Tuesday, June 9, 2020

MANAJEMEN PEMASARAN JASA PENDIDIKAN

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dewasa ini lingkungan pendidikan mengalami perubahan yang diistilahkan dengan globalisasi pendidikan sehingga berpengaruh pada Dinamika pola pendidikan yang begitu cepat dan silih berganti yang menjadikan persaingan antar sekolah semakin ketat, khusunya dalam menarik konsumen dan meningkatkan loyalitas pelanggan dalam bentuk pelayanan jasa. Menurut alma lembaga pendidikan yang menganut konsep marketing, tahu persis apa yang harus dilakukan[1]. Era globalisai manajemen pemasaran pada lembaga pendidikan dulunya dianggap tabu, ada anggapan yang berlaku pendidikan bukanlah suatu produk yang harus dipasarkan, karena lembaga pendidikan merupakan badan sosial tidak memerlukan pemasaran, akan tetapi pada era global ini pendidikan menjadi kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Karena itu lembaga pendidikan sekarang ini di tuntut memberikan layanan informasi, ketrampilan mengelola informasi, dan kerjasama dengan lembaga lain.artinya komersialisasi pendidikan bukan lsu dah menjadi rahasia umum dan tidak ditutupi lagi, sehingga dalam lembaga pendidikan  dalam meningkatkan mutu atau kualitasnya sudah menggunakan teori-teori bisnis. Lembaga pendidikan, bisnisnya bukan hanya sekedar mengajar siswa setiap hari sesuai jadwal kemudian melaksanakan ujian, lulus, habis perkara. Tetapi harus lebih jauh dari itu. Siswa harus merasa puas dengan layanan lembaga pendidikan mengenai banyak hal misalnya suasana belajar mengajar, ruang kelas yang bersih, taman yang asri, pendidik yang ramah, perpustakaan, laboratorium, lapangan olahraga, dan sebagainya harus siap melayani peserta didik.

Untuk mencapai Kepuasan pelanggan terhadap sekolah identik dengan pelayanan yang diberikan sekolah kepadanya. Lembaga pendidikan adalah sebuah kegiatan yang melayani konsumen, berupa murid, siswa, mahasiswa dan juga masyarakat umum yang sering dikenal sebagai “stakeholder”, lembaga pendidikan pada hakekatnya bertujuan memberi layanan sedangkan pihak yang dilayani ingin memperoleh kepuasan dari layanan tersebut mengingat mereka sudah membayar sesuai kebijakan lembaga pendidikan tersebut[2].

Wijaya menyatakan bahwa setiap sekolah harus selalu berusaha agar tetap hidup, berkembang, dan mampu bersaing. Jadi sekolah perlu menentukan dan menerapkan strategi atau cara, serta melakukan aktivitas pemasaran. Aktivitas pemasaran jasa pendidikan yang dilakukan sekolah dapat mengubah penilaian masyarakat terhadap kualitas sekolah dalam jangka panjang dan merupakan cara untuk membangun citra sekolah secara keseluruhan[3].

Namun Melihat fenomena saat ini, dan setelah peneliti melakukan banyak observasi  pada sekolah, banyak lembaga pendidikan yang kurang memperhatikan dalam mempersiapkan dan memaksimalkan strategi pemasaran jasa pendidikan yang efektif dan efisien.

Kondisi tersebut yang menyebabkan perlunya suatu sekolah mengenalkan pentingnya strategi pemasaran. Karena Setiap sekolah biasanya melakukan promosi masing masing untuk menarik perhatian para siswa agar menjatuhkan pilihan pada sekolah tersebut. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait : MANAJEMEN PEMASARAN JASA PENDIDIKAN DI SMA NUSANTARA PLUS

 

B.     Identifikasi masalah

Penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1.      Tidak memiliki struktural bidang kehumasan

2.      Kurang memanfaatkan media untuk pemasaran

3.      Kurangnya kepuasan murid dalam pembelajaran

 

C.    Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : “Bagaimana strategi pemasaran di SMA NUSANTARA PLUS”

 

D.    Manfaat dari Observasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai kajian ilmiah maupun langkah nyata dalam hal strategi pemasaran sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Adapun hasil penelitian ini berharap akan bermanfaat antara lain :

1.      Penulis, memberikan informasi dan menambah wawasan penulis terhadap strategi pemasaran jasa pendidikan di SMA NUSANTARA PLUS

2.      Sekolah, hasil penelitian diharapkan dapat memberi masukan mengenai strategi pemasaran

3.      Pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan menjadi refrensi untuk penelitian selanjutnya

 

E.     Sistematika penulisan

Penulis membuat sistematika penulis laporan observasi sebgai berikut :

 

1.      BAB 1 Pendahuluan yaitu terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, manfaat penelitian, sistematika penulisan

2.      BAB 2 Kajian Teori yaitu terdiri dari isi dari laporan observasi yang menjelaskan tentang materi yang dibahas

3.      BAB 3 Hasil observasi dan Pembahasan  yaitu terdiri dari data – data hasil observasi

4.      BAB 4 Penutup yaitu terdiri dari kesimpulan dan saran

5.      Daftar Pustaka yaitu terdiri dari sumber-sumber atau referensi yang dipakai penulis dalam menyusun laporan observasi

6.      Lampiran-lampiran yaitu terdiri dari dokumen-dokumen dan dokumentasi saat observasi dilakukan

BAB II

KAJIAN TEORI

A.    PengertianPemasaran Jasa Pendidikan

Menurut Thamrin dan Francis dalam buku manajemen pemasaran, pemasaran adalah, “suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain”.[4] Menurut Michael J. Baker dalam bukunya, pemasaran berarti pertukaran (marketing=exchange). Baker mendefinisikan marketing sebagai, “Marketing is a process of exchange between individuals and/or organisations which is concluded to the mutual benefit and satisfaction of the parties”.[5] Pemasaran adalah proses pertukaran antara individu-individu dan/atau organisasi-organisasi untuk saling menguntungkan dan menciptakan kepuasan.

Sedangkan pemasaran menurut Kotler yang dikutip oleh Muhaimin, dkk pemasaran adalah, “usaha/kegiatan yang menyalurkan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan konsumen melalui proses pertukaran”.[6] Menurut William J. Stanton yang dikutip oleh Daryanto dalam bukunya sari kuliah manajemen pemasaran, pemasaran adalah, “keseluruhan intern yang bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli baik pembeli yang ada maupun pembeli potensial”.[7]

Menurut Philip dan Duncan dalam buku Daryanto, pemasaran meliputi semua langkah yang digunakan atau diperlukan untuk menempatkan barang-barang berwujud kepada konsumen. Sedangkan menurut American Marketing Association, pemasaran meliputi pelaksanaan kegiatan usaha niaga yang diarahkan pada arus aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.[8]

Dari berbagai pengertian diatas, secara garis besar pemasaran adalah serangkaian kegiatan atau usaha untuk menyalurkan barang/ jasa kepada perorangan atau kelompok agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.

Kolter dan Keller dalam bukunya mendefinisikan jasa/layanan (service) sebagai, “semua tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun”.[9] Jasa mempunyai empat karakteristik berbeda yang sangat mempengaruhi desain program pemasaran: tak berwujud (intangibility), tak terpisahkan (inserparability), bervariasi (variability), dan tak musnah (perishability).[10]

Sedangkan pengertian pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas yaitu, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.”[11]

Menurut Rusdiana dalam bukunya, pendidikan sebagai produk jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud, tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang diproses dengan menggunakan atau tidak menggunakan bantuan produk fisik, yaitu proses yang terjadi merupakan interaksi antara penyedia jasa dan pengguna jasa yang mempunyai sifat tidak mengakibatkan perpindahan hak atau kepemilikan”.[12] Selanjutnya Stanton memberikan definisi jasa adalah service are identifiable, intangible activities that are the main object of a transaction designed to provide want-satisfaction to customers.[13] Yang berarti bahwa jasa diidentifikasi sebagai kegiatan tidak berwujud yang merupakan obyek utama dari transaksi yang dirancang untuk menyediakan keinginan atau kepuasan kepada pelanggan.

Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pada konteks pendidikan sebagai produk jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud akan tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang diproses dengan menggunakan atau tidak menggunakan bantuan produk fisik dimana proses yang terjadi merupakan interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa yang mempunyai sifat yang tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan.

Dalam konteks sekolah/madrasah pemasaran didefinisikan sebagai, “suatu pengolahan yang sistematis dari pertukaran nilai-nilai yang sengaja dilakukan untuk mempromosikan misi-misi sekolah/ madrasah berdasarkan pemuasan kebutuhan nyata baik itu untuk stakeholder ataupun masyarakat sosial pada umumnya”.[14] Pemasaran dalam konteks jasa pendidikan adalah, “sebuah proses sosial dan manajerial untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan (creation) penawaran, pertukaran produk yang bernilai dengan pihak lain dalam bidang pendidikan”.[15]

Menurut Alma dalam bukunya, Marketing jasa pendidikan adalah, “kegiatan lembaga pendidikan memberikan layanan atau menyampaikan jasa pendidikan kepada konsumen dengan cara yang memuaskan”.[16] Fungsi pemasaran di lembaga pendidikan adalah untuk membentuk citra baik terhadap lembaga dan menarik minat sejumlah calon siswa. Oleh karena itu, pemasaran harus berorientasi kepada pelanggan yang dalam konteks sekolah/madrasah disebut siswa.[17]

Etika pemasaran dalam dunia pendidikan adalah menawarkan mutu layanan intelektual dan pembentuk watak secara menyeluruh, karena pendidikan bersifat lebih kompleks, yang dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Hasil pendidikannya mengacu jauh ke depan, membina kehidupan warga negara, generasi penerus ilmuwan di masa depan.[18]

Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran jasa pendidikan adalah suatu proses menejerial yang melaksanakan aktifitas pertukaran layanan intelektual untuk memenuhi kebutuhan pelanggan pendidikan (siswa) sehingga memuaskan pelanggan.

 

B.     StrategiPemasaran Jasa Pendidikan

Strategi pemasaran jasa pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi sekolah dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari visi sekolah tersebut. Sedangkan strategi adalah pola alokasi sumber daya yang memungkinkan organisasi-organisasi dapat mempertahankan kinerjanya. (Grant, 2008:10) dalam buku Nanang Fattah Strategi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan rencana mengenai penggunaan sumber daya-sumber daya untuk menciptakan suatu posisi menguntungkan. Dengan kata lain, manajamen strategis terlibat dengan pengembangan dan implementasi strategi-strategi dalam kerangka pengembangan keunggulan bersaing.[19]

Langkah-langkah strategis pemasaran jasa pendidikan di lembaga pendidikan:

1.      Identifikasi Pasar

Yakni mengidentifikasi dan menganalisis pasar untuk mengetahui kondisi dan ekspektasi pasar termasuk atribut-atribut pendidikan yang menjadi kepentingan konsumen pendidikan. Dalam  hal ini sesungguhnnya madrasah memiliki potensi yang tinggi dalam upaya ikut mencerdaskan bangsa dan mensukseskan program wajib belajar nasional.

2.      SegmentasiPasar dan Positioning

Segmentasi pasar membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang dibedakan  menjadi  kelompok  pembeli, karakteristik, atau tingkah laku yang mungkin membutuhkan produk yang berbeda. Sedangkan positioning adalah karakteristik dan pembedaan produk yang nyata yang memudahkan konsumen untuk membedakan produk jasa antara satu lembaga dengan lembaga yang lain.

 

 

3.      DiferensiasiProduk

Melakukan diferensiasi merupakan cara yang efektif dalam mencari perhatian pasar. Diferensiasi merupakan salah satu dari tiga strategi pemasaran sebagai strategi bersaing yaitu:

a.       Diferensiasi yakni melakukan penawaran yang berbeda dibandingkan penawaran competitor.

b.      Keunggulan  biaya  yakni  strategi  mengefisienkan  seluruh biaya produksi atau jasa sehingga bisa dijua lebih murah disbanding pesaing.

c.       Fokus yakni strategi menggarap satu target khusus.

d.      Komunikasi pemasaran

Sekolah sebagai lembaga ilmiah akan lebih elegan apabila bentuk-bentuk komunikasi disajikan dalam format ilmiah. Seperti menyelenggrakan kompetisi bidang studi, seminar, dan yang paling efektif adalah publikasi prestasi oleh media independen  seperti berita dalam media massa.

4.      Pelayanansekolah

Pelayanan sekolah terlihat sebagai apa yang diharapkan konsumen.  Kesenjangan  yang  sering  terjadi     adalah  adanya perbedaan persepsi kualitas maupun atribut jasa pendidikan. Ciri- ciri organisasi jasa yang baik:

a.       Memiliki konsep yang fokus pada konsumen

b.      Komitmen kualitas dari managemen puncak

c.       Penetapan standar yang tinggi

d.      Sistem yang memonitor kinerja jasa

e.       Sistem untuk memuaskan keluhan pelanggan

f.       Memuaskan karyawan sama dengan pelanggan.[20]

Ada lima langkah untuk mencapai ciri-ciri tersebut: keandalan, responsif, keyakinan, empati, dan wujud.[21] Pemasaran dalam konteks jasa pendidikan adalah sebuah proses sosial dan managerial untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaaan penawaran, pertukaran produkyang bernilai dengan pihak lain dalam bidang pendidikan. Etika  layanan pemasaran dalam dunia  pendidikan  adalah  menawarkan  mutu  layanan intelektual  dan pembentukkan  watak secara menyeluruh. Karena pendidikan  bersifat lebih kompleks, yang dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab, hasil pendidikannya mengacu jauh kedepan, membina kehidupan warga negara, generasi penerus di masa mendatang.

Lockhart (2005) menyebutkan lima faktor yang mendorong pemasaran jasa pendidikan di antaranya:

1.      Meningkatnya kompetisi

2.      Perubahan demografi

3.      Ketidakpercayaan masyarakat

4.      Penyelidikan media

5.      Keterbatasan sumber daya[22]

Pemasaran jasa pendidikan bukan merupakan kegiatan bisnis agar sekolah yang dikelola mendapat siswa, tetapi merupakan tanggungjawab penyelenggara pendidikan terhadap masyarakat luas tentang jasa pendidikan yang telah, sedang, dan akan dilakukannya.

Dalam pemasaran, kepuasan pelanggan merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan. Hal ini disebabkan karena pendidikan merupakan proses sirkuler yang saling mempengaruhi dan berkelanjutan. Hal tersebut dapat menjadi sinyal positif dalam peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan. Salah satu manfaat dalam pemasaran jasa pendidikan adalah terciptanya lingkungan belajar yang baik bagi seluruh siswa. Dalam pemasaran, kepuasan pelanggan yakni respons konsumen yang sudah  terpenuhi  keinginannya tentang  penggunaan  barang  atu jasa yang mereka pakai. Dalam pengukuran kepuasan pelanggan, Kotler mengemukakan beberapa cara di antaranya:

1.      Complaint and suggestion system  (sistem keluhan dan saran), informasi dari  keluhan  dan  saran ini  akan  dijadikan data dalam melakukan antisipasi dan pengembangan.

2.      Costumer satisfication  surveys  (survey kepuasan  pelanggan), tingkat keluhan konsumen dijadikan data dalam mengukur tentang kepuasan,

3.      Ghost shopping (pembeli  bayangan), dengan  mengirimkan orang untuk melakukan pembelian di perusahaan orang lain maupun di perusahaan sendiri untuk melihat jelas keunggulan dan kelemahan pelayanannya,

4.      Lost customer analysis (analisis pelanggan yang beralih), yaitu kontak yang dilakukan kepada pelanggan  yang telah beralih pada perusahaan lain untuk dilakukan perbaikan kinerja dalam meningkatkan kepuasan.[23]

 

C.    BauranPemasaran Jasa Pendidikan Mengacu pada 7P

Dalam pemasaran pendidikan, sangat dibutuhkan  adanya bauran pemasaran dalam pendidikan. Bauran pemasaran dalam konteks pendidikan adalah unsur-unsur yang sangat penting dan dapat dipadukan sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan strategi pemasaran yang dapat  digunakan untuk  memenangkan  persaingan. Bauran pemasaran merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas   berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses.

Bauran pemasaran terdiri dari 7P yaitu product,  price, place, promotion, people,  physical  evidence,  process. Berikut  adalah  penjabaran dari  tujuh prinsip bauran tersebut, yaitu:

1.      Product (produk)

Kotler dalam bukunya mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk dengan kata lain adalah keseluruhan objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai kepada konsumen.[24]

Dalam konteks jasa pendidikan, produk adalah jasa yang ditawarkan kepada pelanggan berupa reputasi, prospek dan variasi pilihan. Lembaga pendidikan  yang  mampu  memenangkan  persaingan  jasa pendidikan adalah yang dapat menawarkan reputasi, prospek, mutu pendidikan yang baik, prospek dan peluang yang cerah bagi para siswa untuk menentukan pilihan-pilihan yang diinginkannya. Sedangkan kompetensi lulusan adalah  yang  kualifikasi kemampuan  lulusan  yang  mencakup  sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.

 

2.      Price (harga)

Price  (harga) adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk. Harga dalam konteks jasa pendidikan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan jasa pendidikan yang ditawarkan. Elemen harga pendidikan dipertimbangkan mengenai penetapan harga SPP, investasi bangunan, laboratorium dan lain-lain.[25]

 

3.      Place (lokasi)

Lokasi berarti berhubungan dengan dimana perusahaan jasa harus bermarkas dan  melakukan aktivitas kegiatannya. Dalam  konteks jasa pendidikan madrasah place adalah lokasi sekolah berada. Lokasi sekolah sedikit banyak menjadi prefensi calon pelanggan dalam menentukan pilihannya. Lokasi yang strategis, nyaman dan mudah dijangkau akan menjadi daya tarik tersendiri.[26]

 

4.      Promotion (promosi)

Promosi  adalah  kegiatan  mengkomunikasikan  penjualan produk dipasaran  yang  berhubungan  langsung  dengan  masyarakat. Promosi bertujuan untuk memberikan informasi dan meyakinkan konsumen akan manfaat produk yang dihasilkan. Kegiatan promosi yang dapat dilakukan adalah dengan cara advertising melalui media TV, radio, surat kabar, buletin, dan lain-lain. Promosi penjualan juga dapat dilakukakan melalui pameran pendidikan, bazar pendidikan dan investasi, melakukan kontak langsung dengan siswa dan juga melakukan kegiatan hubungan dengan masyarakat.[27]

 

5.      People (orang)

People dalam konteks pendidikan adalah orang-orang yang terlibat dalam  proses penyamaian jasa pendidikan  seperti tata  usaha, kepala sekolah, guru dan karyawan. Sumber daya pendidik dan kependidikan ini sangat penting bahkan menjadi ujung tombak dalam proses pemberian layanan pendidikan kepada para siswa dalam lembaga madrasah.[28]

 

6.      Physical Evendence (bukti fisik)

Physical evidence  (bukti fisik) adalah lingkungan fisik tempat jasa diciptakan dan langsung berinteraksi dengan konsumennya.  Terdapat dua macam bukti fisik yakni, pertama merupakan keputusan-keputusan yang dibuat oleh pemberi jasa mengenai desain dan tata letak gedung seperti desain kelas, gedung sekolah, perpustakaan, lapangan olahraga dan lain-lain.

Kedua, bukti pendukung merupakan nilai tambah yang bila berdiri sendiri tidak akan berdiri sendiri dan memiliki peran yang sangat penting dalam proses jasa seperti raport, catatan siswa dan lain-lain.[29]

 

7.      Process (proses)


Proses adalah prosedur atau mekanisme dalam rangkaian aktivitas untuk menyampaikan jasa dari produsen ke konsumen. Dalam konteks jasa pendidikan proses adalah proses pendidikan yang mendukung terselanggaranya proses kegiatan belajar mengajar guna  terbentuknya produk/lulusan yang diinginkan.[30]

 

 

BAB III

HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

A.    Gambaran Objek Penelitian

1.      Profil Sekolah

Nama Sekolah                   : SMA Nusantara Plus

NSS                                   : 302286304061

NPSN                                : 69774778

Status Akreditasi              : A

Nomor Akreditasi             : 74/ BAP – S/M-SK/XI/2014

Tanggal Akreditasi            : 2 November 2014

Alamat Sekolah                 : Jl. Tarumanegara Dalam No. 1 Pisangan, Ciputat Timur

  Telp. 021_74707222, FAX. 021-74710824

SK Pendirian Sekolah       :

Nomor                               : 421.3/1728-Dispend/2011

Tanggal                             : 26 Juli 2011

Kepala Sekolah                 : H. Abdul Kholik, S. Pd. I, MM.Pd

NIP                                   : -

SK yang mengangkat        : Dr. H. Alimudin Al-Murtala, MM, M.Pd

Nomor SK                         : 800/2796-PTK/2012

Tanggal SK                       : 15 Oktober 2012

Nama Yayasan                  : Yayasan Aldiana Nusantara

Nama Ketua Yayasan       : Dra. Hj. Rosdiana, SE, MM

Alamat Sekolah                 : Jl. Tarumanegara Dalam No. 1 Pisangan, Ciputat Timur

  Telp. 021_74707222, FAX. 021-74710824

Ketua Komite Sekolah      : Drs. H. Hudori Ma’arief, M.Pd

No.SK/Tanggal SK           : 0905/SMA-NP/P/VI/2012

 

2.      Visi, Misi dan Tujuan SMA Nusantara Plus

a.       Visi

Mewujudkan generasi harapan setiap orang tua bangsa dan Negara dalam rangka menyongsong era globalisasi masa depan yang modern dan religious serta berakhlakul karimah.[31]

 

b.      Misi

1)      Mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan ilmu agama yang bermoral religius

2)      Mengedepankan pendidikan agama dn budi pekerti dalam mewujudkan cita – cita bangsa yang berakhlak mulia

3)      Mendidik individu yang jujur berwawasan tinggi dan dapat dipertanggung jawabkan dan mampu mandiri[32]

4)      Setiap alumni dibekali sikap mental dan berkhlak yang mulia dan mampu bersaing dalam perguruan tinggi

 

c.       Tujuan

Pengurus Yayasan Aldiana Nusantara Sekolah Menengah Atas (SMA) Nusantara Plus dengan tujuan sebagai berikut :

1)      Turut bersama pemerintah dalam memajukan pendidikan nasional dengan membuka Sekolah Menengah Atas (SMA) Nusantara Plus

2)      Untuk meningkatkan kwalitas dan ilmu pengetahuan serta daya kreatifitas siswa sehingga mereka memiliki kemampuan sebagai bekal dalam memasuki perguruan tinggi setelah tamat nanti

3)      Memberikan contoh yang baik dan arahan kepada siswa ksususnya dan anggota masyarakat pada umumnya

4)      Membentuk pribadi yng mandiri, bertanggung jawab dan bertaqwa[33]

 

d.      Sarana dan Prasarana

1)      Gedung milik sendiri[34]

2)      Dokter sekolah (Klinik Sekolahku)

3)      Masjid dan ruang serbaguna

4)      Laboratorium

a)      Lab IPA

b)      Lab. Komputer

c)      Lab. Bahasa

5)      Perpustakaan

6)      Free Wifi

7)      Lapangan Olah Raga (Hall)

a)      Futsal

b)      Basket

c)      Badminton

8)      Kantin

9)      Lahan Parkir

10)  Studio Musik

11)  Ruang Bimbingan Konseling

 

B.     Pembahasan dan Analisis

1.      Pemahaman Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan

Ibu Lulu Febriyani, SE. MM selaku wakasek bidang kurikulum berkata bahwa setiap tahun selalu ada proses memasarkan yaitu memberikan informasi kepada masyarakat tentang pendidikan yang akan kita berikan kepada calon pelanggan,karena ini adalah pemasaran dalam konteks pendidikan maka tujuanya bukan untuk mencari laba yang besar tetapi lebih kepada menginformasikan khalayak sasaran.[35]

2.      Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan di SMA NUSANTARA PLUS

SMA NUSANTARA PLUS termasuk sekolah yang memiliki siswa terbanyak peringkat kedua seindonesia ucap ibu Lulu Febiyani, SE. MM wakasek bidang kurikulum yang kami wawancara, maka terkait dengan analisis pemasaran dari segi lingkungan, pelanggan, sekolah lebih melihat  pada kebutuhan masyarakat sehingga bisa mengambil kebijakan tanpa membebabankan pelanggan baik dalam hal biaya dsb.[36] Jika dalam analisis pesaing, dilihat dari kacamata ekonomi semua adalah pesaing, dalam pendidikan pun juga bersaing dengan sekolah-sekolah  lain namun setiap  sekolah mempunyai target yang berbeda tergantung visi dan misi yang mereka tetapkan  karena tidak semua sekolah berorientasi pada kuantitas tapi kualitas. Sehingga menjadi streng dan opportunity bagi sekolah yang lebih mementingkan kuantitas dan diiringi dengan kualitas.

 

3.      Pihak-pihak yang terlibat dalam pemasaran jasa pendidikan

Biasanya sekolah melakukan  perencanaan  rapat untuk target pemasaran sekolah setiap akan menghadapi tahun ajaran baru yaitu penerimaan siswa, yang terlibat dalam perencanaan ini yaitu Yayasan, kepala sekolah, dan pembina sedangkan pihak yang terlibat dalam kegiatan pemasaran yaitu semua yang mempunyai peran masing-masing terkait pemasaran sekolah, baik guru, karyawan, pimpinan.

a.       Pimpinan

Memberi pelayanan dalam ranah kepemimpinan yang baik dan menentukan kebijakan-kebijakan.

b.      Guru

Memberikan pelayanan dengan memberikan kesan mengajar yang baik dan memuaskan bahkan terkadang guru memberikan waktu luang untuk murid yang kurang dalam memahami pelajaran untuk dibina secara personil diluar jam pelajaran secara face to face

c.       Karyawan / tenaga pendidik

Mengerjakan tugas dengan profesional dan melayani dengan baik sehingga tercipta kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan. Dengan kesan dan kepuasan yang baik itulah pelanggan akan mempengaruhi saudara, tetangga, bahkan masyarakat luas untuk memilih sekolah tersebut.[37]

 

 

4.      Program-program sekolah dalam implementasi pemasaran jasa pendidikan

Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang diberikan tugas untuk mewujdkan tujuan pendidikan nasional harus menjalankan perannya dengan baik. Dalam menjalankan peran sebagai lembaga pendidikan ini, sekolah harus dikelola dengan baik agar dapat mewujudkan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dengan optimal. Oleh sebab itu sekolah dalam memberikan tanggung jawab serta pengimplementasian pemasaran jasa pendidikan perlu mengucapayakn program- program yang sesuai dengan tujuan sekolah.

Program merupakan implementasi dari visi, misi dan tujuan. Program yang dimaksudkan dalam point ini adalah program- program untuk pemasaran jasa pendidikan sekolah. Tidak jauh berbeda dengan sekolah- sekolah pada umumnya, SMA Nusantara Plus sebagaimana yang diungkapkan oleh Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, menjelaskan bahwa untuk memasarkan sekolahnya, sekolah memiliki program- program yang mengarah dan bertujuan pada pemasaran jasa pendidikan.

Perumusan program kerja sekolah tersebut tentunya berdasarkan atas perumusan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan.[38] Program- program tersebut diantara lain adalah sebagai berikut:

a.       Perlombaan Olahraga tingkat SMP se Tangsel

Program ini merupakan kegiatan sekolah mengundang sekolah- sekolah tingkat SMP dan sederajat untuk melaksanakan perlombaan olahraga dan ajang silaturahim se- Kota Tanggerang Selatan. Muatan lain dari kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan lingkungan dan budaya sekolah kepada siswa- siswa SMP agar berminat melanjutnya sekolah ke SMA Nusantara Plus.

b.      Sosialisasi PPDB

Program ini dinamakan Sosialisasi Penerimaan Peserta Didik Baru yang dilakukan oleh tim sekolah yang terdiri atas Karyawan, Guru dan Siswa yang disebar ke sekolah- sekolah SMP se derajat yang tidak jauh dari lingkungan SMA Nusantara Plus.

c.       Penerimaan ber gelombang

Maksud dari program ini, sekolah sudah jauh- jauh hari menerima pendaftaran dengan mekanisme gelombang I, II dan III dengan tujuan menyaring siswa yang betul- betul berprestasi kemudian memberikan reward bagi pendaftar pertama, sehingga peserta didik antusias dan tertarik  untuk daftar ke SMA Nusantara Plus.

d.      Bazar

Bazar merupakan salah satu program social yang diantara tujuannya untuk menarik simpati masyarakat agar mau menyekolahkan putra putrinya ke sekolah Nusantara. Program bazar ini terdiri dari berbagai macam kebutuhan sehari- hari sampai makanan dan jajanan khas Nusantara.

e.       Mengikuti berbagai macam perlombaan

SMA Nusantara Plus dalam memasarkan sekolahnya, juga menjadikan prestasi yang dimiliki sebagai bentuk nilai jual sekolah tersebut, sehingga sekolah SMA Nusantara Plus dalam berbagai macam perlombaan selalu mengirimkan delegasi dengan harapan bisa menjadi juara dan dapat diinformasikan ke masyarakat umum.

 

5.      Prinsip-prinsip dalam penentuan merek jasa pendidikan

Merek yang baik sangat diperlukan bagi pemasaran. Untuk membentuk merek yang kuat sekolah harus menentukan beberapa acuan sehingga mereka bisa memilih merek yang benar-benar bisa bersaing di pasaran nantinya. Menentukan prinsip- prinsip merek merupakan suatu upaya dari sekolah untuk membangun merek yang baik agar sekolah tersebut mampu bersaing di pasaran.

SMA Nusantara Plus sebagaimana disampaikan oleh Kepala Sekolah H. Abdul Kholil M, Pd menjelaskan bahwa sekolah SMA Nusantara Plus menggabungkan 2 segmen, yaitu segmen kebangsaan dan segmen keagamaan. Nama Nusantara sendiri menggambarkan bahwa sekolah ini merupakan sekolah yang menjunjung nilai- nilai ke- Indonesiaan yang perlu dijaga dan diterapkan dalam pendidikan, sementara Plusnya sendiri bermakna bahwa sekolah SMA Nusantara  Plus ini menambahkan kegiatan dan program- programnya dalam bentuk keagamaan sehingga diharapkan setiap lulusannya memiliki budi pekerti yang baik dan berwawasan secara islami.[39]

Sumber: smanusantaraplus.sch

Ada yang menarik ketika kami menanyakan makna dari logo SMA Nusantara Plus, Bapak Kepala Sekolah tidak dapat menjelaskan secara pasti maksud dari logo tersebut, beliau menyampaikan bahwa logo tersebut merupakan hasil karya pendiri yayasan tersebut dan tidak ada penjelasan secara pasti yang beliau dengar terkait logo tersebut.

6.      Penetapan harga jasa pendidikan

a.       Prinsip-prinsip yang dilakukan dalam menetapkan harga jasa pendidikan

Sumber dana yang didapatkan oleh pihak SMA Nusantara Plus merupakan bersumber dari SPP (Sumbangan Pembiayaan Pendidikan), Pembelajaran Quiper, dana BOS (Biaya Operasional Sekolah), dan dana dari Yayasan (Sentral). Dan untuk ketetapan biaya SPP ini dirumuskan oleh pihak Yayasan dan Kepala Sekolah. Untuk biaya SPP SMA Nusantara Plus  Rp 270.000/bulan. Di SMA Nusantara Plus ini juga belum memiliki sebuah stimulus untuk wali murid dengan katagori ekonomi tinggi, seperti belum adanya pengkatagorian penghasilan orangtua. Semua biaya dipukul rata, baik itu wali murid dengan ekonomi tinggi, menengah, ataupun rendah.  [40]

a.       Kebijakan–kebijakan dalam pembiayaan jasa pendidikan

Kebijakan dalam pembiayaan jasa pendidikan dengan uang pangkal sebesar Rp 5.000.000  diawal masuk sekolah dan SPP sebesar Rp270.0000/bulan ini, terkadang masih banyak siswa yang menunggak biaya SPP. Adpun kebijakan–kebijakan yang diberikan oleh Sekolah untuk siswa yang menunggak, yaitu:

1)      Memberikan dispensasi waktu pembayaran bagi siswa

2)      Memberikan dispensasi ujian tahap kedua bagi siswa yang menunggak, karena bagi siswa yang belum membayar SPP tidak boleh mengikuti ujian, baik Ujian Tengan Semester ataupun Ujian Akhir Sekolah. [41]

7.      Strategi promosi dan periklanan jasa pendidikan

Persaingan di dunia pendidikan tidak dapat terelakkan lagi, banyak lembaga pendidikan yang ditinggalkan oleh pelanggannya sehingga dalam beberapa tahun ini banyak terjadi merger dari beberapa lembaga pendidikan. Kemampuan administrator untuk memahami pemasaran pendidikan menjadi prasyarat dalam mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan lembaganya. Dan promosi adalah suatu komunikasi dari penyedia jasa dan pelanggan yang berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pelanggan, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut. Kemudian periklanan yang dimaksud disini adalah sebuat penyebaran informasi menggunakan media dengan tujuan agar pelanggan dapat mengetahui dan tertarik terhadap informasi yang disampaikan pada media tersebut.[42]

Agar Promosi dan Periklanan jasa pendidikan dapat maksimal dan efektif efesien, maka diperlukan strategi terkait hal ini. SMA Nusantara Plus sebagai lembaga pendidikan dalam promosi dan periklanannya menggunakan berbagai macam jenis promosi dan periklanan sebagai salah satu strategi mendapatkan pelanggan. Strategi promosi dan periklanan yang di lakukan SMA Nusantara Plus sebagai berikut:

 

 

 

a.       Penyebaran Brosur

Penggunaan brosur untuk mensosialisasikan profil sekolah selalu digunakan diskeolah- sekolah pada umumnya, tak ketinggalan SMA Nusantara Plus pun menggunakan.

b.      Pengiklanan di Media Sosial

Dizaman sekarang, peran media social juga sangat mempengaruhi dan membantu sekolah dalam mengiklankan sekolahnya, facebook dan Instagram merupakan salah satu media social yang digunakan oleh SMA Nusantara Plus dalam mempromosikan dan mengiklankan sekolahnya

c.       Kegiatan Pensi dan mengundang artis nasional

Satu kali dalam setahun SMA Nusantara Plus mengadakan pensi dan mengundang artis nasional untuk menarik masa sebanyak banyaknya guna menyampakan promosi pula

d.      Memgekpos kegiatan sekolah ke Media Cetak

Promosi dan Pengiklanan yang dibangun disekolah ini, selain sifatnya langsung mengarah pada promosi dan pengiklanan, SMA Nusantara Plus pun menggunakan pendekatan tidak langsung salah satunya menyampaikan berita positif sekolahnya melalui media cetak (Koran dan Majalah).

 

8.      SDM jasa pendidikan

a.       Tenaga pendidik dan kependidikan

1)      Sistem perekrutan

Sistem perekrutan tenaga pendidikan dan kependidikan yang terdapat di SMA Nusantara ini sebenernya tidak diadakan pada tanggal-tanggal tertentu, dan bisa dilakukan terbuka kapan saja. Karena di SMA Nusantara Plus membuka lowongan mengajar kapan saja. Apabila sekolah tersebut belum membutuhkan tenaga pendidik baru, maka data si pelamar akan tetap disimpan dan apabila sekolah tersebut membutuhkannya maka data tersebut akan dicari dan si pelamar akan dipertimbangkan surat lamarannya berdasarkan kualifikasi ataupun persyaratan yang sudah menjadi standar di SMA Nusantara Plus.

Calon pelamar tenaga pendidik harus memiliki kualifikasi minimal berpendidikan terakhir Strata-1 dan sesuai dengan study yang diampu  Dan untuk karyawan minimal berpendidikan terakhir SMA.[43]

 

 

2)      Pembinaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Dalam membina tenaga pendidik dan pendidikan sekolah akan mendorong guru untuk mengikuti sebuah pelatihan dan seminar yang dimana kegiatan tersebut untuk meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan di SMA Nusantara Plus

b.      Siswa

1)      Sistem Perekrutan

Sistem perekrutan terhadap siswa dilakukan dengan melakukan pembukaan pendaftaran pada tahun ajaran baru, pendaftaran dilakukan dalam beberapa gelombang. Setelah melakukan pendaftaran, siswa akan melakukan tes dimana tes yang akan diujikan adalah tes akademik, tes membaca Al-Qur’an dan tes psikotes yang nantinya tes tersebut akan dijadikan sebagai penilaian apakah siswa tersebut masuk kedalam jurusan MIPA atau jurusan SOSIAL.[44]

2)      Pembinaan siswa

Di SMA Nusantara Plus merupakan sekolah swasta yang memiliki nilai plus yaitu mengutamakan Iman dan Taqwa. Pembinaan iman dan taqwa yang dilakukan adalah dengan mengajarkan siswa berupa mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), Fiqih dan Bahasa Arab yang dimasukkan dalam Muatan Lokal. Dari mata pelajaran tersebut akan memberikan pembinaan kepada siswa secara tidak langsung namun siswa akan merasakan hasil dari pembelajaran tersebut.

BAB IV

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Jika dilihat dari hasil observasi uang didapatkan, terdapat beberapa poin yang dapat disimpulkan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan di SMA Nusantara Plus bahwa strategi pemasaran yang ditekankan adalah dengan melakukan sebuah sistem pengajaran yang memang secara langsung dirasakan oleh siswa. Dari pengalaman siswa tersebut secara tidak langung merupakan sebuah ajang promosi untuk mempromosikan SMA Nusantara Plus. Promosi yang sering dilakukan adalah dengan Mouth to Mouth (Mulut ke Mulut), hal ini diketahui dari setiap siswa yang diwawancara pada saat pendaftaran.

B.     Saran

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan diatas, dapat diberikan saran-saran untuk meningkatkan kualitas pemasaran di SMA Nusantara Plus, agar SMA Nusantara Plus memiliki citra yang baik dimata masyarakat, sehingga masyarakat berminat untuk mendaftarkan anaknya untuk mendaftar di SMA Nusantara Plus, yaitu:

1.      Berdasarkan kesimpulan diatas, bahwa salah satu startegi yang dilakukan SMA Nusantara Plus untuk melakukan promosi adalah dengan menggunakan sistem pengajaran yang diberikan kepada siswa, namun menurut siswa system pengajaran yang diberikan oleh guru belum sepenuhnya baik karena terkadang masih ada guru yang tidak masuk dalam pelajaran. Kalau masih menekankan strategi ini sebaiknya harus lebih diperhatikan pada guru-guru yang memberikan pembelajaran kepada siswa. Sehingga siswa akan dengan mudah untuk mempromosikan melalui output nantinya.

2.      Promosi mouth to mouth memang merupakan cara yang dapat dikatakan cukup efektif, namun selain menggunakan cara promosi ini perlu adanya cara promosi lain untuk menguatkan atau menunjang mouth to mouth ini, karena tidak selama cara ini akan berjalan dengan efektif.

 

DAFTAR PUSTAKA

Jamal Ma’mur Asmani. 2015. Manajemen Efektif Marketing Sekolah Pertama. Yogyakarta: DIVA Press

Wijaya David. 2008. Pemasaran Jasa Pendidikan sebagai Upaya untuk meningkatkan Daya Saing Sekolah : Jurnal Pendidikan Penabur. Jakarta : BPK Penabur

Wijaya David. 2012.  Pemasaran Jasa Pendidikan. Jakarta: Salemba Empat

 



[1] Alma, B. Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. (Bandung: Alfabeta.2003) Hal.49

[2] Alma, B., dan Hurriyati, R. Manajemen Corporate & Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan. (Bandung: Alfabeta.2009) Hal.30

[3] Wijaya, D. 2012. Pemasaran Jasa Pendidikan (Mengapa sekolah memerlukan marketing). Jakarta: Salemba Empat.

[4] Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 14

[5] Michael J. Baker, etc, Marketing Theory and Practice, (London: Macmillan Education Ltd, 1987), hlm. 4

[6] Muhaimin, dkk, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 97

[7] Daryanto, Sari Kuliah Manajemen Pemasaran, (Bandung: Satu Nusa, 2011), hlm. 83- 84.

[8] Ibid, hlm. 83- 84.

[9] Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran Jilid 2,Terj. Bob Sabran, (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm. 36

[10] Ibid, hlm. 39

[11] Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 Ayat 1

[12] Rusdiana, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), hlm. 263

[13] Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Op Cit, hlm. 537

[14] Muhaimin, dkk, Op Cit, hlm 98

[15] Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah, (Bandung: Pustaka Educa, 2010), hlm. 263- 264.

[16] Buchari Alma, dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Fokus pada Mutu dan Layanan Prima, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 31

[17] Muhaimin, dkk, Op Cit, hlm 101

[18] Ara Hidayat dan Imam Machali, Op Cit, hlm. 263- 264

[19] Nanang Fattah, Manajemen Stratejik Berbasis Nilai, Jakarta, 2016, hlm 5

[20] Afidatun Khasanah “Pemasaran jasa pendidikan sebagai strategi peningkatan mutu di sd alam baturraden” Jurnal pendidikan vol 8 no 2, 2015, hlm. 176

[21]Imam Machali dan Ara Hidayat. The Handbook of Education Management. (Yogyakarta: Magister Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2015) hlm. 414-120

[22] Wijaya, David. Pemasaran  Jasa Pendidikan. (Jakarta: Salemba Empat, 2012) hlm. 2

[23] Ibid. hlm 15

[24] Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Op Cit, hlm. 448

[25] Imam dan Ara Hidayat. The Handbook of Education Management. (Yogyakarta: Magister Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga 2015) hlm. 408

[26] Ibid, hlm. 408

[27] Ibid, hlm. 409

[28] Ibid, hlm. 410

[29] Ibid, hlm. 411

[30] Ibid, hlm. 412

[31] Sumber Data Tata Usaha SMA NUSANTARA PLUS, tanggal 9 Mei 2018 pukul 11.00 WIB

[32] Sumber Data Tata Usaha SMA NUSANTARA PLUS, tanggal 9 Mei 2018 pukul 11.01 WIB

[33] Sumber Data Tata Usaha SMA NUSANTARA PLUS, tanggal 9 Mei 2018 pukul 11.02 WIB

[34] Brosur SMA NUSANTARA PLUS, tanggal 12 Mei 2018 pukul 16.00 WIB

[35] Wawancara dengan Ibu Lulu Febriany, SE. MM, selaku Wakasek Bidang Kurikulum SMA Nusantara Plus pada hari Rabu, 9 Mei 2018 pukul 10.26 WIB

[36] Wawancara dengan Ibu Lulu Febriany, SE. MM, selaku Wakasek Bidang Kurikulum SMA Nusantara Plus pada hari Rabu, 9 Mei 2018 pukul 10.27 WIB

[37] Wawancara dengan Ibu Lulu Febriany, SE. MM, selaku Wakasek Bidang Kurikulum SMA Nusantara Plus pada hari Rabu, 9 Mei 2018 pukul 10.28 WIB

[38] Wawancara dengan Ibu Lulu Febriany, SE. MM, selaku Wakasek Bidang Kurikulum SMA Nusantara Plus pada hari Rabu, 9 Mei 2018 pukul 10.29 WIB

[39] Wawancara dengan Ibu Lulu Febriany, SE. MM, selaku Wakasek Bidang Kurikulum SMA Nusantara Plus pada hari Rabu, 9 Mei 2018 pukul 10.30 WIB

[40] Wawancara dengan Ibu Lulu Febriany, SE. MM, selaku Wakasek Bidang Kurikulum SMA Nusantara Plus pada hari Rabu, 9 Mei 2018 pukul 10.31 WIB

[41] Wawancara dengan Ibu Lulu Febriany, SE. MM, ibid,  pukul 10.32 WIB

[42] Wawancara dengan Ibu Lulu Febriany, SE. MM, ibid,  pukul 10.33 WIB

[43] Wawancara dengan Ibu Lulu Febriany, SE. MM, ibid,  pukul 10.37 WIB

[44] Wawancara dengan Ibu Lulu Febriany, SE. MM, ibid,  pukul 10.40 WIB