yang
disebutkan terakhir ituakan dibuka kemungkinan-kemungkinan penafsiran yang
lebih luas, yang lebih umum, yang lebih komperehensif. Maka, jika anda hendak
berhasil berargumentasi dalam diskusi-diskusi misalnya, kuasailah bentuk-bentuk
kebahasaan yang sifatnya umum demikian ini.
Dengan pemakaian bentuk-bentuk kebahasaan
umum, pematahan argumen cenderung lebih sulit dilakukan. Lebih lanjut, dapat
dipahmi bahwa kata-kata umum ialah kata-kata yang lebih luas ruang lingkupnya.
Makin umum, makin kabur gambarannya terhadap angan-angan. Maka dapat dikatakan
sesungguhnya pemakaian kata-kata umum bertentangan dengan prinsip akurasi.
6. Peranti kelugasan kata
Ada juga yang menyebutbahwa kata-kata lugas
itu tembak langsung (to the point), tegak,
lurus, apa adanya , kata kata yang bersahaja . kata-kata yang lugas
adalah kata-kata yang sekaligus juga ringkas, tidak merupakan frasa panjang,
tidak mendayu-dayu dan sama sekali tidak terbelit-belit. Lazimnya kata-kata
lugas itu juga bukan merupakan bentuk-bentuk kebahasaan kompleks.[2]
E. Ihwal
peristilahan
Istilah dapat didefinisikan sebagai kata atau
gabungan kata yang dapat dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses,
keadaan, atau sifat yang khas dibidang kehidupan dan cabang ilmu pengetahuan
tertentu. Istilah itu sendiri dibedakan kedalam dua jenis, yaitu istilah yang
bersifat khusus dan istilah bersifat umum.
Bentuk-bentuk kebahasaan yang hanya lazim
digunakan dalam bidang tertentu dapat dikatakan sebagai bentuk-bentuk yang
sifatnya khusus. Bidang ekonomi misalnya, memiliki banyak istilah yang khusus
dank has yang lazimnya tidak ditemukan didalam bidang-bidang yang lain.
F.
Penjelasan Tentang Definisi Atau Batasan[3]
Definisi atau Batasan dianggap sama saja. Menurut Widjono Hs
(2005:106) mengartikan definisi sebagai :
1.
Kata, frase, atau kalimat yang mengungkapkan makna, keterangan,
atau ciri utama dari orang, benda, proses atau aktivitas.
2.
Batasan arti
3.
Rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep yang
menjadi pokok pembicaraan atau studi
4.
Uraian pengertian yang berfungsi membatasi objek, konsep, dan
keadaan berdasarkan waktu dan tempat suatu kajian.
Dalam menulis, seorang tidak akan
terlepas dari suatu konsep dan istilah. Konsep dan istilah perlu dijelaskan
dengan definisi. Konsep ialah pengertian yang disimpulkan secara umum
(abstraksi)dengan mengamati/memperhatikan persamaan yang terdapat di antara
sejumlah gejala (fenomena), sedangkan istilah ialah kata atau gabungan kata
yang mengungkapkan konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang
tertentu, misalnya : istilah “morfologi” dalam ilmu tumbuhan (botani)berbeda
dengan morfologi dalam bidang ilmu bahasa (linguistik).
Syarat
Definisi, seperti :
1.
Adanya kata, istilah, atau konsep yang didefinisikan. Ini disebut definiendum
BAB III
PENUTUP
I.
Kesimpulan
Diksi merupakan pilihan kata. Maksudnya,
memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Dalam memilih kata yang
setepat-tepatnya untuk menyakatakan suatu maksud, kita tidak dapat lari dari
kamus . kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan mengungkapkan
dengan tepat apa yang akan disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Pemilihan
kata harus ssesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata itu.
Fungsi dari diksi :
1) Membuat pembaca atau pendengar mengerti
secara benar dan tidak salah paham
terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis
2) Untuk mencapai target komunikasi yang
efektif
3) Melambangkan gagasan yang diekspresikan
secara verbal
4) Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat
(sangat resmi,resmi ,dan tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau
pembaca
5) Serangkaian kalimat harus jelas dan efektif
sehingga sesuai dengan gagasan uta
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar
secara eksplisit. Makna wajar adalah makna yang sesuai dengan apa adanya.
Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata asecara objektif.
Makna denotatif sering juga disebut makna konseptual. Misalnya kata makan,
bermakna memasukkan kedalam mulut, dan ditelan. Makna kata makan seperti itu
adalah makna denotatif.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna
yang timbul sebagai dari sikap social, sikap pribadi, dan kriteria tambahan
yang dikenakan pada suatu makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif
dapat berarti untung atau pukul.
Ihwal Peristilahan adalah Istilah dapat
didefinisikan sebagai kata atau gabungan kata yang dapat dengan cermat
mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dibidang kehidupan
dan cabang ilmu pengetahuan tertentu. Istilah itu sendiri dibedakan kedalam dua
jenis, yaitu istilah yang bersifat khusus dan istilah bersifat umum.
II.
Saran
Semoga makalah yang penulis buat dapat
memberikan manfaat pengetahuan tantang diksi kepada pembaca. Semoga makalah ini
dapat membantu para pembaca untuk pembuatan makalah tentang diksi. penulis
menyadari masih terdapat kekurangan dalam makalah ini ,oleh karena itu penulis
meminta saran dan kritik dari para pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, Achmad. 2013. Buku bahasa indonesia untuk perguruan tinggi .Bogor:
IN-MEDIA
Rahardi, Kurjana. 2009. Buku bahasa indonesia untuk perguruan tinggi. Jakarta
: Erlangga
Bachtiar, Achmad , Huda Syihabul, Nuryani. 2019. Khazanah Bahasa
Memaknai Bahasa Indonesia Dengan Baik Dan Benar.Bogor.IN-MEDIA
Arifin, Zaenal E, dan S. Amran Tasai. 2008 .Cermat berbahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika presindo.
Fitriah, Mahmudah, dan Ramlan Abdul Ghani. Pembinaan Bahasa Indonesia
. UIN Jakarta Press.
[1] E Zaenal Arifin, dan S. Amran Tasai.Cermat berbahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi, Akademika presindo, Jakarta,
2008, hlm.28
[2] Kurjana
Rahardi, Buku bahasa indonesia untuk perguruan tinggi. Erlangga,
Jakarta, 2009, hlm. 31.
[3] Mahmudah
Fitriah, dan Ramlan Abdul Ghani. Pembinaan Bahasa
Indonesia . UIN Jakarta Press, hlm. 97.