PENGERTIAN, TUJUAN DAN MANFAAT PERPUSTAKAN DALAM PERSPEKTIF MANAJEMAN PERPUSTAKAAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Keberadaan perpustakaan sekolah sangat berguna untuk meningkatkan
kualitas pendidikan. Perpustakaan sekolah di Negara berkembang memiliki
beberapa tujuan antara lain ; menggalakkan keberaksaraan, mendukung kurikulum,
pendidikan secara umum, dan mengembangkan minat baca. Oleh karena itu pengelola
perpustakaan sekolah seharusnaya tenaga terdidik. Selain itu, mereka juga harus
memiliki pendidikan formal perpustakaan sebagai pengetahuan yang memadai,
percaya diri, paham politik, dan tidak mengisolasi diri.
Perpustakaan bukan sekedar gedung/ ruang sebagai tempat koleksi,
tetapi juga system informasi. Sebagai system informasi, perpustakaan memiliki
aktivitas pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pelestarian, dan penyebaran
informasi.
B.
Rumusan Masalah
1.
Menjelaskan definisi
Perpustakaan, Tujuan dan Manfaat apa saja pada perpustakaan?
2.
Menjelaskan
definisi Kewirausahaan, Apa saja ciri watak kewirausahaan dan Langkah dalam
berwirausaha?
3.
Menjelaskan
definisi Korelasi perpustakaan dan kewirausahaan dan Macam – Macam Korelasi?
C.
Tujuan Masalah
1.
Mengetahui
definisi Perpustakaan, Tujuan dan Manfaat apa saja pada perpustakaan.
2.
Mengetahui definisi
Kewirausahaan, Apa saja ciri watak kewirausahaan dan Langkah dalam
berwirausaha.
3.
Mengetahui definisi
Korelasi dan Macam – Macam Korelasi.
D.
Sistematika Penulisan
1.
Pendahuluan
yaitu, terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan
sistematika penulisan.
2.
Pembahasan
yaitu, menjelaskan tentang konsep kinerja dan retensi individual.
3.
Penutup yaitu,
terdiri dari kesimpulan dan saran.
4.
Daftar pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PERPUSTAKAAN
1.
Pengertian
Dalam
arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. Walaupun
dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun perpustakaan lebih
umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh
sebuah kota atau institusi, serta dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata
tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri.
Tetapi, dengan
koleksi dan penemuan media baru selain buku untuk menyimpan informasi, banyak
perpustakaan kini juga merupakan tempat penyimpanan dan/atau akses ke map,
cetak atau hasil seni lainnya, mikrofilm, mikrofiche, tape audio, CD, LP, tape
video dan DVD. Selain itu, perpustakaan juga menyediakan fasilitas umum untuk
mengakses gudang data CD-ROMdan internet.
Perpustakaan
dapat juga diartikan sebagai kumpulan informasi yang bersifat ilmu pengetahuan,
hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan kebutuhan hakiki manusia.
Oleh karena itu
perpustakaan modern telah didefinisikan kembali sebagai tempat untuk mengakses
informasi dalam format apa pun, apakah informasi itu disimpan dalam gedung
perpustakaan tersebut ataupun tidak. Dalam perpustakaan modern ini selain
kumpulan buku tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada dalam perpustakaan
digital (dalam bentuk data yang bisa diakses lewat jaringan komputer).
Perpustakaan
sekolah bisa juga diartikan sebagai :
a.
Kumpulan
berbagai macam buku ilmu pengetahuan sebagai sumber belajar bagi semua warga
sekolah.
b.
Tempat warga
sekolah mencari berbagai macam informasi untuk melengkapi, memperjelas, untuk
mengingatkan kembali, memperkaya ilmu pengetahun dan wawasannya.
c.
Merupakan salah
satu bentuk komponen penting yang mutlak ada di sekolah sebagai penunjang
pelaksanaan pendidikan di sekolah.
Yang dimaksud
dengan warga sekolah disini adalah siswa, guru, staf / karyawan sekolah yang
lain.
Berdasarkan
beberapa uraian tersebut, maka definisi perpustakaan sekolah adalah unit kerja
suatu sekolah yang mengelola kumpulan bahan pustaka, baik yang berupa buku-buku
maupun bukan buku yang diatur secara sistematis menurut sistem tertentu di
dalam suatu ruang sehingga dapat digunakan oleh murid, guru dan karyawan
sekolah lainnya dalam proses belajar mengajar.[1]
a.
Penjelasan
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional RI Nomor 2 tahun 1989 pasal 35 yang
mengharuskan setiap satuan pendidikan baik yang diselenggarakan oleh pemerintah
maupun masyarakat untuk menyediakan sumber belajar yang paling penting adalah
perpustakaan.
b.
Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional (
Sisdiknas ) pasal 45, ayat 1 disebutkan bahwa setiap pendidikan formal dan
nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan .
c.
Peraturan
Pemerintah No. 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar pasal 9 ayat 1 menegaskan
” Pengadaan, pendayagunaan, dan pengembangan tenaga kependidikan, kurikulum,
buku pelajaran, dan sarana pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah
adalah tanggung jawab menteri.”
d.
Surat Keputusan
Direktur Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Nomor 069a/C2/SK/2006
tanggal 27 Januari 2006 tentang Pengadaan sarana sekolah dan perpustakaan.
e.
Peraturan
Mentri Pendidikan Nasional, tanggal 21 Juli 2004 pasal 10 ayat 2 dan 3 tentang
pengadaan buku perpustakaan sekolah bisa dilakukan oleh Pemerintah Daerah.
Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat membantu pengadaan buku pelajaran
kepada satuan pendidikan dalam bentuk hibah uang / subsidi.
a.
Tujuan Umum.
Penyelenggaraan
perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan
pustaka, tetapi dengan adanya penyelenggaraan perpustakaan sekolah di harapkan
dapat membantu murid-murid dan guru menyelesaikan tugas-tugas dalam proses
belajar mengajar. Oleh sebab itu segala bahan pustaka yang dimiliki
perpustakaan sekolah harus dapat menunjang proses belajar mengajar, agar dapat
menunjang proses belajar mengajar maka dalam pengadaan buku pustaka hendaknya
mempertimbangkan kurikulum sekolah. Selera para pembaca yang dalam hal ini
adalah murid-murid.
b.
Tujuan Khusus.
1)
Mengembangkan
minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya serta mendayagunakan budaya tulisan
dalam sector kehidupan.
2)
Mengembangkan
minat untuk mencari dan mengelolah serta memanfaatkan informasi. Mendidik murid
agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan bacaan secara tepat dan berhasil
guna. Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri.
3)
Memupuk minat
dan bakat.
4)
Mengembangkan
kemampuan untuk memecahkan masalah - masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas
tanggung jawab dan usaha sendiri.
Dengan demikian jelas bahwa tujuan diselenggarakan perpustakan
bukan sekedar menyimpan dan mengumpulkan bahan pustaka akan tetapi perpustakaan
diharapkan bagi siswa mampu mengembangkan daya pikirnya dan hasil membaca yang
diperoleh dari bahan pustaka yang ada di perpustakaan.
3.
Manfaat
Perpustakaan
sekolah tampak bermanfaat apabila benar-benar memperlancar pencapaian tujuan
proses belajar mengajar di sekolah. Indikasi manfaat tersebut tidak hanya
berupa tinginya prestasi murid-murid, tetapi lebih jauh lagi, antar lain adalah
murid-murid mampu mencari, menemukan, menyaring dan menilai informasi,
murid-murid terbiasa belajar mandiri, murid-murid terlatih kearah tanggung
jawab, murid-murid selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan sebagainya.
Secara
terperinci, manfaat perpustakaan sekolah, baik yang diselenggarakan di sekolah
dasar, maupun di sekolah menengah adalah sebagai berikut:
a.
Perpustakaan
sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid tehadap membaca.
b.
Perpustakaan
sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar murid-murid.
c.
Perpustakaan
sekolah dapat menambah kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya murid-murid
mampu belajar mandiri
d.
Perpustakaan
sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknik membaca
e.
Perpustakaan
sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan berbahasa
f.
Perpustakaan
sekolah harus dapat melatih murid-murid kearah tanggung jawab
g.
Perpustakaan
sekolah harus dapat memperlancar murid-murid dalam menyelesaikan tugas-tugas
sekolah
h.
Perpustakaan
sekolah dapat membantu guru-guru menemukan sumber-sumber pengajaran
i.
Perpustakaan
sekolah dapat membantu murid-murid, guru-guru, dan anggota staf sekolah dalam
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
j.
Bentuk
Organisasi dan Uraian Tugas Perpustakaan Sekolah[2]
B.
Kewirausahaan
1.
Penegertian
Kewirausahaan (bahasa Inggris:
Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan,
dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif,
peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.[butuh rujukan] Hasil
akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada
kondisi risiko atau ketidakpastian.
Kewirausahaan memiliki arti yang
berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat
dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan
kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment).[butuh rujukan] Seorang
wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada
masa yang akan datang dengan harga tidak menentu.[butuh rujukan] Jadi definisi
ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau
ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963)
kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem
ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan
mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan
perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi
dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya dan
menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut
wirausahawan.[butuh rujukan]Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan
(entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya.
Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat
terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
2. Ciri dan Watak kewirausahaan
Seorang
Wirausaha yang handal dan mampu menjalankan roda perusahaan yang ia miliki
harus mempunyai kharakteristik yang tertentu mulai dari sikap dan
perilaku.Sikap dan Perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang
dimiliki oleh seseorang. Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada kemajuan
dan positif merupakan sifat dan watak yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan
agar wirausahawan tersebut dapat maju/sukses.
Gooffrey
G. Meredith (1996; 5-6) mengemungkakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan
seperti berikut :
a. Percaya Diri.
b. Keyakinan, kemandirian,
individualitas,
c. Optimisme.
d. Berorientasikan tugas dan hasil.
e. Kebutuhan akan prestasi,
berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang
kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
f. Pengambil Resiko.
g. Memiliki kemampuan mengambil resiko
dan suka pada tantangan.
h. Kepemimpinan.
i.
Bertingkah
laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran
dan kritik yang membangun.
j.
Keorisinilan. [3]
k. Memiliki inovasi dan kreativitas
tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
l.
Berorientasi
ke masa depan.
m. Persepsi dan memiliki cara pandang
cara piker yang berorientasi pada masa depan.
n. Jujur dan tekun.
o. Memiliki keyakinan bahwa hidup itu
sama dengan
p. Kerja.
a.
Mengenali peluang usaha
Dalam melakukan usaha, sebenarnya ada peluang yang berada disekitar
kita,tetapi kebanyakan orang tidak mampu melihat kondisi serta kondisi bahwa
ada peluang atau tidak kah dengan apa yang ada disekitar kita.Hal ini
dikarenakan kurangnya sosialisasi serta kurangnya informasi yang memungkinkan
seseorang mampu mengetahui ada atau tidaknya peluang usaha yang mampu
dikembangkan disekitar kita. Beberapa sumber peluang usaha antara lain:
1)
Perubahan teknologi
2)
Perubahan kebijakan dan politik
3)
Perubahan sosial demografi
b.
Fokus dalam bidang usaha
Peter Drucker pakar dalam kewirausahaan menyatakan bahwa dalam
memulai sebuah usaha atau inovasi disarankan untuk mengfokuskan pada usaha
tertentu,harus ditekuni dan dikiatkan pada usaha itu pula,dimulai dari yang
kecil berdasarkan sumberdaya yang kita miliki.
c.
Berani memulai.
Dunia kewirausahaan adalah dunia yang penuh ketidakpastian,faktanya
banyak informasi yang sangat minim bagi golongan tertentu.Oleh karena itu,
‘sedikit agak gila’ (overconfidence) dan berani mengambil resiko adalah sangat
perlu dilakukan.Lakukan dulu. Jalan dulu. Jika ada kesulitan, baru dicari jalan
keluarnya.
C.
Korelasi
1.
Pengertian
Secara sederhana, korelasi dapat diartikan sebagai hubungan. Namun
ketika dikembangkan lebih jauh, korelasi tidak hanya dapat dipahami sebatas
pengertian tersebut. Korelasi merupakan salah satu teknik analisis dalam
statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel yang
bersifat kuantitatif. Hubungan dua variabel tersebut dapat terjadi karena
adanya hubungan sebab akibat atau dapat pula terjadi karena kebetulan saja. Dua
variabel dikatakan berkolerasi apabila perubahan pada variabel yang satu akan
diikuti perubahan pada variabel yang lain secara teratur dengan arah yang sama
(korelasi positif) atau berlawanan (korelasi negatif).
Dalam Matematika, korelasi merupakan ukuran dari seberapa dekat dua
variabel berubah dalam hubungan satu sama lain. Sebagai contoh, kita bisa
menggunakan tinggi badan dan usia siswa SD sebagai variabel dalam korelasi
positif. Semakin tua usia siswa SD, maka tinggi badannya pun menjadi semakin
tinggi. Hubungan ini disebut korelasi positif karena kedua variabel mengalami
perubahan ke arah yang sama, yakni dengan meningkatnya usia, maka tinggi badan
pun ikut meningkat.
Sementara itu, kita bisa menggunakan nilai dan tingkat ketidak
hadiran siswa sebagai contoh dalam korelasi negatif. Semakin tinggi tingkat
ketidak hadiran siswa di kelas, maka nilai yang diperolehnya cenderung semakin
rendah. Hubungan ini disebut korelasi negatif karena kedua variabel mengalami
perubahan ke arah yang berlawanan, yakni dengan meningkatnya tingkat ketidak
hadiran, maka nilai siswa justru menurun.
Kedua variabel yang dibandingkan satu sama lain dalam korelasi
dapat dibedakan menjadi variabel independen dan variabel dependen. Sesuai
dengan namanya, variabel independen adalah variabel yang perubahannya cenderung
di luar kendali manusia. Sementara itu variabel dependen adalah variabel yang
dapat berubah sebagai akibat dari perubahan variabel indipenden. Hubungan ini
dapat dicontohkan dengan ilustrasi pertumbuhan tanaman dengan variabel sinar matahari
dan tinggi tanaman. Sinar matahari merupakan variabel independen karena
intensitas cahaya yang dihasilkan oleh matahari tidak dapat diatur oleh
manusia. Sedangkan tinggi tanaman merupakan variabel dependen karena perubahan
tinggi tanaman dipengaruhi langsung oleh intensitas cahaya matahari sebagai
variabel indipenden.[4]
Korelasi sebagai sebuah analisis memiliki berbagai jenis menurut
tingkatannya. Beberapa tingkatan korelasi yang telah dikenal selama ini antara
lain adalah korelasi sederhana, korelasi parsial, dan korelasi ganda. Berikut
ini adalah penjelasan dari masing-masing korelasi dan bagaimana cara menghitung
hubungan dari masing-masing korelasi tersebut.
Korelasi Sederhana merupakan suatu teknik statistik yang
dipergunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara 2 variabel dan juga untuk
dapat mengetahui bentuk hubungan keduanya dengan hasil yang bersifat
kuantitatif. Kekuatan hubungan antara 2 variabel yang dimaksud adalah apakah
hubungan tersebut erat, lemah, ataupun
tidak erat. Sedangkan bentuk hubungannya adalah apakah bentuk korelasinya
linear positifataupun linear negatif.
Di antara sekian banyak teknik-teknik pengukuran asosiasi, terdapat
dua teknik korelasi yang sangat populer sampai sekarang, yaitu Korelasi Pearson
Product Moment dan Korelasi Rank Spearman. Lalu apa perbedaan di antara
keduanya?
Korelasi Pearson Product Moment adalah korelasi yang digunakan
untuk data kontinu dan data diskrit. Korelasi pearson cocok digunakan untuk
statistik parametrik. Ketika data berjumlah besar dan memiliki ukuran parameter
seperti mean dan standar deviasi populasi.
Korelasi Pearson menghitung korelasi dengan menggunakan variasi
data. Keragaman data tersebut dapat menunjukkan korelasinya. Korelasi ini
menghitung data apa adanya, tidak membuat ranking atas data yang digunakan
seperti pada korelasi Rank Spearman. Ketika kita memiliki data numerik seperti
nilai tukar rupiah, data rasio keuangan, tingkat pertumbuhan ekonomi, data
berat badan dan contoh data numerik lainnya, maka Korelasi Pearson Product
Moment cocok digunakan.
Sebaliknya, Koefisien Korelasi Rank Spearman digunakan untuk data
diskrit dan kontinu namun untuk statistik nonparametrik. Koefisien korelasi
Rank Spearman lebih cocok untuk digunakan pada statistik nonparametrik.
Statistik nonparametrik adalah statistik yang digunakan ketika data tidak
memiliki informasi parameter, data tidak berdistribusi normal atau data diukur
dalam bentuk ranking. Berbeda dengan Korelasi Pearson, korelasi ini tidak
memerlukan asumsi normalitas, maka korelasi Rank Spearman cocok juga digunakan
untuk data dengan sampel kecil.
Korelasi Rank Spearman menghitung korelasi dengan menghitung ranking
data terlebih dahulu. Artinya korelasi dihitung berdasarkan orde data. Ketika
peneliti berhadapan dengan data kategorik seperti kategori pekerjaan, tingkat
pendidikan, kelompok usia, dan contoh data ketegorik lainnya, maka Korelasi
Rank Spearman cocok digunakan. Korelasi Rank Spearman pun cocok digunakan pada
kondisi dimana peneliti dihadapkan pada data numerik (kurs rupiah, rasio
keuangan, pertumbuhan ekonomi), namun peneliti tidak memiliki cukup banyak data
(data kurang dari 30).
Korelasi parsial adalah suatu metode pengukuran keeratan hubungan
(korelasi) antara variabel bebas dan variabel tak bebas dengan mengontrol salah
satu variabel bebas untuk melihat korelasi natural antara variabel yang tidak
terkontrol. Analisis korelasi parsial (partial correlation) melibatkan dua
variabel. Satu buah variabel yang dianggap berpengaruh akan dikendalikan atau
dibuat tetap (sebagai variabel kontrol).
Sebagai contoh misalnya kita akan meneliti hubungan variabel X2 dan
variabel bebas Y, denganX1 dikontrol (korelasi parsial). Disini variabel yang
dikontrol (X1) dikeluarkan atau dibuat konstan. Sehingga X2’ = X2 – (b2X1 + a2
) dan Y’ = Y – (b1 X1 +a1 ), tetapi nilai a dan b didapatkan dengan menggunakan
regresi linear. Setelah hasilnya diperoleh, kemudian dicari regresi X2‘ dengan
Y’ dimana : Y’ = b3X2’ +a3. Korelasi yang didapatkan dan sejalan dengan
model-model di atas dinamakan korelasi parsial X2 dan Y sedangkan X1 dibuat
konstan.
Nilai korelasi berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati
1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat. Sebaliknya, jika
nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai
positif menunjukkan hubungan searah (X naik, maka Y naik) sementara nilai
negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik, maka Y turun).
Data yang digunakan dalam korelasi parsial biasanya memiliki skala
interval atau rasio. Berikut adalah pedoman untuk memberikan interpretasi serta
analisis bagi koefisien korelasi menurut Sugiyono:
0.0
- 0,199 = sangat rendah
1.0
0,20 - 0,3999 = rendah
2.0
0,40 - 0,5999 = sedang
3.0
0,60 - 0,799 = kuat
4.0
0,80 - 1,000 = sangat kuat
Korelasi ganda adalah bentuk korelasi yang digunakan untuk melihat
hubungan antara tiga atau lebih variabel (dua atau lebih variabel independen dan
satu variabel dependent. Korelasi ganda berkaitan dengan interkorelasi
variabel-variabel independen sebagaimana korelasi mereka dengan variabel
dependen.
Korelasi ganda adalah suatu nilai yang memberikan kuatnya pengaruh
atau hubungan dua variabel atau lebih secara bersama-sama dengan variabel lain.
Korelasi ganda merupakan korelasi yang terdiri dari dua atau lebih variabel
bebas (X1,X2,…..Xn) serta satu variabel terikat (Y). Apabila perumusan
masalahnya terdiri dari tiga masalah, maka hubungan antara masing-masing
variabel dilakukan dengan cara perhitungan korelasi sederhana.
Korelasi ganda memiliki koefisien korelasi, yakni besar kecilnya
hubungan antara dua variabel yang dinyatakan dalam bilangan. Koefisien Korelasi
disimbolkan dengan huruf R. Besarnya Koefisien Korelasi adalah antara -1; 0;
dan +1.
Besarnya korelasi -1 adalah negatif sempurna yakni terdapat
hubungan di antara dua variabel atau lebih namun arahnya terbalik, +1 adalah
korelasi yang positif sempurna (sangat kuat) yakni adanya sebuah hubungan di
antara dua variabel atau lebih tersebut, sedangkan koefisien korelasi 0
dianggap tidak terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang diuji
sehingga dapat dikatakan tidak ada hubungan sama sekali.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Perpustakaan
dapat juga diartikan sebagai kumpulan informasi yang bersifat ilmu pengetahuan,
hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan kebutuhan hakiki manusia. Tujuan
perpustakaan terbagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Manfaat
Perpustakaan sekolah tampak bermanfaat apabila benar-benar memperlancar
pencapaian tujuan proses belajar mengajar di sekolah. Indikasi manfaat tersebut
tidak hanya berupa tinginya prestasi murid-murid, tetapi lebih jauh lagi, antar
lain adalah murid-murid mampu mencari, menemukan, menyaring dan menilai
informasi, murid-murid terbiasa belajar mandiri, murid-murid terlatih kearah
tanggung jawab, murid-murid selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan sebagainya.
2.
Kewirausahaan
adalah proses
mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Ciri
watak seorang Wirausaha yang handal dan mampu menjalankan roda perusahaan yang
ia miliki harus mempunyai kharakteristik yang tertentu mulai dari sikap dan
perilaku. Langakah dalam berwirausaha adalah mengenali peluang usaha, fokus dalam
bidang usaha dan berani memulai.
3.
Korelasi dapat diartikan
sebagai hubungan. Namun ketika dikembangkan lebih jauh, korelasi tidak hanya
dapat dipahami sebatas pengertian tersebut. Korelasi merupakan salah satu
teknik analisis dalam statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara
dua variabel yang bersifat kuantitatif. Mcam – macam korelasi terbagi menjadi
dua : Korelasi Sederhana dan Korelasi Parsial
B.
Saran
Dari pembuatan
makalah ini banyak hal dan pihak-pihak yang membantu dalam pembuatan makalah
ini, untuk itu kami menyarankan :
1.
Kepada pihak
Ibu Dosen Lolitasari terimakasih atas tugas yang telah diberikan kepada kami
mahasiswa dan mahasiswi, dan ditingkatkan semangat nya dalam mengajar dan
mendidik kami.
2.
Kepada
Mahasiswa dan Mahasiswi agar membaca
makalah ini sebagai referensi dan rujukan dalam menunjang pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://pp.ktp.fip.unp.ac.id/?p=16 di akses pada tanggal 3 November
2016 pukul 20:00
2. Nurul, Silfia
Malinda Sifitika Anggraini, 2011 , “Jurnal Kewirausahaan”, https://fie0803.wordpress.com/2011/12/17/jurnal-kewirausahaan/ ,pdf, 17
Desember 2011
3. http://ciputrauceo.net/blog/2016/5/16/pengertian-korelasi-dan-macam-macam-korelasi diakses pada
tanggal 3 November 2016 pukul 20:15
[1] http://pp.ktp.fip.unp.ac.id/?p=16
di akses pada tanggal 3 November 2016 pukul 20:00
[2]
Ibid
[3]
Nurul, Silfia Malinda Sifitika Anggraini, 2011 , “Jurnal Kewirausahaan”, https://fie0803.wordpress.com/2011/12/17/jurnal-kewirausahaan/
,pdf, 17 Desember 2011
[4] http://ciputrauceo.net/blog/2016/5/16/pengertian-korelasi-dan-macam-macam-korelasi diakses pada tanggal 3 November
2016 pukul 20:15